![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Houthi Siaga, Siap Maju Serang Israel Jika Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/12/tribunnews/houthi-siaga-siap-maju-serang-israel-jika-netanyahu-lanjutkan-perang-di-gaza-1229770.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Houthi Siaga, Siap Maju Serang Israel Jika Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza
Ancaman ini dilontarkan langsung oleh Pemimpin Houthi Yaman, Abdul-Malik al-Houthi, pada Selasa (11/2/2025).
Dalam sebuah pidato yang disiarkan televisi, al-Houthi menekankan bahwa kelompoknya siap untuk meluncurkan kembali operasi militer terhadap Israel jika negara itu melanjutkan serangannya ke Gaza dan tidak berkomitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata.
"Tangan kami berada di pelatuk dan kami siap untuk segera melakukan eskalasi terhadap musuh Israel jika mereka kembali melakukan eskalasi di Jalur Gaza," kata al-Houthi mengutip dari Al Jazeera.
Ketegangan tersebut terjadi setelah kesepakatan gencatan senjata Gaza rapuh.
Lantaran Hamas mengatakan akan menghentikan pembebasan sandera Israel yang seharusnya digelar besok Sabtu depan.
Juru bicara sayap militer Hamas Brigade Al Qassam, Abu Ubaida, mengatakan bahwa pembebasan sandera ditunda karena Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata.
"Pembebasan para tahanan (sandera Israel), yang dijadwalkan pada Sabtu depan, 15 Februari 2025, akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, menunggu kepatuhan pendudukan dan pemenuhan kewajiban beberapa minggu terakhir," kata juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, Abu Ubaida dalam sebuah pernyataan resminya.
Berbanding terbalik dengan pernyataan Hamas, Israel justru menilai Hamas lah yang melanggar kesepakatan gencatan senjata karena menunda pembebasan sandera yang telah dijadwalkan.
Oleh karenanya Israel mendesak militernya meningkatkan "kesiagaan tertinggi".
Untuk memperkuat pertahanan, pemerintah Israel bahkan menunda cuti bagi pasukan tempur sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan eskalasi perang di Gaza.
"Saya telah menginstruksikan militer untuk mempersiapkan kesiapan tingkat tertinggi di Gaza dan untuk membela komunitas kami," kata Menteri Pertahanan Israel, Katz.
"Pengumuman Hamas akan berhenti membebaskan sandera adalah pelanggaran total terhadap kesepakatan gencatan senjata," tambahnya
Ketegangan inilah yang membuat Houthi ikut memanas, berkomitmen untuk melakukan serangan terhadap Israel jika negara itu melanjutkan perang ke Gaza selama gencatan senjata berlangsung.
Houthi Janji Bela Gaza
Sejak Israel melakukan invasi di Gaza, Houthi menjadi salah satu pendukung utama Hamas yang aktif melakukan serangan terhadap Israel.
Tak hanya menargetkan serangan di situs penting Israel, Militan Houthi Yaman juga turut membombardir sejumlah kapal Israel yang melintas di Laut Merah.
Houthi juga berulang kali membombardir pelabuhan Eliat yang menjadi pusat perekonomian Israel.
Imbas serangan yang bertubi-tubi, pelabuhan Eilat dinyatakan bangkrut hingga merugi 3 miliar dolar AS karena semua aktivitas harus ditutup total untuk sementara waktu
Kelompok tersebut bahkan tak segan meluncurkan roket dengan menargetkan kapal-kapal dagang Israel yang berlayar di Timur Tengah sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Gaza.
Selain menyebabkan kerusakan, serangan rudal yang dilakukan Houthi juga telah berhasil membuat kapal sekutu Israel yakni AS dan Inggris boncos, lantaran harus menanggung lonjakan biaya premi atau asuransi yang naik mencapai 50 persen.
Lonjakan tarif terjadi usai angkatan bersenjata Houthi Yaman terus menargetkan ketiga kapal itu, alasan ini yang membuat perusahaan asuransi menjatuhkan tarif premi lebih mahal mencapai ratusan ribu dolar AS untuk kapal-kapal yang memiliki hubungan dengan AS, Inggris, dan Israel.
(Tribunnews.com / Namira)
Tag: #houthi #siaga #siap #maju #serang #israel #jika #netanyahu #lanjutkan #perang #gaza