Penampakan Pembangunan Zona Penyangga oleh Mesir di Perbatasan untuk Lindungi Pengungsi Palestina
Laporan dari Yayasan Hak Asasi Manusia Sinai mengungkapkan bahwa pihak berwenang Mesir mulai membangun zona penyangga setinggi 7 meter dengan tembok di Sinai pada 12 Februari. 
06:50
17 Februari 2024

Penampakan Pembangunan Zona Penyangga oleh Mesir di Perbatasan untuk Lindungi Pengungsi Palestina

Mesir membangun "zona penyangga" di sepanjang perbatasan seiring potensi serangan darat Israel di Rafah yang menjadi tempat tinggal lebih dari 1,4 juta warga Palestina.

Ini dilakukan untuk memberikan perlindungan bagi pengungsi jika terjadi migrasi massal dari Gaza, dengan target penyelesaian dalam waktu 12 bulan 10 hari.

Mesir mulai membangun zona penyangga setinggi 7 meter dengan tembok di Sinai pada 12 Februari, demikian laporan dari Yayasan Hak Asasi Manusia Sinai mengungkapkan bahwa pihak berwenang

Pekerjaan ini diawasi secara ketat oleh Otoritas Teknik Angkatan Bersenjata Mesir dan dilakukan dengan keamanan tinggi.

The Wall Street Journal, mengutip para pejabat Mesir, mencatat upaya yang sedang berlangsung untuk menciptakan kawasan tembok di dekat Gaza yang mampu menampung lebih dari 100.000 orang sebagai bagian dari rencana darurat.

CNN International mengkonfirmasi perkembangan tersebut, mengutip gambar satelit yang menunjukkan pembangunan zona penyangga baru di Mesir dengan tembok di sepanjang perbatasan Gaza.

Sebelumnya, Mesir juga dilaporkan mempersiapkan sebuah kawasan di perbatasan Gaza yang dapat menampung warga Palestina jika serangan Israel ke Rafah memicu eksodus melintasi perbatasan.

Empat sumber kepada kantor berita Reuters mengatakan ini sebagai langkah darurat yang dilakukan Kairo .

Mesir, yang membantah melakukan persiapan tersebut, telah berulang kali meningkatkan kewaspadaan atas kemungkinan bahwa serangan Israel yang menghancurkan di Gaza dapat membuat warga Palestina terpaksa mengungsi ke Sinai – sesuatu yang menurut Kairo sama sekali tidak dapat diterima – sejalan dengan peringatan dari negara-negara Arab seperti Yordania.

Salah satu sumber seperti dilaporkan The Guardian mengatakan,  Mesir optimistis perundingan untuk mencapai gencatan senjata dapat menghindari skenario seperti itu, namun Mesir menetapkan wilayah di perbatasan sebagai tindakan sementara dan pencegahan.

Tiga sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa Mesir telah mulai mempersiapkan daerah gurun dengan beberapa fasilitas dasar yang dapat digunakan untuk melindungi warga Palestina, dan menekankan bahwa ini adalah langkah darurat.

Sumber yang dihubungi Reuters untuk berita ini menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah ini.

Israel mengatakan tentaranya sedang menyusun rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah ke wilayah lain di Jalur Gaza.

Namun kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan pada hari Kamis bahwa berpikir orang-orang di Gaza dapat mengungsi ke tempat yang aman adalah sebuah “ilusi” dan memperingatkan kemungkinan warga Palestina akan mengungsi ke Mesir jika Israel melancarkan operasi militer di Rafah.

Dia menyebut skenario ini “semacam mimpi buruk Mesir”.

Mesir telah menyatakan penolakannya terhadap perpindahan warga Palestina dari Gaza sebagai bagian dari penolakan negara-negara Arab terhadap terulangnya “Nakba”, atau “malapetaka”, ketika sekitar 700.000 warga Palestina melarikan diri atau terpaksa meninggalkan rumah mereka dalam perang yang melingkupi pendirian Israel di Gaza 1948.

Sumber pertama mengatakan pembangunan kamp tersebut dimulai tiga atau empat hari lalu dan akan menjadi tempat berlindung sementara jika ada orang yang melintasi perbatasan “sampai resolusi tercapai”.

Ketika ditanya oleh Reuters tentang pernyataan sumber tersebut, kepala layanan informasi negara Mesir mengatakan: “Hal ini tidak memiliki dasar kebenaran. Saudara-saudara kita di Palestina telah mengatakannya dan Mesir telah mengatakan bahwa tidak ada persiapan untuk kemungkinan ini.

Operasi Banjir Al-Aqsa melawan Israel

Kelompok militer Hamas pada 7 Oktober mengumumkan operasi militer yang disebut "Banjir Al-Aqsa" terhadap Israel yang merupakan serangan terbesar dalam beberapa dekade.

Pejuang Palestina “menyusup” Israel dari Jalur Gaza dan merebut pangkalan militer serta menyandera ketika foto dan video menjadi viral secara online yang menunjukkan pejuang Hamas mengendarai kendaraan di dalam wilayah Israel dan yang lainnya melakukan paralayang ke wilayah pendudukan.

Sebagai tanggapan, angkatan bersenjata Israel mengumumkan menargetkan posisi Hamas di Jalur Gaza. Ribuan orang tewas, dan puluhan ribu lainnya terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza.

Statistik terbaru Kementerian Kesehatan di Gaza mengungkapkan, jumlah korban tewas akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi 27.365 orang, dengan lebih dari 66.630 orang terluka.(Serambi/Ansari Hasyim)

Sebagian artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Mesir Bangun Tembok 7 Meter sebagai Zona Penyangga di Perbatasan Gaza, Mampu Tampung 100.000 Orang

Editor: Eko Sutriyanto

Tag:  #penampakan #pembangunan #zona #penyangga #oleh #mesir #perbatasan #untuk #lindungi #pengungsi #palestina

KOMENTAR