AS Diam-diam Setujui 200 Penjualan Senjata ke Israel Sejak 7 Oktober 2023
Presiden AS Joe Biden berbicara pada pertemuan Dewan Penasihat Infrastruktur Nasional di Washington, DC, pada 13 Desember 2023. --- AS setujui lebih dari 200 penjualan senjata ke Israel. 
05:20
8 Maret 2024

AS Diam-diam Setujui 200 Penjualan Senjata ke Israel Sejak 7 Oktober 2023

Amerika Serikat (AS) diam-diam menyetujui lebih dari 200 penjualan senjata ke Israel sejak 7 Oktober 2023.

Penjualan itu termasuk ribuan bom yang digunakan Israel untuk membombardir Jalur Gaza, yang menewaskan lebih dari 30.000 warga Palestina.

Surat kabar AS, The Washington Post, mengutip para pejabat dan anggota parlemen AS, melaporkan informasi itu dirahasiakan dari publik selama ini.

Hanya dua kesepakatan yang telah diumumkan sejak awal perang, yaitu pengiriman amunisi tank senilai $106 juta, dan komponen yang dibutuhkan untuk memproduksi peluru kaliber 155 mm senilai $147,5 juta.

"Penjualan tersebut melibatkan ribuan amunisi berpemandu presisi, bom berdiameter kecil, penghancur bunker, senjata ringan dan bantuan mematikan lainnya," lapor The Washington Post, Kamis (7/3/2024).

Beberapa transfer senjata diproses tanpa debat publik.

Hal ini karena masing-masing transfer itu berada di bawah jumlah dolar tertentu yang mengharuskan cabang eksekutif untuk memberi tahu Kongres secara individual.

Meski sudah mengirim ribuan bom, pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, masih berupaya mengirimkan bantuan militer tambahan senilai $14 miliar ke Israel.

Permintaan itu masih menunggu persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Mantan pejabat senior di pemerintahan Joe Biden, Jeremy Konyndyk, mengomentari kabar tersebut.

"Ini adalah jumlah penjualan yang luar biasa dalam waktu yang sangat singkat," katanya.

Menurutnya, transfer besar-besaran dari AS ini menunjukkan bahwa Israel tidak akan bertahan dari manuver yang dilakukan Hamas tanpa dukungan AS.

Ia juga menyoroti banyaknya senjata yang ditransfer oleh AS ke Israel dalam waktu singkat.

Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matt Miller, mengatakan pemerintahan Joe Biden sudah memberi informasi kepada Kongres AS soal pengiriman senjata itu, setidaknya lebih dari 200 kali.

“Anda bertanya kepada banyak orang Amerika tentang transfer senjata ke Israel saat ini, dan mereka memandang Anda seolah Anda gila, seperti, 'mengapa kami mengirim lebih banyak bom ke sana?'” kata Joaquin Castro (D -Tex.), anggota komite Intelijen dan Urusan Luar Negeri DPR, dalam sebuah wawancara.

“Orang-orang ini sudah melarikan diri dari utara ke selatan, dan sekarang mereka semua berkumpul di sebagian kecil Gaza, dan Anda akan terus membombardir mereka?” kata Castro, dikutip dari Anadolu.

Pernyataannya merujuk pada rencana serangan Israel di Rafah, tempat lebih dari 1 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan.

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).

Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 30.800 jiwa dan 72.198 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (7/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.

Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #diam #diam #setujui #penjualan #senjata #israel #sejak #oktober #2023

KOMENTAR