Bahaya Cat Kuku Gel: Bisa Buat Kuku Rapuh dan Alergi, Ini Penjelasan Dokter
Ilustrasi nail art. Terlalu sering pakai cat kuku gel bisa merusak kuku, picu alergi, hingga risiko infeksi dan kanker kulit akibat paparan sinar UVA.(Freepik/KamranAydinov)
21:06
1 Juli 2025

Bahaya Cat Kuku Gel: Bisa Buat Kuku Rapuh dan Alergi, Ini Penjelasan Dokter

Penggunaan cat kuku gel secara berulang berisiko menyebabkan kuku rapuh, kering, terangkat, bahkan memicu alergi dan infeksi.

Kandungan bahan kimia seperti acrylates serta paparan sinar UVA dari lampu pengering cat kuku gel menjadi faktor utama yang perlu diwaspadai.

Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Arieffah, Sp.KK, menyebut tren nail art semacam ini dapat berdampak buruk pada kesehatan kuku jika tidak disertai jeda dan perawatan yang tepat.

Tren mempercantik kuku dengan cat gel memang tengah digandrungi, namun penting bagi masyarakat memahami dampak jangka panjangnya agar kuku tetap sehat dan terhindar dari komplikasi medis.

Cat kuku gel bisa bikin kuku rusak dan iritasi

Menurut Arieffah, dibandingkan cat kuku konvensional, gel polish memang lebih disukai karena ketahanannya.

Namun, jenis cat ini memiliki komposisi bahan aktif seperti oligomer, monomer (seperti HEMA dan acrylates), serta fotoinisiator yang bekerja di bawah sinar UVA.

Paparan bahan tersebut dalam durasi lama dapat membuat kuku menjadi rapuh, kering, terangkat dari dasarnya, bahkan berubah warna.

“Acrylates pada cat kuku gel juga meningkatkan risiko alergi dan iritasi, terutama jika digunakan terlalu sering,” kata Arieffah kepada Kompas.com, Rabu (25/6/2025).

Risiko paparan sinar UVA dari lampu pengering

Salah satu langkah dalam prosedur penggunaan cat kuku gel adalah pengeringan dengan bantuan lampu LED, yang memancarkan sinar UVA.

Paparan sinar ini, menurut Arieffah, telah lama dikaitkan dengan risiko penuaan dini kulit dan kanker kulit.

“Besarnya risiko tergantung pada frekuensi dan durasi paparan. Karena itu, penting menggunakan tabir surya minimal SPF 30 atau sarung tangan pelindung sebelum prosedur,” ujarnya.

Masalah kesehatan lain: jamur dan infeksi kuku

Selain masalah struktural pada kuku, penggunaan cat gel yang berlebihan juga bisa meningkatkan risiko infeksi.

Paparan bahan kimia tertentu dapat menimbulkan iritasi saluran pernapasan, batuk kronis, bahkan peradangan paru.

Infeksi jamur dan bakteri seperti Pseudomonas sp. juga lebih mungkin terjadi jika alat manicure tidak steril atau kutikula terdorong terlalu agresif.

Kondisi ini dapat membuat kuku berwarna kehijauan dan menimbulkan peradangan di sekitar kuku.

Tanda-tanda kuku mengalami kerusakan

Beberapa tanda kerusakan kuku yang perlu diwaspadai antara lain perubahan warna (kuning, hijau, putih, coklat, atau hitam), alur pada kuku, kuku terlepas dari dasarnya, hingga kuku yang retak atau mengelupas.

Arieffah menyebut kuku yang sehat seharusnya tampak lembut, fleksibel, bersinar alami, dan berwarna merah muda merata.

Agar kuku tetap sehat, dr. Arieffah menyarankan agar penggunaan gel polish dibatasi setiap 2-3 minggu, dengan masa istirahat 1-2 minggu setelah dua hingga tiga kali aplikasi.

Bila penggunaan nail art berlangsung terus-menerus selama 3-4 minggu, kuku perlu diistirahatkan selama 3-7 hari.

“Masa jeda ini penting agar kuku bisa bernapas, mencegah kerapuhan, dan menghindari perubahan warna kuku menjadi kekuningan,” jelasnya.

Meski nail art, khususnya cat kuku gel, bisa memperindah penampilan, penggunaannya tetap harus disertai dengan kesadaran akan risiko yang menyertai.

Mengenali gejala kerusakan kuku dan membatasi frekuensi penggunaan menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan kuku dalam jangka panjang.

Tag:  #bahaya #kuku #bisa #buat #kuku #rapuh #alergi #penjelasan #dokter

KOMENTAR