Kembali Mengancam, Israel Bersumpah 'Neraka' Akan Melanda Hamas jika Tak Bebaskan Sandera Hari Sabtu
Pernyataan Israel ini meningkatkan ancaman terhadap kelompok militan Palestina tersebut, sementara para mediator berusaha menyelamatkan gencatan senjata mereka.
Perselisihan tersebut dipicu ketika Hamas menuduh Israel gagal memenuhi beberapa komitmen dalam gencatan senjata, termasuk pengiriman tenda dan bantuan lainnya.
Hamas juga mengatakan akan menunda pembebasan sandera berikutnya yakni pada Sabtu (15/2/2025).
Israel diketahui telah melontarkan sejumlah ancaman terhadap Hamas dan warga Gaza.
Pada Rabu (12/2/2025), Israel mengancam akan melancarkan perang baru terhadap Hamas yang akan mengarah pada pelaksanaan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengusir semua warga Palestina dari wilayah tersebut, jika militan tidak membebaskan sandera akhir pekan ini.
Pihak-pihak yang bertikai, yang belum menyepakati tahap-tahap selanjutnya dari gencatan senjata, saling tuduh melakukan pelanggaran, yang memicu kekhawatiran bahwa kekerasan dapat kembali terjadi.
Katz mengatakan Israel akan melanjutkan perangnya jika Hamas gagal membebaskan tawanan pada hari Sabtu, ketika pertukaran sandera-tahanan keenam dijadwalkan berdasarkan ketentuan perjanjian.
Hamas mengatakan akan menunda pembebasan dengan alasan pelanggaran Israel, dan beberapa jam kemudian, Trump memperingatkan bahwa "neraka" akan terjadi jika militan Palestina gagal membebaskan "semua" sandera saat itu.
"Jika pertempuran kembali terjadi, perang Gaza yang baru akan berbeda intensitasnya dari yang terjadi sebelum gencatan senjata, dan tidak akan berakhir tanpa kekalahan Hamas dan pembebasan semua sandera," kata Israel Katz, Rabu, dilansir Arab News.
"Ini juga akan memungkinkan terwujudnya visi Presiden AS Trump untuk Gaza," tambahnya.
Katz pada hari Kamis memerintahkan tentara untuk mempersiapkan keberangkatan "sukarela" dari Gaza.
Militer Israel pun mengatakan telah mulai memperkuat pasukannya di sekitar Gaza.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengancam akan melanjutkan "pertempuran sengit" di Gaza jika Hamas gagal membebaskan tawanan yang ditahan di sana paling lambat Sabtu siang.
Pernyataan Hamas
Pejabat Hamas Mahmoud Merdawi mengatakan kepada The Associated Press bahwa ada "sinyal positif" bahwa ketiga sandera akan dibebaskan sesuai rencana pada hari Sabtu.
Namun, kelompok itu belum menerima komitmen dari Israel bahwa mereka akan mematuhi kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat Mesir yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan kedua pihak hampir mencapai kesepakatan.
Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas negosiasi tertutup, mengatakan Israel telah berkomitmen untuk mengirimkan lebih banyak tenda, tempat penampungan, dan peralatan berat ke Gaza.
Sementara itu, pejabat Israel belum memberikan komentar.
Sebelumnya, Israel mengatakan bahwa mereka telah memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan tersebut, yang mulai berlaku pada 19 Januari dan telah menghentikan perang selama 16 bulan di Gaza, sehingga memberikan kelegaan bagi ratusan ribu warga Palestina.
Dalam tahap pertama gencatan senjata saat ini, yang akan berlangsung selama 42 hari, Israel akan mengirimkan bantuan dalam jumlah besar.
Hamas bermaksud membebaskan 33 sandera yang disandera selama serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang. Delapan dari mereka dikatakan tewas.
Sebanyak 21 orang telah dibebaskan sejauh ini, bersama dengan ratusan tahanan Palestina dari tahanan Israel.
SIAP MASUK GAZA - Foto file yang diambil dari Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan tank-tank pasukan Israel bersiap memasuki Gaza pada Oktober 2023 setelah Operasi Banjir Al-Aqsa terjadi. Israel bersiap memasuki Gaza lagi pada pertengahan Februari 2025 seiring mandeknya negosiasi gencatan senjata dengan Hamas. (khaberni/tangkap layar)Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel
Dikutip dari Al Jazeera, pejabat Hamas mengadakan pembicaraan di ibu kota Mesir, Kairo, sementara mediator Mesir dan Qatar berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan kesepakatan gencatan senjata yang rapuh di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel kembali mengancam akan memulai perang di Gaza, dengan mengatakan konflik baru ini akan memiliki intensitas yang berbeda dan “memungkinkan terwujudnya” “visi” Presiden AS Donald Trump untuk mengusir warga Palestina dari sana.
Pasukan Israel menewaskan satu warga Palestina di Gaza selatan dan melanjutkan pengepungan di utara Tepi Barat yang diduduki, memaksa ratusan orang lainnya meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi Nur Shams.
Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada wartawan “kami akan mengambil alih” Gaza dan mendesak Raja Yordania Abdullah untuk mengalokasikan tanah bagi warga Palestina yang mengungsi paksa.
Abdullah mengatakan ia menentang segala bentuk pemindahan warga Palestina dan mengatakan negara-negara Arab akan datang ke AS untuk menanggapi rencana pengambilalihan oleh Washington.
Mesir mengatakan "rencana komprehensif" tersebut akan berupaya membangun kembali Gaza tanpa memukimkan kembali warga Palestina.
Kantor Media Pemerintah telah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sebanyak 61.709 orang, dengan mengatakan ribuan orang yang hilang di bawah reruntuhan kini diduga tewas.
Setidaknya 1.139 orang tewas di Israel selama serangan 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel
Tag: #kembali #mengancam #israel #bersumpah #neraka #akan #melanda #hamas #jika #bebaskan #sandera #hari #sabtu