



Usai Trump-Raja Abdullah Bertemu, AS Akui Yordania Lebih Senang jika Warga Gaza Tidak Direlokasi
Dalam jumpa pers yang diadakan setelah pertemuan tersebut, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan Raja Abdullah lebih memilih agar warga Palestina tetap tinggal di Gaza.
Sementara Trump berpendapat pemindahan mereka ke daerah yang lebih aman akan lebih baik.
Leavitt mengungkapkan pernyataan dari Trump yang menyatakan bahwa meskipun Raja Abdullah mengusulkan untuk memperluas lahan di Gaza untuk pembangunan baru, yang akan menciptakan banyak lapangan kerja, Trump merasa akan lebih baik jika warga Palestina tersebut dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
Menurutnya, hal ini bisa memberikan mereka kesempatan untuk hidup dalam kondisi yang lebih baik dan jauh dari ancaman yang ada.
"Raja lebih suka jika warga Palestina tetap tinggal di sana, dengan lahan tambahan yang akan digunakan untuk pembangunan baru, yang akan menciptakan lapangan kerja dalam jumlah yang belum pernah terlihat sebelumnya.
"Namun, presiden merasa akan jauh lebih baik dan lebih megah jika warga Palestina ini dapat dipindahkan ke daerah yang lebih aman," kata Leavitt, membacakan pernyataan dari Trump.
Trump juga menambahkan mitra-mitra Arab di kawasan tersebut tengah menyusun rencana perdamaian untuk disampaikan kepadanya,.
Ia menyatakan Amerika Serikat terus bekerja sama dengan negara-negara Arab dalam upaya mencapai perdamaian yang lebih stabil.
"Pemerintah terus bekerja sama dengan mitra-mitra Arab kami di kawasan ini, kami mendukung penuh sekutu kami, Israel," lanjut Leavitt, mengutip komentar Trump.
Pernyataan ini menggambarkan ketegangan antara strategi yang diajukan oleh Trump dan pandangan yang disampaikan oleh Raja Abdullah.
Trump Serukan Relokasi Warga Gaza, Negara-negara Arab Meradang
Negara-negara Arab mulai bersatu untuk melancarkan perlawanan keras terhadap usulan Trump tersebut.
Arab Saudi mengecam saran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tanah negara kerajaan itu digunakan untuk mendirikan negara Palestina.
Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit mengatakan prospek pemindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat "tidak dapat diterima oleh dunia Arab, yang telah menentang gagasan ini selama 100 tahun".
"Kami orang Arab tidak akan menyerah dengan cara apa pun sekarang," katanya, Rabu (12/2/2025), dikutip dari AFP.
Gheit memberikan peringatan keras terhadap Trump soal rencananya untuk mengambil alih Gaza.
Ia mengatakan, jika Trump terus melanjutkan rencananya, maka ia akan membawa Timur Tengah ke dalam siklus krisis baru.
"Ini (rencana Trump, red) tidak dapat diterima oleh dunia Arab," kata Aboul Gheit, dikutip dari Times of Israel.
Pejabat senior Arab itu bahkan memperingatkan rencana Trump akan mengancam gencatan senjata yang rapuh di daerah Gaza.
Ia juga mengatakan rencana Trump dapat memicu ketidakstabilan regional.
"Jika situasi kembali meledak secara militer, semua upaya (gencatan senjata) ini akan sia-sia," ungkap Aboul Gheit.
Menurut Anna Jacobs dari Arab Gulf States Institute di Washington, negara-negara Arab tidak dapat dianggap berpihak pada Amerika Serikat dan Israel, serta mendukung kebijakan pembersihan etnis Palestina dari Gaza.
"Masalah Palestina terlalu sensitif dan terlalu penting bagi publik Arab," lanjutnya.
Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa menyebut rencana Trump sebagai "kejahatan yang sangat besar yang tidak mungkin terjadi".
Padahal, al-Sharaa sendiri tengah mencari dukungan AS untuk meringankan sanksi terhadap negaranya.
Presiden Lebanon Joseph Aoun, yang juga sekutu dekat AS, pada hari Rabu menolak "usulan yang akan menyebabkan pengusiran warga Palestina dari tanah mereka".
Seorang peneliti politik Mesir, Ahmed Maher mengatakan bahwa pesan dunia Arab sudah jelas: "tidak boleh ada relokasi paksa, dan solusinya adalah model dua negara".
"Diskusi apa pun di luar dua poin ini tidak mungkin dilakukan," kata Ahmed.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #usai #trump #raja #abdullah #bertemu #akui #yordania #lebih #senang #jika #warga #gaza #tidak #direlokasi