Macron Disebut Yakini Ukraina Segera Kalah
FOTO FILE: Tentara Ukraina mendapatkan pelatihan daru pasukan Khusus Inggris di South East England, 24 Februari 2023. 
11:50
22 Maret 2024

Macron Disebut Yakini Ukraina Segera Kalah

Tanpa bantuan dari para pendukungnya, Ukraina akan kalah lebih cepat dalam peperangan dengan Rusia.

Perdana Menteri Prancis Emmanuel Macron yakin kalau pasukan Volodymyr Zelensky bakalan mengalami kekalahan dalam waktu dekat ini.

Media Barat, Politico memberitakan Macron mengatakan hal tersebut dalam sebuah jamuan makan malam di Istana Elysee.

“Ukraina bisa jatuh dengan sangat cepat,” salah satu sumber media tersebut mengutip pernyataan Macron.

Macron meningkatkan retorikanya tentang Ukraina beberapa minggu setelah sejumlah warga negara Prancis yang berperang atas nama Kiev tewas dalam serangan rudal Rusia.

Pada pertemuan para pemimpin Uni Eropa di Paris pada akhir Februari, ia menolak mengesampingkan kemungkinan intervensi NATO di Ukraina.

Meskipun gagasan tersebut dengan cepat ditolak oleh hampir semua anggota blok pimpinan AS dan sekretaris jenderalnya, Macron menggandakan menyatakan “tidak ada batasan” bagi dukungan Prancis terhadap Kiev dan menyebut Rusia sebagai “musuh.” Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat Prancis Pierre Schill mengumumkan bahwa militer negaranya “siap”, mungkin untuk berperang.

Russia Today mengungkap, Moskow mengecam keras pernyataan Macron dan memperingatkan NATO agar tidak mengambil tindakan permusuhan lebih lanjut. Menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, pengerahan tentara Barat ke Ukraina akan membuat konflik langsung dengan Rusia “tak terhindarkan.”

Seorang anggota terkemuka dari partai oposisi National Rally yang juga saingan Macron pada pemilu 2022, Marine Le Pen pekan lalu menuduh Macron “membajak” masalah Ukraina demi politik elektoral dalam negeri.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa Perancis mendukung bantuan Kiev dengan senjata dan uang, namun membatasi keterlibatan langsung mereka di lapangan.

Kekhawatiran bahwa Kiev mungkin kalah perang tampaknya didasarkan pada beberapa penilaian militer Perancis yang bocor awal bulan ini ke outlet Marianne.

Sebuah laporan, setelah serangan musim panas yang dilakukan Kiev, menyimpulkan bahwa Ukraina tidak dapat memenangkan konflik melalui cara militer.

Yang lain menggambarkan Pertempuran Avdeevka sebagai kekalahan Ukraina dan membuat militer Prancis “berkeringat dingin,” menurut Marianne.

Beberapa hari kemudian, harian Le Monde mengklaim bahwa pembicaraan Macron tentang kemungkinan pengiriman pasukan sudah ada sejak Juni 2023, ketika serangan balasan Ukraina baru saja dimulai.

Jenderal Schill juga mengatakan kepada outlet tersebut bahwa pernyataan publik Macron merupakan “pesan politik dan strategis” bagi Rusia mengenai “keinginan dan komitmen” Prancis, bukan eskalasi yang sebenarnya.

Rusia Terus Bombardir Ukraina

Sementara itu, media TASS mengabarkan, pasukan dirgantara Rusia terus menggempur Ukraina dengan armada pesawat dan drone.

Pasukan Vladimir Putin melancarkan serangan dengan senjata presisi jarak jauh terhadap lokasi komando militer Ukraina dan area penempatan pasukan operasi khusus selama sehari terakhir dalam operasi militer khusus di Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia.

Kamis (21/3/2024) malam, Pasukan Dirgantara Rusia melancarkan serangan dengan senjata presisi jarak jauh yang diluncurkan dari udara, termasuk rudal hipersonik aero-balistik Kinzhal, terhadap pusat komando militer Ukraina, pangkalan pasokan logistik, dan lokasi penempatan sementara pasukan operasi khusus dan tentara bayaran asing.

"Tujuan serangan tercapai. Semua target yang ditetapkan telah dihancurkan,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #macron #disebut #yakini #ukraina #segera #kalah

KOMENTAR