Pertukaran Tawanan Keenam: Apa yang Menanti Israel dan Hamas Selanjutnya?
PAMER SENJATA - Foto yang diambil dari Telegram Brigade Al-Quds pada Sabtu (15/2/2025) menunjukkan tentara Hamas memamerkan senjata dan perlengkapan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang berhasil mereka sita. Gencatan senjata yang hampir gagal akhirnya tetap berjalan dengan dibebaskannya 3 sandera Israel. 
10:00
16 Februari 2025

Pertukaran Tawanan Keenam: Apa yang Menanti Israel dan Hamas Selanjutnya?

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas terus berlanjut pada Sabtu (15/2/2025) dengan dibebaskannya tiga sandera Israel, Dekel Chen, Sasha Trupanov, dan Yair Horn.

Ini menandai kelompok keenam yang dibebaskan dalam tahap pertama gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari 2025.

Gencatan Senjata Hampir Gagal

Pada awal minggu ini, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida, sempat mengumumkan rencana penundaan pembebasan tiga sandera Israel yang dijadwalkan pada Sabtu.

Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan yang ada.

Menurut mereka, Israel telah menunda pemulangan warga Palestina ke Gaza Utara, melancarkan serangan di seluruh wilayah, serta menghalangi bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 92 warga Palestina tewas dan lebih dari 800 terluka akibat serangan Israel sejak gencatan senjata dimulai.

Namun, penundaan itu dibatalkan setelah Israel mengancam akan melakukan serangan baru di Gaza.

Para mediator berjanji untuk menghilangkan hambatan demi memastikan Israel mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk.

Apa yang Tersisa dalam Fase Pertama Gencatan Senjata?

Fase pertama gencatan senjata yang berlangsung selama enam minggu, kini menyisakan dua minggu lagi.

Dalam fase ini, terdapat rencana penarikan bertahap pasukan Israel dari Gaza dan pemulangan warga Palestina yang mengungsi.

Hamas berkomitmen untuk membebaskan total 33 sandera Israel, yang terdiri dari wanita, anak-anak, dan pria berusia di atas 50 tahun.

Hingga saat ini, 24 sandera telah dibebaskan, yang mencakup 19 warga Israel dan 5 warga Thailand.

Selain itu, pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza direncanakan meningkat menjadi 600 truk per hari, melebihi jumlah minimum 500 truk yang dibutuhkan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Apa yang Terjadi di Fase Kedua Gencatan Senjata?

Sementara itu, negosiasi untuk fase kedua gencatan senjata mengalami sejumlah hambatan.

Tim Israel kembali dari perundingan di Doha setelah hanya dua hari berada di sana.

Fase kedua ini diharapkan mencakup pembebasan semua sandera yang tersisa, termasuk tentara pria Israel, serta potensi gencatan senjata permanen dan penarikan penuh pasukan Israel.

Mantan Presiden AS Joe Biden mencatat bahwa fase ini akan mencakup pembebasan semua sandera yang masih hidup, diiringi dengan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.

Namun, Hamas menegaskan bahwa mereka tidak akan membebaskan sandera yang tersisa tanpa adanya jaminan gencatan senjata yang langgeng dan penarikan penuh Israel.

Bagaimana dengan Tahap Ketiga?

Tahap ketiga yang diperkirakan akan menjadi tahap akhir gencatan senjata akan melibatkan rekonstruksi Gaza dan pengembalian jenazah para sandera yang belum kembali.

Kesepakatan ini mencakup penyediaan 600 truk berisi bantuan kemanusiaan setiap hari selama periode gencatan senjata, termasuk 50 truk bahan bakar dan 300 truk untuk wilayah utara Gaza.

Meskipun demikian, terdapat perselisihan mengenai jumlah bantuan yang diperbolehkan masuk dan distribusi yang efektif kepada warga yang membutuhkan.

Selain itu, penjarahan oleh geng-geng kriminal di Gaza semakin menjadi masalah yang harus dihadapi.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya di Gaza?

Masa depan Gaza masih sangat tidak jelas, terutama mengenai siapa yang akan mengelola wilayah tersebut jika gencatan senjata berhasil dicapai.

Israel menegaskan bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang dan membiarkan Hamas tetap berkuasa.

Mereka juga menolak opsi pemerintahan Gaza oleh Otoritas Palestina, badan yang didukung oleh Barat.

Masyarakat internasional berpendapat bahwa Gaza harus dikelola oleh rakyat Palestina, namun hingga saat ini belum ada upaya yang efektif untuk menemukan alternatif dari faksifaksi utama dalam masyarakat sipil atau kepemimpinan lokal.

Dalam langkah yang cukup kontroversial, mantan Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk membangun kembali Gaza dan mengubahnya menjadi resor pantai internasional.

Namun, rencana ini mendapatkan penolakan dari negara-negara tetangga yang khawatir bahwa hal ini akan memicu ketidakstabilan regional.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

Editor: timtribunsolo

Tag:  #pertukaran #tawanan #keenam #yang #menanti #israel #hamas #selanjutnya

KOMENTAR