Apesnya Joe Biden, Acara Kampanyenya di Gereja Malah Diganggu Aktivis Pro-Palestina
Secara historis gereja itu dikenal sebagai gereja warga kulit hitam di AS.
Pada tahun 2015 seorang pastor dan delapan jemaat gereja itu tewas dalam serangan yang dipicu oleh persoalan rasisme. Kala itu Biden masih menjadi Wakil Presiden AS.
Adapun dalam Pilpres AS 2024, Partai Demokrat yang menuding lawan Biden, Donald Trump, sebagai pribadi yang rasis dan berbahaya bagi demokrasi.
Ketika Biden berpidato di gereja, sekelompok pengunjuk rasa mendadak berdiri dari bangku dan mencelanya.
Mereka menuduh Biden tidak mempedulikan nasib warga Palestina di Gaza yang kini diserang Israel.
Kemudian, mereka meneriakkan “gencatan senjata” ketika pihak keamanan membawa mereka keluar.
Sekitar semenit kemudian, simpatisan Demokrat yang menghadiri acara itu berteriak “empat tahun lagi” demi mengaburkan suara pengunjuk rasa.
Aktivis pro-Palestina juga melancarkan aksi unjuk rasa di luar gereja tempat Biden berkampanye.
Ketika kegaduhan sudah bisa diatasi, Biden mengaku sudah bekerja secara diam-diam dengan pemerintah Israel untuk mengurangi tentara Israel dan membawa mereka keluar dari Gaza.
AS di bawah Biden langsung menyatakan dukungan kepada Israel setelah Hamas melancarkan serangan tiba-tiba ke Israel tanggal 7 Oktober 2023.
Serangan Hamas itu dibalas oleh Israel dan berlangsung hingga kini. Dilaporkan saat ini sudah ada lebih dari 22.000 warga Palestina di Gaza yang tewas karena serangan Israel.
AS memberikan bantuan diplomatik, uang, dan senjata kepada Israel yang kini dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, Israel menolak usulan gencatan senjata dengan Hamas.
Negara Zionis itu telah bersumpah akan melenyapkan Hamas.
Menurut para pejabat Israel, adanya gencatan senjata secara penuh hanya akan membantu Hamas untuk memulihkan diri dan merencanakan serangan selanjutnya.
Kebijakan pemerintahan Biden yang sangat pro-Israel itu memicu kecaman dari sejumlah warga muslim AS.
Padahal, pemerintahannya sudah mengklaim menjadi pemerintahan yang “paling beragam” karena menggandeng warga Arab-Amerika dan muslim.
Berberapa dari mereka telah mengeluhkan adanya rasa takut dan “budaya bungkam” terhadap penderitaan warga Palestina.
Bahkan, beberapa pejabat pemerintah memutuskan mengundurkan diri sebagai aksi protes.
Aktivis Yahudi-Amerika juga mengecam
Cara Biden menyikapi perang Hamas-Israel turut dikritik oleh aktivis Yahudi-Amerika.
Salah satunya ialah Leah Harris yang ditangkap pada bulan Oktober 2023 karena berunjuk rasa di Capitol Hill.
“Melihat cara pemerintah kita mengizinkan kejahatan ini berlanjut sudah tak bisa ditoleransi, sedang mengizinkan genosida, bahkan berbicara tentang bantuan moral yang lebih banyak kepada Israel,” kata Harris dikutip dari Andolu Agency.
Dia juga menyebut ada tindakan pembersihan etnis Palestina.
Harris menjadi salah satu di antara puluhan pengunjuk rasa yang ditahan karena menggelar protes di kantor senator AS bernama Bernie Sanders.
Mereka berteriak meminta Sanders untuk mendukung gencatan senjata di Gaza.
Dia berujar sudah ada banyak aktivis yang marah dan kecewa sehingga mendesak pemerintahan Biden untuk mendukung penghentian pertempuran.
Pejabat AS minta Israel kurangi serangan
Sementara itu, para pejabat AS kembali meminta Israel untuk mengurangi serangan di Gaza.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kini tengah berkunjung ke Timur Tengah untuk mencegah perang di Gaza meluas.
Dalam kunjungannya ke Arab Saudi hari Senin, (8/1/2024), Blinken mengaku akan mendesak pejabat Israel untuk mencegah jatuhnya korban jiwa lebih banyak.
Kemudian, Israel akan diminta untuk mengizinkan warga Palestina ke rumah mereka.
Sebelumnya, ada usulan dari menteri sayap kanan Israel agar warga Palestina diusir dari Gaza.
(Tribunnews/Febri)
Tag: #apesnya #biden #acara #kampanyenya #gereja #malah #diganggu #aktivis #palestina