Ribuan Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Tolak Penambahan Kuota Mahasiswa Baru
Dokter magang yang mengajukan surat pengunduran diri menghadiri pertemuan yang diselenggarakan oleh Korean Intern Resident Association di Distrik Yongsan. (Yonhap/via The Korea Times)
12:39
21 Februari 2024

Ribuan Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Tolak Penambahan Kuota Mahasiswa Baru

­– Lebih dari 1.600 dokter magang di rumah sakit-rumah sakit besar Korea Selatan melakukan aksi pemogokan kerja pada Selasa (20/2). Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes atas rencana pemerintah untuk menerima lebih banyak mahasiswa di sekolah kedokteran.

Aksi mogok kerja tersebut menimbulkan kekacauan serta kekhawatiran karena penundaan operasi dan janji temu pasien yang dibatalkan.

Dilansir dari Reuters, pemerintah ingin meningkatkan kuota penerimaan sekolah kedokteran sebesar 2.000 pada tahun ajaran 2025, dibandingkan dengan angka tahun tahunan saat ini sekitar 3.000, dan pada akhirnya menambah 10.000 lagi pada tahun 2035.

Sebagai bentuk protes, sekitar 6.400 dari 13.000 dokter dan dokter magang di rumah sakit besar menyerahkan surat pengunduran diri, dan sekitar 1.630 dari mereka telah keluar dari tempat kerja pada Senin (19/2) malam.

Meskipun tidak ada surat pengunduran diri yang disetujui oleh rumah sakit, pemerintah melaporkan bahwa 1.630 dokter magang tersebut tidak masuk kerja pada Selasa (20/2).

Beberapa rumah sakit besar yang terpaksa membatalkan rencana operasi sedang mempertimbangkan untuk mengurangi setengah dari jadwal operasi jika situasi terus berlanjut.

Selain itu, kekurangan staf telah mengakibatkan beberapa pasien kanker dipulangkan dari rumah sakit.

Pasien dan keluarga pasien di Rumah Sakit Severance di Sinchon, Distrik Seodaemun mengungkapkan kecemasan dan frustasinya atas gangguan layanan medis.

Pasalnya, sekitar 600 dari 612 dokter magang di sana telah mengajukan pengunduran diri mereka, menjadikan Rumah Sakit Severance menjadi salah satu yang paling terdampak atas aksi pemogokan nasional tersebut.

“Saya awalnya dijadwalkan untuk menjalani operasi tulang belakang pada bulan ini. Namun, setelah pemeriksaan hari ini, saya diberi tahu bahwa operasi tersebut mungkin ditunda,” kata seorang pasien yang bermarga Kim, 50, mengutip The Korea Times.

Awal bulan ini, pemerintah mengumumkan rencana untuk meningkatkan kuota pendaftaran di sekolah kedokteran secara nasional dalam upaya mengatasi kekurangan dokter. Peningkatan yang diusulkan akan menambah 2.000 slot setiap tahunnya dari saat ini yang berjumlah 3.058.

Para dokter dan mahasiswa kedokteran melakukan protes keras, dengan alasan bahwa menambah jumlah dokter tidak akan menyelesaikan masalah kekurangan dokter dalam spesialisasi tertentu, seperti pediatri dan bedah.

Sebaliknya, mereka menuntut peningkatan imbalan bagi dokter yang bekerja dalam kondisi sulit. Walau demikian, menurut survei Gallup Korea pada minggu lalu, sekitar 76 persen warga Korea Selatan mendukung rencana penambahan kuota mahasiswa kedokteran.

Di sisi lain, para dokter kemungkinan tidak dapat sepenuhnya terhindar dari sanksi administratif dan pidana karena menolak merawat pasien tanpa alasan yang sah dapat dihukum berdasarkan Undang-Undang Pelayanan Medis.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #ribuan #dokter #magang #korea #selatan #mogok #kerja #tolak #penambahan #kuota #mahasiswa #baru

KOMENTAR