Israel Disebut Ingin Kurangi Populasi di Gaza Utara, Intensifkan Serangan dan Tingkatkan Kelaparan
Ilustrasi - Asap mengepul selama pemboman militer Israel di Jalur Gaza utara pada 15 November 2023. Kementerian Luar Negeri Palestina dengan tegas mengutuk genosida Israel di Gaza. 
21:00
6 Maret 2024

Israel Disebut Ingin Kurangi Populasi di Gaza Utara, Intensifkan Serangan dan Tingkatkan Kelaparan

- Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan, pendudukan Israel berupaya mengurangi populasi di Jalur Gaza utara.

Upaya Israel itu disebut dilakukan dengan mengintensifkan serangannya dan meningkatkan kelaparan.

Kementerian Luar Negeri Palestina pun dengan tegas mengutuk genosida Israel di Gaza.

“Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat mengutuk keras perang genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat kami di Jalur Gaza pada hari ke-152,” ujar kementerian itu dalam sebuah pernyataan, Rabu (6/3/2024), dikutip dari Al Jazeera.

“Kementerian mengonfirmasi bahwa lebih dari 500.000 orang tinggal di Gaza utara di bawah tindakan genosida yang paling mengerikan: pemboman terus-menerus, kelaparan yang semakin parah, dan menciptakan perselisihan dan kekacauan," jelasnya.

Warga Gaza di Ambang Kelaparan

Para pejabat PBB menuduh Israel secara sistematis menghalangi bantuan untuk menjangkau warga Palestina yang putus asa di Gaza.

PBB memperingatkan bahwa setidaknya seperempat penduduk di wilayah tersebut akan mengalami kelaparan jika tidak ada tindakan segera.

Kampanye militer Israel berikutnya – yang mencakup serangan udara setiap hari, serangan darat ke wilayah utara dan tengah Gaza, dan penutupan semua kecuali satu titik penyeberangan ke wilayah tersebut – telah menghancurkan sebagian besar wilayah kantong Palestina dan memicu krisis kemanusiaan yang semakin buruk.

“Kita berada di sini, pada akhir bulan Februari, dengan setidaknya 576.000 orang di Gaza – seperempat dari total populasi – selangkah lagi menuju kelaparan,” kata Ramesh Rajasingham, wakil kepala badan kemanusiaan PBB (OCHA), dilansir Al Jazeera.

Satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara menderita kekurangan gizi akut dan kekurangan gizi.

Secara praktis, 2,3 juta orang di wilayah kantong Palestina bergantung pada bantuan pangan yang sangat tidak memadai untuk bertahan hidup.

“Jika tidak ada tindakan yang dilakukan, kami khawatir kelaparan yang meluas di Gaza tidak dapat dihindari dan konflik tersebut akan memakan lebih banyak korban,” paparnya.

Konvoi Makanan Ditolak IDF

Menurut Program Pangan Dunia PBB (WFP), konvoi makanan yang terdiri dari 14 truk – yang pertama oleh WFP sejak menghentikan pengiriman ke Gaza utara pada 20 Februari – ditolak oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

“Meski konvoi hari ini tidak sampai ke utara untuk memberikan makanan kepada masyarakat yang kelaparan, WFP terus menjajaki segala cara yang mungkin untuk melakukannya,” ungkap Carl Skau, wakil direktur eksekutif WFP dalam pernyataan yang dikeluarkan badan PBB tersebut, dikutip dari The Guardian.

WFP mengatakan, setelah ditolak, truk-truk tersebut dialihkan rutenya dan kemudian dihentikan oleh sekelompok besar orang yang putus asa yang menjarah makanan, dan mengambil sekitar 200 ton dari truk.

Jalur darat adalah satu-satunya pilihan untuk mengangkut makanan dalam jumlah besar yang diperlukan untuk menghindari kelaparan di Gaza utara, kata badan kemanusiaan tersebut.

Ketika konvoi makanan yang terdiri dari 14 truk ditolak, WFP beralih ke pengiriman makanan melalui udara.

“Sebelumnya hari ini, dengan bantuan angkatan udara Kerajaan Yordania, pasokan makanan WFP untuk 20.000 orang (6 ton) dijatuhkan di Gaza utara."

“Airdrops adalah pilihan terakhir dan tidak akan mencegah kelaparan."

"Kami membutuhkan titik masuk ke Gaza utara yang memungkinkan kami menyediakan makanan yang cukup untuk setengah juta orang yang sangat membutuhkan,” papar Skau.

Dalam gambar yang diambil dari video AFPTV ini, orang-orang membawa paket makanan yang dijatuhkan dari pesawat AS di atas pantai di Jalur Gaza, pada 2 Maret 2024. Dalam gambar yang diambil dari video AFPTV ini, orang-orang membawa paket makanan yang dijatuhkan dari pesawat AS di atas pantai di Jalur Gaza, pada 2 Maret 2024. (AFP/-)

Update Perang Israel-Hamas

Masyarakat di Gaza menunggu hasil perundingan gencatan senjata di tengah berlanjutnya serangan Israel.

Program Pangan Dunia mengatakan konvoi bantuan ditolak masuk ke Gaza utara oleh militer Israel.

WFP mengatakan untuk menghindari kelaparan, harus ada akses jalan ke utara Gaza.

Hamas menyebut perundingan gencatan senjata sedang berlangsung, tetapi keputusan ada di tangan Israel.

Sementara, AS mengatakan hambatan terhadap gencatan senjata bukannya tidak dapat diatasi.

Sebuah pemboman Israel telah menewaskan seorang pejuang Hizbullah, istri, dan putra mereka di desa Hula, Lebanon selatan.

Setidaknya 30.717 warga Palestina telah tewas dan 72.156 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Facundo Chrysnha Pradipha

Tag:  #israel #disebut #ingin #kurangi #populasi #gaza #utara #intensifkan #serangan #tingkatkan #kelaparan

KOMENTAR