AS Tak Veto Resolusi DK PBB, Netanyahu Marah: Delegasi Israel Batal ke Washington
Presiden AS Joe Biden (kiri) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kanan). -- Netanyahu ngambek ke AS gara-gara tak veto resolusi DK PBB yang meminta gencatan senjata di Jalur Gaza selama Ramadhan. 
08:10
26 Maret 2024

AS Tak Veto Resolusi DK PBB, Netanyahu Marah: Delegasi Israel Batal ke Washington

Amerika Serikat (AS) mengomentari keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang membatalkan kunjungan delegasi Israel ke Washington untuk membahas kemungkinan invasi Israel di Rafah, Jalur Gaza selatan.

Netanyahu marah setelah AS tidak memveto resolusi yang menyerukan gencatan senjata selama Ramadhan di rapat Dewan Keamanan PBB, Senin (25/3/2024).

AS yang merupakan sekutu utama Israel memilih abstain, ketika 14 negara setuju dan tidak ada negara yang menentang.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, menegaskan abstain AS dalam voting tersebut tidak berarti perubahan posisi politik pemerintahan AS, Presiden Joe Biden, terhadap Israel.

"Kami tidak mendukung resolusi tersebut dan hanya abstain karena versi finalnya tidak mencakup penolakan terhadap Hamas," kata John Kirby dalam konferensi pers, Senin.

Ia beralasan bahwa meski AS abstain, namun AS tetap mendorong upaya kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.

"Kami mengisi kekosongan terkait negosiasi perjanjian pertukaran tahanan, namun kami belum mencapai kesepakatan," lanjutnya.

Netanyahu Batal Kirim Delegasi Israel ke Washington

Menanggapi keputusan Netanyahu yang membatalkan kunjungan delegasinya ke Washington, AS merasa tidak memiliki informasi terkait itu.

"Saya tidak tahu apakah delegasi Israel akan datang ke Washington atau tidak. Ini adalah pertanyaan yang harus ditujukan kepada Israel," kata John Kirby.

"Namun, sepertinya kantor perdana menteri (Israel) memilih untuk menciptakan persepsi terang benderang di sini padahal mereka tidak perlu melakukan hal itu," lanjutnya, merujuk pada pernyataan kantor Netanyahu.

John Kirby menekankan AS akan terus berkomunikasi dengan Israel jika Netanyahu batal untuk mengirimkan delegasinya ke Washington.

“Jika Israel memutuskan untuk tidak datang ke Washington karena keputusan Dewan Keamanan, kami akan terus berkomunikasi dengan mereka untuk menyampaikan pandangan kami," katanya.

“Kami berharap untuk membahas proses Rafah dengan delegasi Israel, tetapi jika mereka memutuskan untuk tidak datang, kami akan mendiskusikannya dengan Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant," lanjutnya, dikutip dari Anadolu.

Netanyahu Ngambek, AS Tak Veto Resolusi DK PBB

Sebelumnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan AS mundur dari kebijakan politiknya untuk mendukung Israel setelah AS memilih abstain dan tidak memveto resolusi yang diajukan di Dewan Keamanan PBB.

“Amerika Serikat telah mundur dari kebijakan sistematisnya di Dewan Keamanan sejak dimulainya perang di Jalur Gaza,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, Senin malam.

Pernyataan itu menyebutkan Netanyahu batal mengirim delegasi Israel ke AS.

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membatalkan kunjungan delegasi Israel ke Amerika Serikat karena perubahan posisi Amerika yang merugikan upaya perang untuk membebaskan para sandera," lanjutnya.

Netanyahu menekankan sikap AS tersebut adalah bukti kemunduran dukungan AS untuk Israel.

“Kegagalan Amerika menggunakan hak vetonya selama pemungutan suara di Dewan Keamanan jelas merupakan kemunduran dari posisi sebelumnya," tegasnya, dikutip dari Al Jazeera.

Sementara itu, AS menolak tuduhan Israel bahwa posisi politiknya mulai berubah, menyusul perselisihan antara Presiden AS Joe Biden dan Netanyahu terkait rencana invasi Israel ke Rafah.

Jumlah Korban

Agresi Israel masih berlanjut di Jalur Gaza, tercatat ada 32.333 kematian warga Palestina dan 74.694 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (25/3/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Israel memperkirakan, ada kurang lebih 136 sandera yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Pravitri Retno W

Tag:  #veto #resolusi #netanyahu #marah #delegasi #israel #batal #washington

KOMENTAR