



Abaikan Larangan Netanyahu, UNRWA Lanjutkan Misi Bantu Pengungsi Gaza dan Tepi Barat
"Klinik UNRWA di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, tetap buka. Sementara itu, operasi kemanusiaan di Gaza terus berlanjut," kata juru bicara UNRWA, Stephane Dujarric dikutip Anadolu.
Lebih lanjut, Dujarric menambahkan bahwa UNRWA "berkomitmen" untuk tetap melanjutkan misi kemanusiaan, memberikan dan menangani situasi di wilayah Palestina yang diduduki.
Gedung kantor pusat UNRWA di Yerusalem Timur saat ini masih dijaga ketat oleh personel keamanan Israel.
Kendati begitu, Dujarric mengungkap bahwa para staf UNRWA akan tetap berada di lapangan dan di klinik-klinik Yerusalem untuk melakukan tugasnya, membantu para pengungsi Palestina.
“UNRWA akan terus melaksanakan mandatnya sampai tidak mampu lagi melakukannya," tambah Dujarric.
Pernyataan ini dilontarkan UNRWA setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB itu untuk angkat kaki dari kantor pusatnya yang berada di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem.
Netanyahu mengecam keras keberadaan Badan Bantuan itu, menuding UNRWA beroperasi berdasarkan agenda politik.
Selain itu Israel menuding pegawai UNRWA berkontribusi terhadap serangan “Banjir Al-Aqsa” pada 7 Oktober lalu, menyebutnya sebagai "ancaman terhadap keamanan nasional Israel.
Menurutnya, lembaga internasional harus mendukung solusi yang berkelanjutan dan bukan krisis pengungsi yang terus-menerus.
Alasan tersebut yang mendorong Netanyahu untuk menutup operasi UNRWA di Yerusalem paling lambat tanggal 30 Januari 2025.
Seberapa Penting Peran UNRWA ?
UNRWA merupakan kelompok bantuan kemanusiaan utama di Gaza yang didirikan 8 Desember 1949.
Mereka diberi mandat oleh Majelis Umum PBB untuk melayani hampir 2 juta warga Gaza.
Tak hanya menyalurkan bantuan kemanusiaan, UNRWA juga turut mendukung penyaluran bantuan kesehatan, pendidikan, dan sosial.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan pada awal Oktober 2024, keberadan UNRWA sangat diperlukan dan tidak tergantikan.
Pasalnya, UNRWA merupakan kelompok bantuan kemanusiaan utama di Gaza.
Bersama dengan Bulan Sabit Merah Palestina, UNRWA menangani hampir semua distribusi bantuan PBB yang masuk ke wilayah tersebut.
Badan ini setidaknya memiliki 11 pusat distribusi makanan untuk satu juta orang di Gaza.
Badan ini juga ikut membantu pelaksanaan vaksinasi polio darurat untuk melindungi warga Gaza dari penyebaran virus menular yang menyebabkan kelumpuhan.
Apabila operasi UNRWA dihentikan, kemungkinan besar akan menyebabkan runtuhnya kemanusiaan internasional di Jalur Gaza, operasi yang menjadi tulang punggung UNRWA
Hal ini juga akan menyebabkan runtuhnya layanan-layanan penting yang disediakan oleh UNRWA di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, termasuk pendidikan, perawatan kesehatan, dan sanitasi.
UNRWA Banjir Bantuan
Kendati kehadiran UNRWA dikecam Israel, namun beberapa investor tetap menyalurkan bantuan agar UNRWA bisa terus beroperasional.
Baru-baru ini pemerintah Norwegia menyumbang 24 juta dolar AS kepada UNRWA, badan PBB yang membantu mengurus pengungsi Palestina.
Tahun lalu, Swedia dan Kanada mengatakan mereka akan melanjutkan pembayaran bantuan ratusan juta dolar kepada UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Tak seperti negara lainnya, Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat justru terisolasi dalam mendukung keputusan Israel untuk melarang UNRWA.
Dorothy Shea, Kuasa Usaha Ad Interim AS untuk PBB, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa AS "mendukung pelaksanaan" keputusan Knesset Israel untuk melarang operasi badan PBB bagi pengungsi Palestina di wilayah yang diduduki Israel.
Meski UNRWA memiliki mandat dari Majelis Umum PBB, Shea mengklaim bahwa "keputusan Israel untuk menutup kantor UNRWA di Yerusalem pada 30 Januari adalah keputusan kedaulatan Israel."
Shea juga mengklaim bahwa UNRWA bukanlah "satu-satunya opsi untuk menyediakan bantuan kemanusiaan di Gaza" dan menuduh badan PBB tersebut memiliki "hubungan dengan teroris."
(Tribunnews.com/Namira)
Tag: #abaikan #larangan #netanyahu #unrwa #lanjutkan #misi #bantu #pengungsi #gaza #tepi #barat