Dokter Aulia Ditemukan Meninggal di Kos, Korban Bully atau Punya Problem Lain? Ini Kisah Lengkapnya
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024). Benarkah korban bully atau ada problem lain? 
07:00
16 Agustus 2024

Dokter Aulia Ditemukan Meninggal di Kos, Korban Bully atau Punya Problem Lain? Ini Kisah Lengkapnya

- Seorang mahasiswi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah ditemukan meninggal di kamar kosnya pada Senin (12/8/2024) lalu.

Dokter muda bernama Aulia Risma Lestari itu diduga sengaja mengakhiri hidupnya lantaran tak kuat menjadi korban perundungan atau bullying.

Korban ditemukan meninggal di kamar kosnya kawasan Lempongsari Kecamatan Gajahmungkur Semarang, Jawa Tengah.

Menurut seorang sumber yang meminta namanya dirahasiakan, dokter muda itu diduga mengakhiri hidupnya dengan menyuntikkan obat bius ke tubuhnya sendiri.

“Korban diduga bunuh diri dengan menyuntikkan Roculax ke tubuhnya sendiri,” ujar sumber tersebut kepada Tribun. Roculax adalah nama sejenis obat bius.

Korban merupakan seorang dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal yang sedang menjalani tugas belajar sebagai peserta PPDS Anestesi di Universitas Diponegoro Semarang.

Dari kabar yang beredar, korban diduga menjadi korban perundungan di lembaga pendidikan tempat ia menimba ilmu menjadi dokter spesialis.

Kabar tersebut mengagetkan tetangga dokter Aulia di Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah. Ketua RT setempat, Abdul Rozak (60) mengatakan, jenazah sampai di rumah duka, pada Selasa (13/8/2024) sekira pukul 11.00 WIB.

Sang calon dokter spesialis ini kemudian dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panggung Kota Tegal, Jawa Tengah pukul 14.00 WIB.

"Saat pemakaman ramai, banyak rombongan datang dari Semarang," katanya, Kamis (15/8/2024).

Rozak mengatakan, keluarga almarhumah merupakan asli warga di lingkungannya. Ia juga menyaksikan almarhumah sejak kecil hingga besar, orangtuanya bukan dokter.

Almarhumah merupakan anak pertama dari dua bersaudara, adiknya perempuan juga menjadi dokter.

Sosoknya juga dikenal sebagai sosok yang baik dan ramah dengan masyarakat lingkungan.

"Saya sangat kenal. Almarhumah orang yang baik. Kalau pagi jalan sehat pasti menyapa," ujarnya.

Warga lain, Naryo (40) mengatakan, almarhumah sosok yang baik di lingkungan.

Sosoknya juga bering bersosialisasi dengan masyarakat. "Di sini baik, suka bersosialisasi. Saya kaget dengar kabar itu," katanya.

Sementara itu, Plt Direktur RSUD Kardinah Kota Tegal, dr Lenny Harlina Herdha Santi mengatakan, sosok Dokter Aulia dikenal sebagai seseorang yang santun, baik, rajin dan memiliki etos kerja luar biasa.

Hubungan dan komunikasi dengan teman-teman dokter juga baik.

Almarhumah menjadi dokter di RSUD Kardinah Kota Tegal, Jawa Tengah sudah 5 tahun, sejak tahun 2019.

"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian beliau. Kami sampaikan bela sungkawa yang mendalam kepada keluarga dan civitas organisasi IDI dan juga RSUD Kardinah," katanya.

Lenny menjelaskan, almarhumah juga sedang mendapatkan beasiswa atau penugasan menempuh pendidikan spesialis dari Pemerintah Kota Tegal.

Almarhumah memilih PPDS Anestesi di Fakultas Kedokteran Undip di RSUP Dr Kariadi Semarang. PPDS tersebut sudah berjalan 2 tahun ini.

"Almarhumah mengambil pendidikan Undip di RSUP Dr Kariadi. Ambil anestesi dan dibiayai oleh Pemkot Tegal," ujarnya.

Polisi Sebut Bukan Bunuh Diri

Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan Dokter Aulia bukan mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

"Kematiannya bukan karena bunuh diri," katanya.

Agus mengungkapkan kematian Aulia diduga karena merasa berat ketika mengikuti pelajaran maupun menghadapi seniornya.

Adapun hal ini diketahui berdasarkan cerita dari ibu korban ataupun lewat buku harian yang ditemukan di kosnya.

Untuk meringankan bebannya itu, Agus mengungkapkan Aulia diduga menyuntikan obat anestesi ke lengannya.

"Kemarin dicek masih ada sisa campuran obat. Informasi dokter obat itu seharusnya lewat infus. Tapi ini disuntikan sedikit di lengannya agar bisa tidur. Jadi bukan bunuh diri, tidak ada indikasi bunuh diri," ujarnya.

