Hamas Bakal Bebaskan Tiga Sandera Israel, Masa Depan Gencatan Senjata Gaza Masih Tak Pasti
Ayah (kanan) dari sandera Israel Romi Gonen (kedua dari kanan) dan anggota keluarga lainnya menyambutnya di pusat medis Sheba di Ramat Gan dekat Tel Aviv, Israel, pada 19 Januari 2025, setelah pembebasannya berkat gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera.(GPO/MAAYAN TOAF via AFP)
19:30
15 Februari 2025

Hamas Bakal Bebaskan Tiga Sandera Israel, Masa Depan Gencatan Senjata Gaza Masih Tak Pasti

- Kelompok Hamas diperkirakan akan mengumumkan tiga nama sandera Israel yang akan dibebaskan pada akhir pekan ini.

Langkah tersebut merupakan bagian dari kesepakatan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina dalam rangka gencatan senjata di Jalur Gaza.

Dikutip dari AFP, ketidakpastian sempat muncul beberapa hari terakhir setelah Israel mengancam akan membatalkan gencatan senjata yang telah berlangsung hampir sebulan.

Pada Kamis (13/2/2025), Israel menegaskan bahwa Hamas dan sekutunya harus membebaskan tiga sandera yang masih hidup paling lambat akhir pekan ini.

Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, Israel mengancam akan kembali melancarkan serangan ke Gaza.

Namun, Hamas menyatakan akan menunda pembebasan sandera karena menuding Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.

Ketegangan meningkat

Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 19 Januari 2025 telah menghentikan sebagian besar pertempuran yang terjadi selama 15 bulan terakhir di Gaza.

Akan tetapi, ketegangan kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan pengambilalihan wilayah Gaza oleh AS.

Media Israel melaporkan pada Kamis bahwa Hamas akan menyebutkan tiga nama sandera yang akan dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025).

Hamas sebelumnya sempat menunda rencana tersebut, tetapi kini kembali berkomitmen untuk menjalankan pertukaran sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

"Kami sangat ingin menerapkannya (gencatan senjata) dan mewajibkan Israel untuk sepenuhnya mematuhinya," ujar juru bicara Hamas, Abdel Latif Al Qanou.

Sementara itu, juru bicara Pemerintah Israel, David Mencer, memperingatkan bahwa jika Hamas tidak membebaskan para sandera sebelum Sabtu siang, maka gencatan senjata akan berakhir.

Hambatan dalam implementasi

Hamas menuding Israel menahan pengiriman alat berat yang dibutuhkan untuk menyingkirkan puing-puing akibat serangan di Gaza.

Laporan menyebutkan bahwa sejumlah buldoser masih tertahan di perbatasan Rafah, Mesir, menunggu izin masuk ke wilayah Gaza.

Di sisi lain, analis dari International Crisis Group, Mairav Zonszein, menilai bahwa meski keduanya saling berselisih secara terbuka, baik Israel maupun Hamas tetap memiliki kepentingan untuk mempertahankan gencatan senjata.

"Mereka hanya bermain-main soal kekuasaan," kata Zonszein.

Ketidakpastian terkait gencatan senjata ini memicu gelombang protes di Israel. Puluhan keluarga sandera yang masih ditawan di Gaza turun ke jalan dan memblokir jalan raya dekat Tel Aviv. Mereka melambaikan spanduk dan menuntut agar ketentuan gencatan senjata tetap dihormati.

Di sisi lain, Hamas menyerukan pawai solidaritas di berbagai negara sepanjang akhir pekan ini. Mereka mengajak masyarakat internasional mengecam dugaan rencana pengusiran rakyat Palestina dari Jalur Gaza.

Editor: Albertus Adit

Tag:  #hamas #bakal #bebaskan #tiga #sandera #israel #masa #depan #gencatan #senjata #gaza #masih #pasti

KOMENTAR