Tak Semua Penyakit Jantung Koroner Perlu Pasang Cincin, Ini Alasannya
Ilustrasi penyakit jantung. (freepik.com/kjpargeter)
08:40
7 Juni 2024

Tak Semua Penyakit Jantung Koroner Perlu Pasang Cincin, Ini Alasannya

Penyakit jantung masih menempati urutan pertama penyebab kematian tertinggi di Indonesia, bahkan di dunia. Semakin tingginya kasus penyakit jantung di Tanah Air membuat kebutuhan masyarakat Indonesia akan layanan jantung dan pembuluh darah yang modern dan lengkap menjadi sangat penting. 

Pasang ring jantung adalah salah satu prosedur medis yang kerap dilakukan kepada penderita jantung koroner. Tindakan ini akan memasang alat ring jantung atau stent yang berfungsi membuka penyumbatan pada arteri. Namun, tidak semua orang yang mengidap penyakit jantung koroner peelu tindakan ini.

Menurut Dr. dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K) – Chairman Heartology Cardiovascular Hospital, penyakit jantung koroner ada bersifat akut dan juga kronis. Yang bersifat akut atau mendadak itu bisa menyebabkan serangan jantung, kemudian juga bisa stroke. Tapi kalau untuk yang kronis relatif stabil.

"Karena sebenarnya ini adalah penyakit degeneratif, jadi sesuatu yang perlu dikontrol faktor risikonya, dan pemasangan cincin itu hanya di atasnya. Jadi fondasinya obat," kata Dr. Dafsah di konferensi ilmiah kardiovaskular bertajuk CARES (Cardiac & Vascular Excellence Scientific Updates 2024).

Baca Juga: Mengapa Konsumsi Garam Berlebih Picu Hipertensi dan Penyakit Jantung? Dokter Ungkap Alasannya

"Idealnya kita tahu mana sih yang kalau dipasang pasiennya akan mendapat benefit, karena nggak semua yang sempit perlu dipasang. Maksudnya kalau ada penyempitan, bukan berarti harus dipasang," kata Dr. Dafsah lagi. 

Mengetahui dengan tepat kriteria pasien seperti apa yang bisa mendapatkan prosedur ini, akan memberi benefit maksimal dan juga pencegahan terjadinya penyumbatan berulang.

Lalu, apa yang menjadi pertimbangan dokter dalam memasang cincin atau stent pada pasien penyakit jantung koroner?

Yang pertama, menurut Dr. Dafsah, dilihat dari lokasi penyumbatan di pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah di bagian pangkal dampaknya berbeda dengan penyumbatan yang ada di ujung pembuluh darah. 

"Kalau di ujung pangkal, berarti daerah yang terkena luas. Kelihatannya penyempitan nggak terlalu berat, tapi karena daerahnya luas, dia berdampak luas. Beda sama yang di ujung, karena dia di ujung, mungkin penyempitannya 90%, tapi karena di ujung, daerahnya kecil, mungkin nggak ada maknanya (tidak terlalu berat)," katanya.

Baca Juga: Mengenal Pompa LVAD, Prosedur Khusus Untuk Membantu Meningkatkan Kualitas Hidup Penderita Gagal Jantung

Kemudian yang kedua, pasang cincin ini, menurut Dr. Dafsah, sudah ada panduan optimalnya supaya tidak berulang dipasang, dan agar jangan sampai dengan pemasangan cincin malah terjadi serangan jantung.

"Bisa terjadi kalau pemasangannya enggak optimal. Makanya untuk tahunya dia optimal dan awet, gimana? Kita harus bisa nilai hasil akhirnya baik enggak," katanya.

Salah satu teknologi untuk melihat pembuluh darah, intravascular ultrasound, bisa melihat dari dalam pembuluh darah, dan terbukti mempunyai benefit dari segi mortalitas dan juga keawetan, serta komplikasi, pada kasus-kasus yang kompleks.

"Kompleks maksudnya perlu cincinnya panjang, perlu cincinnya banyak, kemudian pasang di percabangan, atau pembuluh darahnya tadinya tertutup buntu total. Jadi itu adalah benefit terbesar terlihat," jelas Dr. Dafsah.

Teknologi ini memungkinkan para dokter dan tenaga media untuk menangani kasus yang kompleks, dan mememastikan bahwa hasil tindakan yang dilakukan sudah optimal. 

"Intinya kalau nggak pakai (teknologi ini), kita enggak tahu hasil akhir kita ini sebenarnya sudah optimal atau nggak.

Ibaratnya ya bisa aja optimal, tapi kita enggak tahu, kita tunggu saja nanti ada masalah nggak di depannya," pungkas Dr. Dafsah.

Editor: Vania Rossa

Tag:  #semua #penyakit #jantung #koroner #perlu #pasang #cincin #alasannya

KOMENTAR