Saat Ditemukan Meninggal di Kamar Kos, Dokter Aulia Seperti Orang Tidur

Agus menuturkan kronologis penemuan jasad Aulia berawal dari tidak adanya respons dari dirinya ketika dihubungi pacarnya via telepon sekira pukul 07.00-08.00 WIB.

Lalu, kekasih Aulia tersebut langsung meminta tolong kepada teman korban untuk menengok ke kamar perempuan kelahiran Tegal tersebut.

"Nah minta tolong temennya itu, temennya itu kok dicek tutupan mungkin di kosannya Tembalang , dicek ke Tembalang sana kosong juga," ujarnya.

Kemudian, Agus mengungkapkan ketika teman korban sampai ke lokasi, kamar Aulia dalam kondisi terkunci. Sehingga, sambungnya, dimintalah tukang kunci untuk membuka pintu kamar kos korban dan Aulia pun sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

"Kamar itu terkunci hingga akhirnya pakai kunci serep. Tetap nggak bisa karena dikunci dari dalam. Kemudian panggil tukang kunci dan ditemukan sudah meninggal, dalam posisi miring seperti orang tidur," ujar Agus.

Selanjutnya, proses evakuasi pun dilakukan sekira pukul 03.00 WIB sembari menunggu ibu Aulia datang ke kos anaknya tersebut.

Agus mengungkapkan jasad Aulia dalam kondisi membiru di bagian muka dan pahanya.

"Kondisi jasad Aulia mukanya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur," tandasnya.

Pendidikan Anastesi di RS Kariadi Semarang Ditutup

Buntut tewasnya Aulia, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai turun tangan dengan melakukan investigasi terkait kematian korban yang diduga mengalami perundungan di Fakultas Kedokteran (FK) Undip.

Plt Kepala Biro Komunikasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan salah satu hal yang dilakukan pihaknya untuk mempermudah proses investigasi adalah menghentikan sementara proses pendidikan anastesi di RS Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

"Sudah ada tim Itjen (Inspektorat Jenderal) melakukan investigasi. Saat ini ada pengehentian sementara proses pendidikan anestesi di RS Kariadi sebagai wahana pendidikan," kata Nadia.

Nadia menjelaskan, penghentian sementara dilakukan untuk melakukan investigasi lebih lanjut mengenai kasus tersebut.

Meski Pembinaan dan pengawasan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) berada di bawah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Nadia menjelaskan, Kemenkes tetap mengambil langkah tegas karena RS Kariadi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenkes.

"Ini penggantian sementara. Kalau memang ada perundungan, maka tata kelola diperbaiki termasuk misalnya jam kerja yang melebihi dari jam kerja standar," ucap Nadia.

Bantahan Undip, Sebut Aulia Tak Dibully Tapi Alami Masalah Kesehatan

Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah membantah telah terjadi dugaan perundungan yang berkaitan dengan meninggalnya mahasiswi program pendidikan dokter spesialis atau PPDS dokter muda Aulia Risma Lestari.

Dalam surat resmi bertanda tangan rektor Undip Prof Suharnomo pada Kamis(15/8/2024) tertulis bahwa hasil investigasi internal Undip menyatakan tidak ada perundungan yang terjadi.

"Dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar," kata dia dalam keterangan yang diterima Tribun. Prof Suharnomo menuturkan, dokter muda itu memiliki masalah kesehatan yang membuat proses belajar di PPDS menjadi terganggu.

"Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, Almarhumah mempunyai problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh," jelas Prof Suharnomo.

Namun pihaknya enggan mengungkap masalah kesehatan yang dialami dokter Aulia dengan alasan privasi.

Dirinya mengklaim, selama proses pendidikan pengelola pendidikan program studi anestesi memantau secara aktif perkembangan kondisi yang bersangkutan.

Ia menyatakan, juga berdasarkan kondisi kesehatan itu maka dr Aulia sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri.

Namun, lantaran dokter muda itu merupakan penerima beasiswa maka niatan itu urung dilakukan.

"Secara administratif terikat dengan ketentuan penerima beasiswa, sehingga almarhumah dia jadi mundur," jelasnya.

Pihaknya juga menyatakan, sangat terbuka dengan fakta-fakta valid lain di luar hasil investigasi yang telah dilakukan. Undip siap berkoordinasi dengan pihak manapun untuk menindaklanjuti tujuan pendidikan dengan menerapkan "zero bullying" di Fakultas Kedokteran UNDIP sejak 1 Agustus 2023.

"Tim Fakultas Kedokteran UNDIP bersama dengan tim RSUP dr. Kariadi telah melakukan pertemuan dengan Bapak Dirjen Yankes dan menyampaikan klarifikasi mengenai hal-hal yang dimaksud. UNDIP siap berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengklarifikasi, mendiskusikan dan melakukan penanganan lebih lanjut," jelas dia.

(Tribun Network/ais/jar/rin/wly)

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #dokter #aulia #ditemukan #meninggal #korban #bully #atau #punya #problem #lain #kisah #lengkapnya

KOMENTAR