Jurnalis Palestina Raih Penghargaan atas Liputannya di Gaza, tapi Tidak Merasa Bahagia
Jurnalis Palestina Motaz Azaiza 
01:20
1 Maret 2024

Jurnalis Palestina Raih Penghargaan atas Liputannya di Gaza, tapi Tidak Merasa Bahagia

Jurnalis foto Palestina, Motaz Azaiza (25), datang ke Istanbul pada hari Selasa (27/2/2024) untuk menerima penghargaan media.

Namun, ia mengakui dirinya tidak merasakan kebahagiaan atas penghargaan tersebut karena trauma atas perang di Gaza, The New Arab melaporkan.

Dalam unggahan yang dibagikan ke platform media sosial X dan Instagram, Azaiza membagikan foto dirinya dalam setelan jas.

Ia memegang piala World Citizen Award dari TRT atas dokumentasinya tentang kehidupan di Gaza.

Namun, caption dalam fotonya mengungkapkan keadaan pahit manis seputar penghargaan tersebut.

“Dulu saya bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang saya inginkan, sebenarnya kesulitan sudah seperti gaya hidup saya selama beberapa tahun terakhir," ungkap Azaiza.

"Dulu saya menyukai perasaan ketika saya mencapai sesuatu, tapi kali ini benar-benar berbeda."

“Jangan terkecoh dengan setelan yang bagus, saya benar-benar tidak bisa merasakan kebahagiaan apa pun, saya hanya merasakan ada sesuatu yang menekan jantung, dada, dan perut saya."

“Saya akan terus menyebarkan kenyataan sampai genosida berakhir.”

Motaz Azaiza Motaz Azaiza (Instagram @motaz_azaiza)

Azaiza sebenarnya memenangkan penghargaan tersebut pada bulan Januari tetapi tidak dapat menghadiri upacara aslinya karena terjebak di Gaza.

Pada tanggal 10 Oktober, beberapa hari setelah Israel memulai perangnya, 15 anggota keluarga Azaiza terbunuh.

Serangan udara Israel menargetkan rumahnya di kamp pengungsi Deir el-Balah.

Serangan itu tidak menghentikan Azaiza untuk mendokumentasikan, secara detail, puing-puing rumah dan kehidupannya.

Setelah berbulan-bulan mendokumentasikan kekejaman Israel, Azaiza berhasil melarikan diri dari Gaza melalui Mesir hingga Qatar.

Sebelumnya, Azaiza memiliki sekitar 25.000 pengikut di Instagram.

Jurnalismenya berfokus pada kehidupan orang-orang di Gaza yang kehidupannya sudah lumpuh akibat pengepungan Israel selama 17 tahun.

Ketika Israel memulai perangnya, Azaiza menjadi "jendela informasi."

Basis penggemarnya bertambah hingga lebih dari 18,5 juta orang.

Perjalanannya dari Doha ke Istanbul adalah penerbangan pertamanya keluar dari Gaza.

Perjalanan keluar dari wilayah tersebut hampir mustahil dilakukan bahkan sebelum perang Israel saat ini.

Terlepas dari tragedi dan trauma pribadi yang menimpa Azaiza dan keluarganya, ia ingin menggunakan platform yang diberikan kepadanya melalui karyanya untuk mempertahankan perhatian terhadap apa yang terjadi di Gaza.

Berbicara tentang kehadirannya di Istanbul untuk menerima penghargaan di X, ia menulis:

"Pada akhirnya, saya hanyalah sampel untuk mengingatkan Anda bahwa masih banyak lagi yang bisa dilihat."

Perang Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 29.900 orang dan menjadi salah satu zona perang paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah.

Setidaknya 88 jurnalis dan pekerja media telah terbunuh sejak perang dimulai, menurut Komite Perlindungan Jurnalis.

83 di antaranya adalah warga Palestina, sementara angka PBB menyebutkan angka 122 orang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Febri Prasetyo

Tag:  #jurnalis #palestina #raih #penghargaan #atas #liputannya #gaza #tapi #tidak #merasa #bahagia

KOMENTAR