Kubur Impian, Warga Gaza Terpaksa Gelar Pernikahan Sederhana di Tenda Pengungsian
Shadad, mempelai wanita di Gaza Gelar Pernikahan Sederhana 
14:10
21 Januari 2024

Kubur Impian, Warga Gaza Terpaksa Gelar Pernikahan Sederhana di Tenda Pengungsian

Seorang warga di Gaza yaitu Mohammed al-Ghandour harus mengubur impiannya untuk merayakan pernikahan yang indah dengan sang kekasih.

Pasalnya, rumah mereka yang terletak di Gaza utara hancur akibat serangan udara Israel.

Sehingga mereka terpaksa menggelar penikahan yang sangat sederhana di tenda pengungsian pada minggu ini.

Dalam foto yang beredar, Ghandour terlihat menuntun tangan istrinya Shadad menuju sebuah tenda.

Tenda tersebut merupakan tempat digelarnya pernikahan mereka yang hanya dihiasi dengan beberapa lampu warna-warni dan cermin bingkai berwarna emas.

Terlihat juga beberapa kerabat mereka yang mengiri pasangan tersebut sambil bertepuk tangan.

Sang mempelai wanita, Shadad terlihat menggunakan gaun putih dan kerudung yang dihias oleh sulaman benang merah tradisional.

Keduanya kemudian melangsungkan pernikahan dengan Ghandour memasangkan cincin di jari manis Shadad.

Meski pesta pernikahan pasangan tersebut digelar sederhana, para kerabat terlihat bertepuk tangan dan menari setelah keduanya sah sebagai suami-istri.

Seseorang juga telah menghemat baterai untuk pemutar musik portabel kecil.

Di tengah kelaparan yang melanda Gaza, pasangan tersebut juga hanya mampu menyediakan makanan ringan dengan kemasan plastik.

Makanan ringan tersebut ditata dengan hati-hati di dalam tenda.

Sebelum adanya serangan Israel pada 7 Oktober, keluarga kedua pasangan tersebut telah menghabiskan banyak uang untuk persiapan pernikahan.

Ibu Shadad, Umm Yahia Khalifa mengatakan pihaknya telah menghabiskan lebih dari 2.000 dolar untuk gaun pernikahan.

Ia telah melakukan yang terbaik untuk putrinya agar sang putri bahagai dengan acara pernikahannya.

“Impian saya adalah memberikan Shahad pernikahan terbaik, terindah di dunia,” kata ibunya, dikutip dari Reuters.

Namun sayangnya, akibat agresi Israel, semua impiannya terkubur begitu saja.

"Kami menyiapkan perlengkapan pernikahannya dan dia bahagia. Tapi semuanya hilang begitu saja. Setiap kali dia mengingatnya, dia mulai menangis," katanya.

Sementara Ghandour juga sangat sedih harus merayakan pernikahannya dengan cara sederhana.

"Saya ingin pesta. Saya ingin perayaan, pernikahan. Saya ingin mengundang teman-teman, kerabat, dan sepupu saya, seperti yang dilakukan siapa pun," kata Ghandour.

Meskipun begitu, ia tetap harus membuat mempersiapkan pernikahannya dengan bahagia demi sang istri.

"Kebahagiaan saya mungkin di angka 3 persen, tapi saya akan mempersiapkan diri untuk istri saya. Saya ingin membuatnya bahagia," kata Ghandour.

Alih-alih mengadakan pesta besar seperti yang diinginkan Ghandour, dia dan Shahad bersama para kerabat berhasil meninggalkan Kota Gaza dan melarikan diri ke Rafah.

Sebagai informasi, Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Hingga saat ini, serangan Israel di Gaza menewaskan 24.927 warga.

Sebagian besar korban merupakan anak-anak dan perempuan.

Sementara 62.388 warga mengalami luka-luka akibat serangan Israel.

Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Menurut PBB, serangan Israel membuat 60 persen infrastruktur di Gaza rusak dan hancur.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #kubur #impian #warga #gaza #terpaksa #gelar #pernikahan #sederhana #tenda #pengungsian

KOMENTAR