Israel Bunuh 3 Petinggi Polisi Gaza dalam 24 Jam Terakhir, Al-Bayoumi Tewas Bersama Anak-anaknya
Letnan Kolonel Mahmoud Al-Bayoumi, Direktur Kantor Polisi Nuseirat di Gaza 
18:00
20 Maret 2024

Israel Bunuh 3 Petinggi Polisi Gaza dalam 24 Jam Terakhir, Al-Bayoumi Tewas Bersama Anak-anaknya

Media lokal Palestina melaporkan kalau Tentara Israel (IDF) menyerang sebuah mobil di kamp Nuseirat di Jalur Gaza Selasa (19/3/2024) tengah malam.

Target serangan IDF tersebut adalah Direktur Polisi Nuseirat, Mahmoud Al-Bayoumi yang tewas bersama rekan-rekannya dan dua anaknya.

Al-Bayoumi adalah pemimpin polisi ketiga Palestina yang dibunuh oleh Israel dalam 24 jam terakhir, setelah Israel membunuh direktur operasi polisi di Jalur Gaza, Fayeq al-Mabhouh, dan direktur investigasi di Gaza utara, Raed al-Banna.

Sengaja Sasar Pekerja Kemanusiaan

Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh, Direktur Operasi Polisi Palestina di Jalur Gaza.

Fayeq Al-Mabhouh bertugas untuk berkoordinasi dengan suku-suku Palestina dan UNRWA untuk membawa dan mengamankan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza utara.

“Hari ini, tentara pendudukan (Israel) melakukan kejahatan baru ketika tentaranya membunuh Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh, yang bertanggung jawab atas proses koordinasi dengan suku-suku dan UNRWA untuk membawa dan mengamankan bantuan kemanusiaan ke wilayah Jalur Gaza utara,” bunyi pernyataan kantor media itu, Senin (18/3/2024) malam.

“Jenderal Al-Mabhouh melakukan pekerjaan sipil yang murni bersifat kemanusiaan, dan dia seharusnya dilindungi dan tidak dirugikan berdasarkan hukum internasional,” lanjutnya.

Mereka menilai Israel sengaja melakukan kejahatan, pembantaian, membunuh warga sipil, dan menargetkan orang-orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan kemanusiaan.

Menurutnya, Israel sengaja melakukannya untuk memusnahkan pihak yang membantu menyalurkan bantuan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Kantor tersebut juga mengingatkan tentang tindakan Israel yang menembaki pengungsi yang mengantre untuk mendapatkan bantuan di Jalur Gaza utara.

“Pembunuhan Fayeq Al-Mabhouh semakin membuktikan tekad pendudukan untuk memicu kekacauan, kelaparan, dan menghalangi warga sipil mendapatkan bantuan dan nutrisi,” bunyi kesimpulan pernyataan itu.

"Pendudukan telah melakukan hal yang sama, menargetkan lusinan dari mereka selama beberapa hari terakhir di Kegubernuran Rafah, Kamp Nuseirat, Kegubernuran Gaza dan kegubernuran lainnya," lanjutnya.

Menurut gerakan Perlawanan Jihad Islam (PIJ), tentara Israel menyerbu Kompleks Medis Al-Shifa tempat Fayeq Al-Mabhouh tinggal dan membunuhnya di dalam kompleks tersebut.

Pembunuhan Fayeq Al-Mabhouh terjadi dua hari setelah keberhasilan upaya membawa 15 truk bantuan ke Jalur Gaza utara.

Siapakah Fayeq Al-Mabhouh?

Al-Dali mengungkapkan, Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh adalah saudara laki-laki dari anggota Brigade Al-Qassam, Mahmoud Al-Mabhouh.

Nama terakhir ini tewas setelah dipenjara selama 15 tahun di penjara Israel.

Al-Mabhouh berasal dari keluarga yang tak terhitung banyaknya berkorban untuk Palestina dan Masjid Al-Aqsa.

Dilaporkan, Al-Mabhouh telahbekerja di sektor publik di Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Palestina.

Artinya, Fayeq Al-Mabhouh merupakan aparat sipil sebuha negara sesuai hukum internasional.

