Sandera di Gaza Memelas, Media Israel: Kami Telah Jadi Negara Paria, Brigade Golani Hancur-hancuran
Fokus media-media Israel ke topik tersebut terjadi setelah gerakan Jihad Islam Palestina (Palestine Islamic Jihad/PIJ) menerbitkan klip video tahanan Israel Sasha Turbanov.
Selain soal sandera, fokus pemberitaan media Israel juga menyoroti perkembangan meningkatnya pertempuran dengan Hizbullah di Lebanon selatan.
Dalam video tersebut, Turbanov memelas meminta tolong dengan mengatakan: “Saya ingin kembali ke rumah dengan selamat, dan ini hanya dapat dicapai dengan memberikan tekanan pada pemerintah. Tolong, jangan lupakan saya.”
Mengomentari video tersebut, koresponden urusan peradilan Channel 13 Israel, Baruch Kara, mengatakan, “Video tersebut mungkin dianggap oleh beberapa orang sebagai bagian dari perang psikologis, namun ini mencerminkan kenyataan tragis dari para tahanan yang kekurangan. kekurangan makanan, kurangnya layanan kesehatan, dan kondisi penahanan yang sulit.”
Alexander Turbanov (28), sandera Israel yang tampil dalam sebuah video berjudul “Pesan 01” yang dirilis oleh Brigade Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam (PIJ), pada Rabu (13/11/2024). (X/Telegram/Brigade Al-Quds)Kara menambahkan kalau tekanan militer Israel justru menyebabkan kematian sedikitnya 27 warga Israel yang diculik selama setahun terakhir.
Media Khaberni, yang mengulas pemberitaan ini menyebut kalau koresponden itu menggambarkan, kondisi sandera Israel tersebut menyiratkan kalau Israel kini berubah menjadi negara 'paria', rendahan.
"Dia juga menyatakan kalau tuntutan kemanusiaan yang terkandung dalam surat tahanan harus ditanggapi dengan serius," tulis laporan Khaberni, Sabtu (16/11/2024) merujuk pada isi surat para sandera yang sampai ke keluarga mereka di Israel.
Sementara itu, mantan ketua gerakan "Peace Now", Yariv Oppenheimer, menyatakan keprihatinannya tentang Israel yang berubah menjadi negara paria dengan latar belakang publikasi video di mana tentara Israel tampak membual tentang tindakan militer mereka di Gaza.
Oppenheimer berkata: "Ketika saya ingin tahu apa yang terjadi di Gaza, saya mengikuti akun Yanon Magal di Twitter. Penghancuran telah terjadi, penduduk (Gaza) menderita, dan tentara Israel jelas-jelas melanggar hukum."
Dia menambahkan, media Israel menghindari penyiaran gambar-gambar ini, "Namun dunia melihatnya, sehingga memperkuat anti-Semitisme di tingkat global."
Tentara Israel dari unit infanteri Golani berjalan keluar dari Jalur Gaza Palestina dekat Kibbutz Ein Hashlosha selama badai pasir setelah operasi di dalam Gaza, 17 Oktober 2007. (MENAHEM KAHANA / AFP)Brigade Golani Hancur-hancuran
Di sisi lain, media Israel berbicara tentang meningkatnya konfrontasi dengan Hizbullah di Lebanon selatan, di mana koresponden Channel 13 Israel, Roi Yenovsky menggambarkan terbunuhnya 7 tentara Israel sebagai akibat dari bentrokan berkepanjangan dengan orang-orang bersenjata selama operasi pembersihan sebuah gedung.
Ynovsky menyatakan bahwa Batalyon ke-52 Brigade Golani adalah bagian dari bentrokan tersebut, dan batalion tersebut menderita kerugian besar selama perang saat ini.
Sementara itu, analis militer Yossi Yehoshua membenarkan bahwa Brigade Golani telah kehilangan lebih dari 100 tentara sejak awal perang, yang mencerminkan besarnya kerugian yang dialami pasukan Israel di selatan.
Dalam konteks yang sama, mantan komandan Korps Utara, Noam Tibon, mengatakan: “Situasi di Lebanon dianggap sebagai lubang yang menelan unit militer,”.
Dia memperingatkan agar IDF tidak terjerumus ke dalam lumpur Lebanon, dan menyerukan, "perlunya mencapai kesepakatan yang tepat di saat ini ketika kita berada dalam posisi yang kuat.".
(oln/khbrn/*)
Tag: #sandera #gaza #memelas #media #israel #kami #telah #jadi #negara #paria #brigade #golani #hancur #hancuran