Israel Disebut Keras Kepala, Hamas: Netanyahu Gagal Penuhi Tuntutan Palestina
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, Tel Aviv pada 24 Desember 2023. -- Hamas sebut proposal Israel tidak sesuai dengan tuntutan faksi Palestina. 
10:50
9 April 2024

Israel Disebut Keras Kepala, Hamas: Netanyahu Gagal Penuhi Tuntutan Palestina

Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan proposal Israel yang mereka terima dari mediator Qatar dan Mesir tidak memenuhi tuntutan faksi Palestina, Selasa (9/4/2024) pagi.

Namun, Hamas akan mempelajari proposal tersebut, yang mereka gambarkan sebagai tuntutan Israel yang keras kepala.

Hamas akan menyampaikan tanggapannya kepada para mediator setelah mempelajari proposal tersebut.

"Kami menolak proposal gencatan senjata Israel yang dibuat pada pembicaraan di Kairo," kata pejabat Hamas kepada Reuters, Senin (8/4/2024).

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan telah menetapkan tanggal untuk invasi Israel ke Rafah, tempat perlindungan terakhir Gaza bagi 1,4 juta pengungsi Palestina.

Negosiasi Hamas-Israel Belum Ada Kemajuan

Israel dan Hamas mengirim tim ke Mesir pada Minggu (7/4/2024) untuk melakukan pembicaraan yang melibatkan mediator Qatar dan Mesir serta Direktur CIA, William Burns.

Kehadiran Williams Burn menggarisbawahi meningkatnya tekanan dari sekutu utama Israel, AS, untuk mencapai kesepakatan yang akan membebaskan sandera Israel yang ditahan Hamas di Gaza dan memberikan bantuan kepada warga sipil Palestina.

Namun pejabat senior Hamas, Ali Baraka, mengatakan mereka menolak proposal terbaru Israel.

"Kami menolak usulan terbaru Israel yang diberitahukan pihak Mesir kepada kami. Politbiro bertemu hari ini dan memutuskan hal ini," kata Ali Baraka kepada Reuters, Selasa.

Pejabat Hamas lainnya sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai dalam negosiasi tersebut.

“Tidak ada perubahan dalam posisi pendudukan (Israel) dan oleh karena itu, tidak ada hal baru dalam perundingan di Kairo,” kata pejabat Hamas, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Reuters.

“Belum ada kemajuan," lanjutnya.

Netanyahu Setuju Tukar Tahanan, tapi Israel Tetap Invasi Rafah

Israel mengatakan mereka ingin mencapai kesepakatan pertukaran tahanan, namun Israel belum siap untuk mengakhiri serangan militer sebelum mereka menyerbu Rafah.

“Kami terus berupaya mencapai tujuan kami, yang pertama dan terpenting adalah pembebasan semua sandera kami dan mencapai kemenangan penuh atas Hamas,” kata Netanyahu, Senin.

“Kemenangan ini memerlukan masuknya ke Rafah dan penghapusan batalion Hamas di sana. Itu akan terjadi – ada tanggalnya," katanya, tanpa menyebutkan tanggalnya.

Sementara itu, Hamas menginginkan perjanjian untuk mengakhiri serangan militer Israel, mengeluarkan pasukan Israel dari Gaza dan memungkinkan para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah mereka dengan aman.

Rafah adalah tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang terpaksa mengungsi akibat pemboman Israel tanpa henti yang meratakan lingkungan tempat tinggal mereka.

Pemerintah dan organisasi asing telah mendesak Israel agar tidak menyerbu Rafah karena khawatir akan membunuh lebih banyak warga Palestina.

Jumlah Korban

Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.175 jiwa dan 75.886 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (7/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #israel #disebut #keras #kepala #hamas #netanyahu #gagal #penuhi #tuntutan #palestina

KOMENTAR