



Iran Ancam Keluar dari NPT, Pertanyakan Standar Ganda Terkait Nuklir yang Beda Perlakuan dengan Israel
- Perdamaian dunia kembali berada di ujung tanduk. Di tengah panasnya konflik Timur Tengah, Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, melontarkan peringatan tajam yang mengguncang tatanan geopolitik global.
Iran, negara yang selama ini patuh pada traktat atau perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT), kini mengancam akan mencabut komitmennya jika terus-menerus diperlakukan secara tidak adil oleh komunitas internasional.
Pernyataan mengejutkan ini muncul tak lama setelah Israel melancarkan serangan brutal ke sejumlah fasilitas strategis Iran, dengan dalih mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Teheran.
Namun di balik narasi itu, muncul pertanyaan besar: benarkah Iran ancaman, atau justru Israel yang tengah membungkam ancaman potensial terhadap hegemoninya di kawasan?
“NPT bukan kontrak searah! Kami tidak akan terus-menerus menahan diri sementara Israel dibiarkan bebas mengancam kawasan dengan 10 hulu ledak nuklirnya,” tegas Boroujerdi dengan nada tajam dalam konferensi pers di kediamannya di Jakarta, Senin (17/6).
Menurutnya, Iran telah berkali-kali diverifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai negara tanpa senjata nuklir. Namun tekanan, sanksi, dan tuduhan terus dilayangkan kepada Teheran, sementara Israel yang menolak bergabung dalam NPT dan memiliki arsenal nuklir aktif dibiarkan bebas.
“Kami tidak memiliki bom nuklir. Kami tidak memiliki hulu ledak nuklir. Tapi justru kami yang diawasi ketat. Ini ketimpangan yang mencolok!” tegasnya.
Boroujerdi memperingatkan bahwa kesabaran Iran ada batasnya. Bila komunitas internasional, khususnya IAEA, terus bersikap sepihak apalagi standar ganda, Iran bisa saja keluar dari NPT, sebuah langkah yang bisa memicu efek domino dan meningkatkan risiko perang dunia ketiga berbasis senjata nuklir.
“Jika hak-hak kami sebagai anggota NPT tidak dipenuhi, jangan berharap kami akan selamanya berada dalam perjanjian itu. Dunia harus siap menerima konsekuensinya,” ujarnya dengan nada penuh peringatan.
Ketegangan antara Iran dan Israel kini bukan hanya soal geopolitik, tapi sudah menjurus ke eksistensi nuklir dan kemungkinan konflik global berskala besar. Banyak analis menilai, pernyataan Dubes Iran ini bisa menjadi sinyal awal dari pergeseran besar dalam doktrin pertahanan Iran, dari bertahan menjadi menyerang.
Sementara itu, masyarakat internasional dituntut untuk tidak lagi memandang sebelah mata krisis yang mengancam kawasan Timur Tengah. Karena kali ini, taruhannya bukan hanya satu atau dua negara, tapi seluruh dunia mengingat masing-masing pihak memiliki sekutu dan kepentingan.
Tag: #iran #ancam #keluar #dari #pertanyakan #standar #ganda #terkait #nuklir #yang #beda #perlakuan #dengan #israel