Al-Dali mengklarifikasi kalau Rumah Sakit Al-Shifa berada dalam naungan departemen khusus dari kementerian itu sendiri yang mengelola dan menjaga rumah sakit, serta diatur dalam undang-undang Palestina.

Ini menjelaskan keberadaan Fayeq Al-Mabhouh di lokasi penyerbuan IDF tersebut. Ini jelas berbeda dari klaim IDF yang menyebut ada pejabat Hamas di lokasi kompleks medis tersebut.

Al-Mabhouh dilaporkan dibunuh setelah dia menolak menuruti kemauan IDF untuk menyerahkan diri.

Sebaliknya, ia bentrok dengan pasukan pendudukan Israel, membunuh seorang Sersan Satu Brigade Nahal, dan melukai orang lain dengan senjata polisinya.

Trik Satuan Pengamanan Pengiriman Bantuan Kemanusiaan

Pembunuhan Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh dijelaskan terkait niat Israel membentuk satuan pengamanan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dalih ini diciptakan Israel atas serentetan kejadian setelah insiden berdarah 'Flour Massacre' yang mereka ciptakan sendiri setelah menembaki langsung para warga Palestina yang sedang menunggu bantuan sehingga menimbulkan kekacauan setiap bantuan datang.

Al-Dali menyatakan kalau tugas pengamanan bantuan kemanusiaan itu sejatinya sudah dilakukan pasukan polisi Palestina.

"Al-Mabhouh ada di depan mereka, berkontribusi pada pencapaian bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza, khususnya di utara, dan menegaskan keberhasilan mereka dengan bantuan klan lokal dan komite populer, serta penolakan kerja sama dengan pendudukan Israel oleh rakyat Palestina," tulis ulasan tersebut.

Al-Dali mencatat bahwa kerja sama seluruh komunitas Palestina di Gaza menggagalkan rencana Israel yang bertujuan untuk memicu kekacauan dan menggambarkan gambaran palsu tentang disorganisasi dalam pengiriman bantuan untuk membenarkan proyek kolonialnya, baik melalui intervensi atau pemaksaan Amerika Serikat dari otoritas baru.

Israel Tidak Memperoleh Apa Pun dari Serangan ke RS Al-Shifa

Mengenai serangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa, al-Dali mengatakan Israel mengklaim bahwa para pemimpin Perlawanan tinggal di kompleks medis tersebut.

"Mengingat pertama kali pasukan pendudukan Israel menyerbu rumah tersebut dengan kedok yang sama yang menyesatkan opini publik Israel dan global. Namun, IDF meninggalkan Al-Shifa tanpa bukti keberadaan personel Perlawanan atau terowongan, setelah menghancurkan seluruh fasilitas rumah sakit," katanya.

Al-Dali kemudian menegaskan kalau serangan ke RS Al-Shifa menunjukkan kekacauan pasukan militer pendudukan dan sifat pergerakan lapangan yang berubah-ubah.

Israel, menurut Al-Dali, sedang mencoba untuk memaksakan kemenangan khayalan, namun secara konsisten gagal mencapai kemenangan apa pun, menandakan hilangnya harapan dalam kemenangan signifikan meskipun perang telah memasuki bulan keenam.

Respons Hamas Atas Pembunuhan Al-Mabhouh

Hamas menyatakan, pembunuhan terhadap Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh merupakan bukti lain kejahatan perang Israel

"Dilindungi oleh hukum humaniter internasional, pembunuhan terhadap Al-Mabhouh merupakan bukti lebih lanjut dari upaya musuh Nazi dalam menghasut kekacauan, memberikan dampak buruk terhadap keamanan masyarakat di Jalur Gaza, dan memperpanjang kondisi kelaparan yang diderita rakyat kami, sesuai dengan peraturan pengungsian dan rencana genosida yang telah mereka rencanakan terhadap kita," kata pernyataan Hamas.

Hamas, bagaimanapun, menegaskan bahwa rakyat Palestina dan pasukan keamanan mereka terus menyerang rencana Israel.

"Dan mencegah mereka menyebarkan kekacauan dan disorganisasi dalam masyarakat kita yang tangguh," kata Hamas.

(oln/khbrn/almydn/*)

 
 

Tag:  #israel #bunuh #petinggi #polisi #gaza #dalam #terakhir #bayoumi #tewas #bersama #anak #anaknya

KOMENTAR