Sudah Terima Proposal Gencatan Senjata di Gaza, Hamas Akan Pelajari Lebih Dulu
Proposal gencatan senjata Hamas-Israel itu diajukan dalam pertemuan di Paris, Prancis.
Pemimpin Hamas bernama Ismail Haniyeh mengatakan pihaknya tetap terbuka akan perundingan yang berdasarkan “inisiatif yang serius dan praktikal” yang meliputi gencatan senjata, pertukaran sandera, dan proses pembangunan kembali Jalur Gaza.
Dilansir dari Al Jazeera, Haniyeh mengonfirmasi bahwa Hamas telah menerima undangan untuk berkunjung ke Kota Kairo, Mesir.
Di kota itu akan didakan pembahasan mengenai rencana gencatan senjata.
Haniyeh berujar prioritas Hamas adalah mengakhiri serangan militer Israel dan menyingkirkan pasukan Israel dari Gaza.
Dikutip dari Yedioth Ahronoth, seorang narasumber yang mengetahui pembicaraan di Paris itu mengatakan para peserta perundingan telah sepakat mengenai kesepakatan tentang pembebasan sandera, gencatan senjata, dan penyaluran bantuan kemanusiaan di Gaza.
Di sisi lain, kantor Perdana Menteri Israel mengatakan kesepakatan belum terlihat.
Selain itu, menurut kantor tersebut, permintaan Hamas tidak bisa diterima.
Bahkan, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvr mengancam akan menjatuhkan pemerintahan jika usulan gencatan senjata itu disetujui.
Gencatan senjata disebut segera tercapai
Sebelumnya, Israel dan Hamas dikabarkan akan segera mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Perundingan gencatan senjata Israel-Hamas itu ditengahi oleh Amerika Serikat (AS).
Menurut New York Times yang mengutip pernyataan pejabat AS, gencatan senjata bisa tercapai dalam dua pekan ini.
Dalam gencatan senjata itu Hamas disebut akan membebaskan warga Israel yang disandera.
Di sisi lain, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menghentikan serangannya di Gaza selama sekitar 2 bulan.
New York Times menyebut draf tentang gencatan senjata telah disusun.
Draf itu menggabungkan proposal dari kedua belah pihak dan dibahas di Paris, Prancis, pada hari Minggu lalu.
Dilansir dari Russia Today, Hamas telah membebaskan sekitar setengah dari jumlah sandera saat gencatan pada bulan November 2023.
Adapun gencatan berikutnya disebut akan “lebih lebih luas lagi cakupannya”.
Pada tahap pertama, serangan ke Gaza akan dihentikan selama 30 hari. Sandera perempuan, lansia, dan sandera yang terluka akan dibebaskan Hamas.
Pada tahap ini kedua belah pihak akan bersepakat mengenai tahap kedua.
Pada tahap kedua, gencatan akan diperpanjang selama sebulan. Tentara Israel dan warga Israel berjenis kelamin laki-laki akan dibebaskan.
Selain itu, nantinya akan ada lebih banyak bantuan kemanusiaan yang disalurkan ke Gaza.
Adapun jumlah warga Palestina yang akan dibebaskan dari penjara Israel belum dirundingkan.
Meski demikian, New York Times menyebut persoalan itu adalah “masalah yang bisa diatasi”.
Perjanjian antara Israel dan Hamas ini tidak akan memunculkan gencatan senjata permanen yang diminta Hamas.
Akan tetapi, pejabat AS mengatakan setelah gencatan 2 bulan itu, serangan Israel ke Gaza akan berkurang.
Gencatan senjata itu juga disebut memungkinkan adanya diplomasi yang bisa memfasilitasi munculnya resolusi yang lebih luas dalam konflik Israel-Palestina.
Sementara itu, pada hari Senin pejabat Mesir memberi tahu Wall Street Journal tentang rencana gencatan yang mirip dengan gencatan yang ditengahi AS.
Rencana itu ditawarkan kepada Israel dan Hamas oleh para pihak yang menengahi.
Menurut pejabat AS, gencatan senjata itu akan lebih panjang karena berlangsung hingga 4 bulan.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #sudah #terima #proposal #gencatan #senjata #gaza #hamas #akan #pelajari #lebih #dulu