Hamas Disebut akan Bertemu Kepala Intelijen Mesir di Kairo, Bahas Kesepakatan Gencatan Senjata
Ilustrasi - Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Beirut pada 22 Juni 2022. Pemimpin Hamas akan mengunjungi Kairo untuk membahas potensi kesepakatan gencatan senjata. 
13:40
31 Januari 2024

Hamas Disebut akan Bertemu Kepala Intelijen Mesir di Kairo, Bahas Kesepakatan Gencatan Senjata

- Delegasi pejabat Hamas diperkirakan akan bertemu dengan kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, di Kairo pada hari ini, Rabu (31/1/2024).

Pertemuan itu untuk membahas kemungkinan kesepakatan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.

Hal ini disampaikan oleh seorang pejabat Mesir kepada saluran berita Qatar Al Araby pada Selasa (30/1/2024).

Proposal yang ditengahi Qatar, yang disampaikan kepada Hamas oleh mediator setelah pembicaraan dengan Israel, akan terdiri dari tiga tahap.

Nantinya, semua sandera yang ditahan oleh Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023 akan dibebaskan dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang dipenjarakan.

Diberitakan The Times of Israel, kedua belah pihak akan diminta untuk berkomitmen menghentikan operasi militer di ketiga tahap tersebut.

Sebagai tanda keseriusan perundingan itu, pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan dia akan mengunjungi Kairo untuk membahas potensi kesepakatan tersebut.

Pembicaraan pada hari Rabu akan fokus pada lamanya jeda pertempuran selama tahap pertama perjanjian tersebut, serta jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan oleh Israel sebagai imbalan atas para sandera tersebut, Al Araby melaporkan.

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata

Hamas telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang mempelajari proposal tiga tahap untuk gencatan senjata di Gaza.

Sementara itu, anggota garis keras pemerintah Israel mengancam akan membubarkan koalisi jika ada kesepakatan yang tidak mereka sukai.

Pada hari Selasa, Ismail Haniyeh mengonfirmasi bahwa dia sedang mempelajari proposal tersebut, yang disepakati di Paris pada akhir pekan, untuk menghentikan perang dan memungkinkan pertukaran tahanan Israel dan Palestina.

Haniyeh mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok tersebut terbuka untuk mendiskusikan inisiatif atau ide apa pun yang serius dan praktis, asalkan hal tersebut mengarah pada penghentian agresi secara komprehensif.

Hamas juga mengatakan, rencana tersebut harus memastikan penarikan penuh pasukan pendudukan dari Jalur Gaza.

Pimpinan kelompok itu dikabarkan telah menerima undangan ke Kairo untuk mencapai 'visi terpadu' dalam perjanjian kerangka kerja tersebut.

Dalam pernyataan yang dikirimkan kepada Reuters, Hamas mengatakan proposal tersebut melibatkan tiga tahap.

Rencana tersebut telah dikirim ke Gaza untuk meminta pendapat para pemimpin Hamas di sana.

“Pimpinan Hamas akan bertemu untuk membahas makalah tersebut dan menyampaikan pendapat akhir mengenai hal tersebut,” kata pernyataan itu, dilansir Al Jazeera.

Sumber mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa tahap pertama akan terdiri dari penghentian pertempuran dan pembebasan sandera lansia, perempuan sipil, dan anak-anak.

Kemudian, pengiriman makanan dan obat-obatan dalam jumlah besar ke Gaza, yang sedang menghadapi krisis kemanusiaan, akan dilanjutkan.

Tahap kedua adalah pembebasan tentara perempuan Israel dan peningkatan pengiriman bantuan serta pemulihan layanan utilitas ke Gaza.

Tahap ketiga adalah pembebasan jenazah tentara Israel dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina.

Ilustrasi - Asap mengepul selama pemboman Israel di Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Januari 2024. Ilustrasi - Asap mengepul selama pemboman Israel di Khan Yunis dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 30 Januari 2024. (AFP)

Hamas mengatakan tahap kedua juga akan melibatkan pembebasan calon militer laki-laki.

“Operasi militer di kedua pihak akan dihentikan selama tiga tahap tersebut,” katanya.

Jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan akan diserahkan pada proses negosiasi di setiap tahap, dengan pihak Israel bersiap untuk membebaskan mereka yang dijatuhi hukuman berat.

Tujuan akhir dari pendekatan bertahap ini adalah berakhirnya perang dan pembebasan tentara laki-laki yang ditawan di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan tambahan tahanan Palestina yang ditahan di penjara oleh Israel.

Jika Hamas menyetujui usulan kerangka kerja tersebut, maka diperlukan waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk menyelesaikan rincian logistik gencatan senjata dan pembebasan sandera dan tahanan.

Update Konflik Palestina-Israel

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka tidak dapat mengirimkan makanan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis meskipun terjadi 'kekurangan yang serius' setelah penundaan di pos-pos pemeriksaan.

Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit al-Amal di Khan Younis dan meminta para dokter serta pengungsi Palestina untuk dievakuasi, kata Bulan Sabit Merah Palestina.

Tentara Israel membenarkan bahwa mereka telah membanjiri terowongan di Gaza dengan air laut selama beberapa minggu.

Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi di sebelah barat Kota Gaza di mana menurut PBB sebanyak 88.000 warga Palestina berlindung.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah meminta donor besar untuk melanjutkan pendanaan badan PBB untuk pengungsi Palestina.

Setidaknya 26.751 orang tewas dan 65.636 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #hamas #disebut #akan #bertemu #kepala #intelijen #mesir #kairo #bahas #kesepakatan #gencatan #senjata

KOMENTAR