21 Lembaga Bantuan Marah usai Negara Barat Potong Dana UNRWA: Keputusan Sembrono
Para pekerja Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Sebanyak 21 organisasi bantuan termasuk ActionAid, Oxfam, dan Save the Children telah mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung UNRWA. 
12:40
30 Januari 2024

21 Lembaga Bantuan Marah usai Negara Barat Potong Dana UNRWA: Keputusan Sembrono

- Badan-badan bantuan internasional mengatakan mereka sangat prihatin dan marah atas keputusan yang dilakukan oleh donor-donor besar yang memotong dana untuk badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA.

Lebih dari 10 negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jerman mengatakan akan menangguhkan pendanaan untuk UNRWA.

Hal itu setelah Israel menuduh beberapa pekerja UNRWA ikut serta dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Padahal, badan tersebut telah memberikan bantuan kepada lebih dari 5,6 juta pengungsi Palestina di Timur Tengah.

Sebanyak 21 organisasi bantuan termasuk ActionAid, Oxfam, dan Save the Children telah mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung UNRWA.

“Kami terkejut dengan keputusan sembrono untuk memotong bantuan bagi seluruh penduduk yang dilakukan oleh beberapa negara yang menyerukan peningkatan bantuan di Gaza dan perlindungan kemanusiaan saat melakukan pekerjaan mereka,” ungkap koalisi 21 lembaga tersebut, Senin (29/1/2024), dilansir The Guardian.

“Kami marah karena beberapa donor bersatu untuk menangguhkan pendanaan untuk UNRWA di tengah bencana kemanusiaan yang memburuk dengan cepat di Gaza,” jelas organisasi tersebut.

Badan-badan bantuan itu mencatat bahwa 2 juta warga sipil, lebih dari setengahnya adalah anak-anak, bergantung pada bantuan UNRWA di Gaza.

“Penduduk menghadapi kelaparan, ancaman kelaparan dan wabah penyakit akibat pemboman terus-menerus yang dilakukan Israel dan perampasan bantuan yang disengaja di Gaza,” jelas mereka.

“Jika penangguhan pendanaan tidak dicabut, kita mungkin akan melihat keruntuhan total dari respons kemanusiaan yang sudah dibatasi di Gaza,” tambahnya.

Dikutip dari Al Jazeera, sekitar 152 staf UNRWA telah terbunuh dan 145 fasilitas UNRWA rusak akibat pemboman sejak Oktober 2023.

Kini, badan itu mengatakan telah melakukan penyelidikan terhadap 12 anggota staf yang diduga melakukan kejahatan.

Badan tersebut telah memecat sembilan orang yang dituduh.

Dua lainnya hilang dan satu tewas.

PBB di New York juga telah meluncurkan penyelidikan tingkat tinggi atas dugaan tindakan tersebut, yang oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, digambarkan sebagai tindakan yang 'menjijikkan'.

Pada Senin, UNRWA mengatakan pihaknya tidak akan dapat melanjutkan operasi di Gaza dan di seluruh wilayah setelah akhir Februari jika pendanaan tidak dilanjutkan.

Di sisi lain, Washington akan sangat memperhatikan langkah-langkah yang diambil UNRWA dalam menanggapi tuduhan tersebut.

Juru bicara dewan keamanan nasional, John Kirby tampaknya membiarkan pintu terbuka untuk dimulainya kembali bantuan.

"Salah jika meragukan kinerja baik suatu lembaga karena potensi tindakan buruk yang dilakukan oleh sejumlah kecil orang," katanya.

UNRWA diketahui mempekerjakan sekitar 13.000 orang di Gaza.

Sebuah dokumen intelijen Israel yang dilihat oleh Reuters menuduh bahwa sekitar 190 pegawai UNRWA, termasuk guru, telah merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam.

Di dalamnya terdapat nama dan gambar 11 orang tersebut.

Orang Palestina ke-12 yang nama dan fotonya diberikan dikatakan tidak memiliki keanggotaan faksi dan telah menyusup ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pengungsi Palestina mengantri untuk menerima bantuan di depan pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 28 Januari 2024. Pengungsi Palestina mengantri untuk menerima bantuan di depan pusat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 28 Januari 2024. (AFP)

Israel telah lama mengkritik badan PBB tersebut, menuduhnya melanggengkan konflik dengan menghambat pemukiman kembali pengungsi, dan mengatakan staf badan tersebut ikut serta dalam serangan bersenjata.

Namun, UNRWA membantah tuduhan tersebut dan menggambarkan perannya hanya sebagai bantuan.

Update Konflik Palestina-Israel

Sebagai informasi, kini perempuan dan anak-anak telah meninggalkan tempat penampungan UNRWA setelah pasukan Israel menangkap puluhan pria yang berlindung di sana.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan mereka kehilangan kontak dengan timnya di Kota Gaza saat mencoba menyelamatkan seorang gadis berusia enam tahun yang terjebak di dalam mobil selama berjam-jam setelah serangan Israel yang menewaskan seluruh keluarganya.

Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington DC, di mana dia mengatakan kemajuan sedang dicapai dalam gencatan senjata Gaza dan pembicaraan tentang tawanan.

Di sisi lain, Perancis, Jerman, dan Amerika Serikat mengecam konferensi yang menyerukan pembangunan 21 pemukiman ilegal di Gaza dan di mana para menteri Israel menari dan merayakannya.

Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan pemotongan dana untuk UNRWA karena tuduhan terhadap sekelompok kecil staf adalah tidak dapat dibenarkan.

Seruan untuk mengembalikan dana ke UNRWA semakin meningkat, termasuk dari anggota Kongres AS Alexandria Ocasio-Cortez dan Doctors Without Borders (Medecins Sans Frontieres, atau MSF).

Setidaknya 26.637 orang tewas dan 65.387 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Sri Juliati

Tag:  #lembaga #bantuan #marah #usai #negara #barat #potong #dana #unrwa #keputusan #sembrono

KOMENTAR