DBD Banyak Terjadi pada Usia Produktif, Perlindungan terhadap Pekerja Mesti jadi Perhatian
Foto: Ketua Umum PERDOKI Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K) (Royyan/JawaPos.com)
18:56
22 November 2024

DBD Banyak Terjadi pada Usia Produktif, Perlindungan terhadap Pekerja Mesti jadi Perhatian

- Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang kasusnya naik tiap tahun di Indonesia. Salah satu yang mesti menjadi perhatian sebagai antisipasi kasus adalah pada para pekerja. Sebab, saat ini kasus DBD banyak ditemukan pada usia produktif. 

"Kasus dengue banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun," ujar Ketua Umum PERDOKI Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), Jumat (22/11).   Pada usia tersebut, ia mengatakan bahwa mayoritas kelompok tersebut tidak hanya tengah aktif bekerja tetapi juga menjadi pilar bagi keluarga dan komunitas mereka.    "Bagi mereka yang terinfeksi, dengue sering kali membawa beban fisik dan emosional, berdampak pada kualitas hidup pasien dan keluarga yang mendampingi. Apalagi, seseorang dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali," tutur dr. Astrid.   "Jadi kalau ada yang bilang sudah pernah terkena dengue dan menjadi kebal, tidak bisa terkena lagi, itu tidak benar. Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, dapat menjangkit seseorang lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih parah," sambungnya.    Oleh karena itu, menurut dr. Astrid, perlindungan kesehatan yang menyeluruh adalah hak setiap individu, termasuk para pekerja yang berada di lingkungan berisiko tinggi.   “Banyak pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi dengue. Oleh karena itu, perlindungan yang menyeluruh melalui pencegahan yang komprehensif memegang peran yang krusial, salah satunya melalui vaksinasi dengue yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis, seperti PERDOKI untuk para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik, pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan pekerja di lokasi konstruksi," ungkapnya.    Selain itu Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga diketahui merekomendasikan penggunaann vaksin untuk dewasa usia 19-45 tahun, serta Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak-anak usia 6-18 tahun.   "Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi perlu diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan. Dengan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat membantu memastikan bahwa setiap individu di usia produktif dapat menjalani hidup yang lebih sehat, dan terlindungi dari ancaman keparahan yang dapat dicegah. Kesehatan pekerja tidak hanya penting bagi produktivitas, tetapi juga bagi keberlangsungan kehidupan mereka yang berharga bagi keluarga dan masyarakat," pungkas dr. Astrid.    Sejalan dengan itu, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI), meluncurkan gerakan “Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue”.   Gerakan ini dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sektor publik dan swasta guna melindungi karyawan dan keluarga mereka dari risiko dengue. Dengan mengedepankan pencegahan yang komprehensif, termasuk 3M Plus dan vaksinasi, SIAP Lawan Dengue bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.    “Indonesia telah menjadi role model bagi negara endemis lainnya dalam memerangi dengue, dan kami di Takeda sangat menghargai upaya serta kepemimpinan Indonesia dalam mencapai kemajuan ini," ujar Andreas Gutknecht, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines.   "Sebagai perusahaan yang berdedikasi pada pencegahan dengue, kami berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kesehatan masyarakat di Indonesia, baik melalui pencegahan inovatif kami, maupun kolaborasi lintas sektor yang berkelanjutan," tegasnya.   Andreas percaya bahwa sinergi antara pemerintah, sektor medis, akademisi, masyarakat, dan sektor swasta adalah kunci untuk menghadapi ancaman dengue secara efektif.    "Dengan adanya gerakan SIAP Lawan Dengue, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini dan dapat berkontribusi dengan lebih produktif serta sehat bagi perusahaan dan masyarakat," tandasnya.   

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #banyak #terjadi #pada #usia #produktif #perlindungan #terhadap #pekerja #mesti #jadi #perhatian

KOMENTAR