



Hussein al-Nader, Komandan Brigade Al-Qassam Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon
"Kami membawa jenazah komandan lapangan Brigade Al-Qassam, Hussein Mahmoud Al-Nader, "Abu Saleh", dari Jdeidet Marjayoun - Lebanon selatan, yang tewas sebagai martir selama Pertempuran Banjir Al-Aqsa, kemarin, Senin, menyusul pembunuhan yang dilakukan oleh pesawat Zionis selama agresi brutal terhadap saudaranya di Lebanon," kata Hamas dalam pernyataannya, Senin malam.
Brigade Al-Qassam menegaskan komitmennya untuk melanjutkan jalur perlawanan sampai pembebasan dan pemberantasan pendudukan Israel.
"Kami berjanji kepada Allah Yang Maha Kuasa dan kami berjanji kepada rakyat dan bangsa kami untuk melanjutkan jalur perlawanan dan darah para martir akan tetap menjadi mercusuar yang menerangi jalan menuju pembebasan dan mengejar entitas rapuh ini sampai terhapus dari tanah kami dan tempat suci kami, Insya Allah," tambahnya.
Hamas Tembakkan 40 Roket dari Lebanon
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam mengatakan mereka menembakkan 40 roket dari wilayah Lebanon kemarin ke lokasi-lokasi di Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
“Kami membom Carmel, Penjara Damoun, dan Nesher dengan 40 rudal dari wilayah Lebanon," kata Brigade Al-Qassam dalam sebuah pernyataan singkat kemarin.
Kelompok perlawanan itu sebelumnya menembakkan rudal dari Lebanon selatan ke pemukiman Israel.
Sebelumnya, Brigade Al-Qassam menyiarkan adegan tembakan rudal yang menghujani sasaran militer Israel.
Pada hari Senin, Hamas mengatakan serangan Israel adalah agresi biadab dan menyatakan dukungannya untuk kelompok perlawanan di Lebanon.
“Agresi biadab yang meluas ini adalah kejahatan perang," kata Hamas dalam pernyataannya kemarin, seperti diberitakan Al Ghad.
“Kami menegaskan solidaritas kami dan berdiri bersama saudara-saudara di Hizbullah dan saudara-saudara Lebanon dalam menghadapi agresi brutal ini," lanjutnya.
Hamas meminta Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengadili dan menangkap para pemimpin entitas Zionis sebagai penjahat perang.
"Pemerintah Amerika Serikat (AS) bertanggung jawab penuh atas pembantaian yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pendudukan dan pemerintahan Nazi-Zionis (Israel) di Palestina dan Lebanon, karena agresi ini tidak akan terjadi tanpa dukungan dan perlindungan terbuka dari Amerika," menurut pernyataan tersebut.
Pernyataan Hamas ini muncul di tengah berlanjutnya serangan kekerasan Israel di Lebanon, yang sejak kemarin pagi telah menyebabkan kematian lebih dari 356 orang dan melukai 1.645 orang.
Israel meningkatkan serangannya ke Lebanon selatan dengan dalih menargetkan kelompok perlawanan Hizbullah.
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat pertempuran dengan Israel di perbatasan Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina yang diduduki.
Hizbullah bersumpah akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 41.431 jiwa dan 95.818 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (22/9/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #hussein #nader #komandan #brigade #qassam #tewas #dalam #serangan #israel #lebanon