Takut Dibom Iran, Israel Larang Tentara Cuti, Minta IDF Siaga dan Matikan GPS
Tentara Israel berkumpul di sisi Israel di sepanjang wilayah perbatasan Gaza Israel di Israel selatan pada 12 Desember 2023. --- Israel mulai siaga setelah bunuh 2 jenderal Iran di Damaskus. 
21:20
4 April 2024

Takut Dibom Iran, Israel Larang Tentara Cuti, Minta IDF Siaga dan Matikan GPS

Surat kabar Israel, Walla, melaporkan Israel mulai siaga di sejumlah elemen karena takut akan tanggapan Iran setelah tentara Israel membunuh dua Jenderal Iran dan lima anggota Garda Revolusi Iran di konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4/2024).

Israel kini sedang mempertimbangkan untuk membuka tempat penampungan umum.

"Banyak otoritas lokal di Gush Dan, yaitu wilayah yang dikenal sebagai wilayah Greater Tel Aviv, “sedang mempertimbangkan untuk membuka tempat penampungan umum malam ini,” lapor Walla pada Kamis (4/4/2024), tanpa rincian lebih lanjut.

Selain itu, militer Israel kini menonaktifkan layanan pemetaan dan GPS di sejumlah wilayah sebagai salah satu antisipasi serangan Iran.

Sementara surat kabar Israel lainnya, Maariv, mengatakan Angkatan Udara Israel telah disiagakan karena kemungkinan reaksi Iran dalam waktu dekat.

Radio Tentara Israel membantah menargetkan gedung kedutaan Iran, dan mengklaim mereka hanya mengebom gedung di dekatnya, yang berfungsi sebagai markas militer Garda Revolusi.

Menurut media Israel, status kewaspadaan telah ditingkatkan di berbagai sistem di tentara Israel, sebagai bagian dari persiapan menghadapi kemungkinan serangan, karena pesawat tempur telah disiagakan, termasuk kesiapan mereka untuk melakukan operasi intersepsi.

IDF juga mengonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah berhenti memberikan izin kepada semua unit tempur pada hari ini, Kamis, sehingga mereka tidak bisa mengambil cuti.

Israel Matikan GPS di Sejumlah Wilayah

Sementara itu, koresponden Al-Arabi, Ahmed Darawsheh dari Yerusalem, melaporkan bahwa pemerintah Israel telah menonaktifkan layanan pemetaan dan GPS di sejumlah tempat di Israel.

Ahmed Darawsheh menegaskan bahwa ada status siaga yang meluas di Israel untuk mengantisipasi kemungkinan tanggapan Iran terhadap serangan terhadap kedutaan Iran di Damaskus, yang menurut Israel mungkin akan terjadi dalam waktu dekat.

Ahmed Darawsheh menjelaskan bahwa menonaktifkan GPS berarti Israel memperkirakan akan terjadi pemboman oleh Iran, baik dengan rudal presisi atau dengan drone yang mendasarkan pergerakan mereka pada sistem GPS.

“Menonaktifkan GPS di Israel tengah berarti ada perkiraan bahwa wilayah Tel Aviv mungkin akan dibom dari wilayah Iran untuk pertama kalinya dalam sejarahnya,” kata Ahmed Darawsheh, mengutip analis Israel.

Serangan yang dilancarkan Israel merupakan pelanggaran aturan interaksi antara Israel dan Iran karena langsung menyasar kedutaan Iran di Damaskus, Suriah.

Meski Israel membantah, Iran menganggap serangan Israel di Damaskus terjadi di wilayah yang resmi menjadi miliknya karena menargetkan kompleks kedutaan Iran.

Surat kabar Israel, Channel12, mengutip mantan kepala Divisi Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin, yang mengatakan Israel kemungkinan akan menghadapi serangan balasan Iran.

“Saya tidak akan terkejut jika Iran menembakkan rudal langsung ke Israel," kata Amos Yadlin, Kamis.

Ia menuduh Iran memerintahkan Hizbullah untuk menyerang Israel.

“Ada kemungkinan Hizbullah mendapat perintah untuk memulai perang pada hari Jumat terakhir bulan Ramadhan, tepatnya dua hari kemudian,” klaimnya.

Channel 12 mengindikasikan bahwa Israel memperkirakan bahwa Iran akan berusaha, melalui cabang-cabangnya di Timur Tengah, untuk menyerang Israel dari Yaman, Suriah dan Lebanon.

Israel Rekrut Tentara Cadangan ke Angkatan Udara

Sebelumnya pada Rabu (3/4/2024) malam, tentara Israel mengungkapkan bahwa mereka memutuskan, setelah mengevaluasi situasi keamanan, untuk mengintensifkan perekrutan cadangan di sistem pertahanan udara.

“Sebagai bagian dari penilaian situasi di IDF, diputuskan untuk memperkuat dan merekrut tentara cadangan ke sistem pertahanan udara," kata IDF dalam pernyataannya.

Reaksi ini menyusul ancaman Presiden Iran Ibrahim Raisi yang menekankan bahwa kejahatan Israel pasti tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan.

Sementara itu Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.037 jiwa dan 75.668 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (4/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #takut #dibom #iran #israel #larang #tentara #cuti #minta #siaga #matikan

KOMENTAR