Curhatan Pengusaha Eropa Terdampak Kekisruhan Laut Merah: Kami Kewalahan Tanggung Biaya Tinggi
Perusahaan pelayaran besar seperti Maersk dan CMA CGM dan ratusan perusahaan lainnya menaikkan tarif pengiriman barang 100 persen dari Asia ke Mediterania sebagai imbas Laut Merah yang kini dikuasai Houthi Yaman. 
17:50
18 Pebruari 2024

Curhatan Pengusaha Eropa Terdampak Kekisruhan Laut Merah: Kami Kewalahan Tanggung Biaya Tinggi

Serangan Houthi terhadap kapalkapal dagang di wilayah Laut Tengah yang tak kunjung mereda, membuat para pengusaha ritel Eropa menjerit lantaran kewalahan menanggung biaya transportasi yang tinggi.

Konflik Laut Merah pecah pada November lalu tepatnya setelah Houthi, milisi sayap kanan Iran melakukan serangan ke kapalkapal yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.

Pejabat Houthi beranggapan blokade dan penyerangan yang mereka lakukan adalah bentuk protes atas agresi Israel di Gaza, Palestina yang telah menewaskan lebih dari 28.000 jiwa.

Namun akibat serangan itu, ratusan kapal dagang global terpaksa putar arah melewati jalur Semenanjung Harapan demi menghindari Laut Merah.

Sayangnya imbas perubahan rute kini biaya transportasi pengiriman barang antara Asia dan Eropa mengalami pembengkakan, meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 4.000 dolar AS untuk kontainer berukuran 40 kaki.

Selain mengalami pembengkakan biaya, kekisruhan di Laut Merah juga membuat perusahaan ritel Eropa kesulitan untuk mengirimkan pesanan dengan tepat waktu akibat adanya penundaan pengiriman selama 2 -3 minggu, buntut perubahan rute ke Tanjung Harapan.

Permasalahan ini yang membuat bisnis ritel di Eropa mulai goyah dan terancam merugi akibat kesulitan menutup laba produksi ditengah lonjakan biaya transport.

“Semakin lama maskapai penerbangan terpaksa melakukan perubahan rute, semakin banyak bisnis, dan pada akhirnya konsumen, yang akan menderita akibat biaya tambahan yang menambah tingginya biaya hidup di Eropa,” kata Badan industri ritel Eropa, Eurocommerce dikutip dari Reuters.

Mencegah terjadinya pembengkakan kerugian, Eurocommerce yang beranggotakan supermarket raksasa seperti Ahold Delhaize, Carrefour, Lidl, M&S, Tesco, H&M, Inditex, dan Primark mendesak Uni Eropa (UE) untuk segera menyelesaikan persoalan di Laut Merah

"Dengan dampak besar ini pada bisnis ritel dan rantai pasok global, kami meminta upaya terkoordinasi dan intens dari UE dan negara anggota mengatasi situasi ini,’’ kata Eurocommerce.

Konflik Laut Merah Picu Kebangrutan di Sektor Otomotif

Selain sektor ritel, serangan Houthi juga membuat bisnis otomotif dunia boncos. Salah satunya Michelin, produsen ban asal Prancis.

Akibat lambatnya durasi pengiriman serta kenaikan tarif kargo yang memicu krisis suku cadang, membuat empat cabang toko ban mereka yang berada di Spanyol terpaksa mandek berproduksi.

Pabrik kendaran listrik milik Elon Musk,Tesla Inc bahkan mengambil langkah yang sama dengan memutuskan menunda sebagian besar produksinya di pabrik dekat Berlin, akibat kurangnya persediaan komponen karena perubahan rute pengiriman.

Menurut analis AutoForecast Solutions yang melacak rantai pasokan dan produksi otomotif memperkirakan dampak dari pengalihan rute ini akan memicu penurunan produksi otomotif besar – besaran di Eropa, lantaran Tesla dan sejumlah perusahaan otomotif asal Eropa sangat bergantung pada jalur Laut merah.

“Podusen kendaraan Eropa mengandalkan begitu banyak komponen utama dari Asia, dan khususnya Tiongkok. Apabila ketegangan di Laut Merah terus terjadi hal itu berpotensi menjadi titik lemah dalam rantai pasokan produsen mobil mana pun, sehingga produksi terus-menerus dilakukan berisiko,” kata Sam Fiorani, wakil presiden di AutoForecast Solutions.

Editor: Seno Tri Sulistiyono

Tag:  #curhatan #pengusaha #eropa #terdampak #kekisruhan #laut #merah #kami #kewalahan #tanggung #biaya #tinggi

KOMENTAR