Ulama: Identitas Pemimpin Tertinggi Iran Berikutnya Harus Dirahasiakan, Hindari Upaya Pembunuhan AS
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. - Ulama senior Teheran menyarankan agar identitas pemimpin tertinggi Iran selanjutnya harus dirahasiakan untuk melindunginya dari upaya pembunuhan AS. 
18:30
27 Februari 2024

Ulama: Identitas Pemimpin Tertinggi Iran Berikutnya Harus Dirahasiakan, Hindari Upaya Pembunuhan AS

Dalam pidato sambutannya pada hari Senin (26/2/2024), seorang ulama senior Teheran menyarankan agar identitas pemimpin tertinggi Iran selanjutnya harus dirahasiakan.

Hal itu untuk melindunginya dari upaya pembunuhan yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Anggota Majelis Ahli Iran, Mohammad-Ali Mousavi-Jazayeri lewat sebuah wawancara dengan situs web Didban Iran, mengatakan bahwa setiap kandidat yang dianggap layak untuk posisi tersebut dapat menjadi target pembunuhan oleh AS dan Israel.

"Oleh karena itu, identitas pemimpin tertinggi berikutnya, 100 persen (harus) dirahasiakan dan tidak boleh dibicarakan dengan cara apa pun," tutur Mousavi-Jazayeri, dikutip dari Al Arabiya.

Untuk dicatat, Majelis Ahli Iran, terdiri dari 88 anggota ulama.

Mereka bertugas memilih, mengawasi, dan jika diperlukan, memberhentikan pemimpin tertinggi - yang memegang otoritas tertinggi atas semua urusan negara di Iran.

Jabatan Ayatollah Ali Khamenei

Ayatollah Ali Khamenei (84) sudah menjabat sebagai Pemimpin Tertinggi Iran sejak 1989.

Kemungkinan majelis berikutnya memilih pengganti Khamenei sangatlah tinggi.

Dengan pemilu yang dijadwalkan akan digelar pada 1 Maret 2024 mendatang, masyarakat Iran akan memilih anggota baru Majelis Ahli serta parlemen.

Lalu, muncullah spekulasi mengenai Khamenei akan diganti mengingat usianya yang lanjut.

Dalam beberapa tahun terakhir, dua tokoh utama muncul sebagai calon penerus Khamenei: Mojtaba Khamenei, putra berpengaruh dari pemimpin tertinggi saat ini; dan Ebrahim Raisi, presiden petahana.

Selama beberapa minggu terakhir, Khamenei telah berulang kali meminta rakyat Iran untuk berpartisipasi dalam pemilu.

Republik Islam telah lama mengandalkan jumlah pemilih sebagai sarana untuk menunjukkan legitimasinya.

Akun Meta Ayatollah Ali Khamenei Dihapus

Belum lama ini, Meta telah menghapus akun Facebook dan Instagram Ayatollah Ali Khamenei.

Akun Khamenei yang berbahasa Persia memiliki lebih dari 5,1 juta pengikut, sedangkan akun berbahasa Inggrisnya memiliki lebih dari 204.000 pengikut.

Kini, akun Facebook dan Instagram Khamenei tidak lagi tersedia.

Menurut Meta, akun tersebut telah dinonaktifkan, yang berarti akun tersebut dihapus secara permanen.

“Kami telah menghapus akun-akun ini karena berulang kali melanggar kebijakan Organisasi & Individu Berbahaya kami,” kata juru bicara Meta kepada CNN.

Berdasarkan kebijakan platform tersebut, organisasi atau individu yang menyatakan misi kekerasan atau terlibat dalam kekerasan tidak diizinkan untuk ada di Meta.

Ini termasuk mereka yang mengagungkan, mendukung, atau mewakili organisasi teroris yang ditunjuk oleh pemerintah AS.

Middle East Eye melaporkan, oposisi Iran dan aktivis pro-Israel berulang kali menyerukan agar akun media sosial Khamenei dilarang, khususnya setelah serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.

“Ayatollah Khamenei adalah satu-satunya pemimpin dunia yang mendukung dan memberdayakan perlawanan di Palestina. Itu adalah kejahatannya," kata seorang akademisi dan mantan penasihat pemerintah Iran, Mohammad Marandi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Wahyu Gilang Putranto

Tag:  #ulama #identitas #pemimpin #tertinggi #iran #berikutnya #harus #dirahasiakan #hindari #upaya #pembunuhan

KOMENTAR