Pakar PBB: Israel Paham Negara Arab Bakal Diam Saja Soal Gaza, Sengaja Bunuh Relawan WCK
Francesca Albanese, Pakar dan Pemantau PBB untuk situasi hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina. Dia mengatakan, Pasukan Israel sengaja membunuh relawan kemanusiaan World Central Kitchen. 
22:30
3 April 2024

Pakar PBB: Israel Paham Negara Arab Bakal Diam Saja Soal Gaza, Sengaja Bunuh Relawan WCK

Pakar PBB untuk situasi hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, mengatakan kalau Israel secara sengaja membunuh karyawan organisasi World Central Kitchen di Jalur Gaza.

Atas pemboman relawan organisasi non-profit penyedia makanan bagi pengungsi Palestina itu oleh Israel, Kanada menyerukan penyelidikan atas pembunuhan tersebut. dari para karyawan.

Albanese menjelaskan - melalui platform X - karena pengetahuannya tentang cara Israel beroperasi, dia menilai situasi di mana pasukan Israel sengaja membunuh relawan agar donor menarik diri dan kelaparan warga sipil terus berlanjut secara diam-diam di Gaza.

Dia menunjukkan kalau Israel paham kalau mayoritas negara-negara Barat dan Arab tidak akan melakukan upaya sedikit pun untuk Palestina meski situasi kelaparan sudah sangat akut di wilayah kantung Palestina tersebut.

Kanada Menuntut Penyelidikan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Jolie menyerukan penyelidikan penuh atas pembunuhan pekerja bantuan di Jalur Gaza, termasuk seorang warga negara Kanada, dalam serangan Israel.

Jolie mengatakan – di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri NATO di Brussels – bahwa Israel perlu menghormati hukum internasional, dan menekankan bahwa Kanada akan memastikan hal tersebut.

Ketegangan Hubungan

Di Polandia, Perdana Menteri Donald Tusk mengatakan kalau serangan udara Israel yang menewaskan relawan bantuan, termasuk seorang warga negara Polandia, di Gaza dan reaksi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebabkan “kemarahan yang dapat dimengerti” dan ketegangan hubungan dengan Warsawa.

Tusk menekankan, pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap para relawan kemanusiaan membuat solidaritas dan simpati warga Polandia terhadap Tel Aviv setelah serangan tanggal 7 Oktober lalu “menghadapi ujian yang sulit.”

Netanyahu mengatakan kemarin, Selasa (3/4/2024) kalau serangan udara yang menewaskan pekerja bantuan adalah “tragis dan tidak disengaja,” dan menambahkan, “Hal ini terjadi dalam perang.”

Perlu dicatat bahwa organisasi World Central Kitchen mengumumkan penghentian sementara dan segera operasinya di Jalur Gaza, setelah 7 anggota timnya tewas dalam serangan udara Israel.

Organisasi bantuan tersebut menjelaskan tujuh orang yang tewas berasal dari Australia, Polandia, dan Inggris, dan beberapa di antaranya memiliki kewarganegaraan ganda yaitu Amerika, Kanada, dan Palestina.

Staf World Central Kitchen yang tewas dalam serangan Israel Staf World Central Kitchen yang tewas dalam serangan Israel (X/WCKitchen)

Petinggi IDF Tahu Alasan Relawan WCK Dirudal

Surat kabar Israel, Haaretz, mengutip sumber di tentara Israel yang mengatakan petinggi militer Israel mengetahui mengapa tim bantuan kemanusiaan, World Central Kitchen, menjadi sasaran agresi mereka di Jalur Gaza pada Senin (1/4/2024) malam.

Sumber tersebut mengatakan hal ini karena perilaku komandan lapangan Israel dan bukan masalah koordinasi antara pasukan dan tim bantuan seperti yang diklaim oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Kementerian Pertahanan Israel.

“Itu adalah kesalahan yang terjadi setelah kesalahan identifikasi – pada malam hari saat perang dalam kondisi yang sangat kompleks. Seharusnya hal itu tidak terjadi,” ujar Kepala IDF, Herzi Halevy, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, Selasa (2/4/2024), dikutip dari AP News.

Komandan Israel Tidak Disiplin

Haaretz menjelaskan dalam laporan yang diterbitkan pada Selasa (2/4/2024) malam bahwa kurangnya disiplin para komandan lapangan Israel dan pelanggaran aturan yang mereka lakukan menyebabkan terbunuhnya tujuh anggota World Central Kitchen, setelah tentara Israel mengincar konvoi mobil mereka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah.

Sebuah drone Israel menembakkan 3 rudal ke arah konvoi mobil bantuan tersebut, meskipun mereka melakukan perjalanan melalui rute yang sebelumnya disetujui oleh tentara Israel.

"Para pemimpin Israel tahu persis alasan serangan terhadap konvoi tim bantuan dan Komando Selatan Israel berusaha menghindari tanggung jawab atas serangan tersebut," menurut sumber-sumber di Divisi Intelijen Militer Israel.

"Serangan serupa akan terulang jika perilaku beberapa pasukan Israel yang beroperasi di Gaza tidak diakhiri," kata sumber tersebut, yang identitasnya dirahasiakan, kepada Haaretz.

Sebelumnya, Haaretz mengatakan tentara Israel menyadari ini adalah insiden serius yang mungkin memiliki dampak jangka panjang terhadap kelanjutan pertempuran di Jalur Gaza.

Sementara itu, lembaga keamanan Israel sedang bersiap untuk mengirim perwakilan ke negara-negara yang anggota tim bantuannya memiliki kewarganegaraan, untuk secara pribadi menyampaikan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tentara Israel kepada perwakilan senior pemerintah tersebut.

Haaretz menegaskan bahwa serangan hari Senin ini bukanlah kasus pertama di mana tentara Israel menargetkan anggota organisasi World Central Kitchen.

Pada akhir pekan lalu, seorang penembak jitu Israel menembaki sebuah mobil yang sedang menuju gudang makanan di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza.

Peluru mengenai kaca depan mobil, namun pekerja bantuan yang berada di dalam mobil tidak terluka.

7 Anggota World Central Kitchen Tewas

World Central Kitchen mengidentifikasi ketujuh korban pada Selasa.

Korban yang termuda adalah Saifeddin Issam Ayad Abutaha dari Palestina, 25 tahun.

Ada tiga korban dari Inggris adalah John Chapma (57); James "Jim" Henderson (33); dan James Kirby (47).

Para korban juga termasuk Damian Sobol (35) dari Polandia; Jacob Flickinger (33) dari AS dan Kanada; dan Lalzawmi "Zomi" Frankcom (43) dari Australia, seperti diberitakan ABC News.

Jumlah Korban

Sementara itu, tercatat jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 32.916 jiwa dan 75.494 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (3/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(oln/khbrn/*)

Tag:  #pakar #israel #paham #negara #arab #bakal #diam #saja #soal #gaza #sengaja #bunuh #relawan

KOMENTAR