Diet saat Puasa, tapi Malah Merasa Gendut? Simak Penjelasan Influencer Yulia Baltschun
- Bagi sebagian orang, selain menjalankan kewajiban ibadah, bulan puasa sering kali menjadi waktu yang dianggap ideal untuk memulai program diet, namun tanpa pemahaman yang tepat, hasil yang diharapkan mungkin tidak tercapai. Jika merasa berat badan bertambah atau gendut saat menjalani diet selama bulan puasa, mungkin saja melakukan beberapa kesalahan umum yang dapat mempengaruhi upaya penurunan berat badan.
Yulia Baltschun yang merupakan fitness & diet specialist, dalam akun YouTube-nya membahas sebagian besar kesalahan orang yang dilakukan saat berpuasa, baik itu waktu berbuka maupun sahur, dalam konteks pola makan dan pola pikir yang membahayakan kesehatan serta pola diet.
Pertama, antasida (obat maag). Sebagian orang mengonsumsi obat ini sebelum makan, baik itu waktu berbuka maupun sahur. Karena rata-rata jika seseorang mengalami perut atau ulu hatinya sakit, langsung meminum obat ini.
“Sakit lambung itu banyak sebabnya, bisa jadi karena sudah ada luka di lambung dan produksi asam lambung berlebih, tetapi banyak orang tidak tahu sakit atau perih yang dirasakan tidak selalu asam lambung. Jadi, sebelum meminum obat-obat medis, coba yang natural terlebih dahulu, seperti lemon dan cuka sari apel,” ujar Yulia Baltschun menjelaskan.
Kedua, takjil, yaitu berbuka dengan yang manis. Berdasarkan buku Prof. Dr Abdul Basith mengenai gaya hidup sehat islami bahwa Rasulullah menyarankan untuk berbuka puasa dengan kurma, bukan manis gula.
“Jadi, tidak ada anjuran yang menyuruh kita untuk berbuka dengan susu kental manis, gula putih, ataupun sirup. Mengonsumsi kurma lebih baik karena mengandung gula kombinasi fruktosa dan glukosa, serta terkandung serat, potasium, vitamin b kompleks yang membantu recovery after puasa,” jelasnya.
Ketiga, langsung memakan makanan yang besar. Karena usus manusia itu berat, sudah seharian puasa, tetapi langsung makan makanan berat, untuk mencernanya pun seret.
“Hal ini membuat keinginan minum berkurang karena kenyang duluan, apalagi makanan berkuah yang volumenya banyak, padahal kuah sup banyak sodiumnya,”
“Jika langsung ke makanan utama, membuat kita berfokus ke volumenya yang penting kenyang, tapi kita lupa kebutuhan dan keseimbangan gizinya. Jadi, lengkapi dulu gizinya, kenyangnya pasti mengikuti,” lanjutnya.
Keempat, sahur mendekati waktu imsak. Hal ini membuat orang fokus pada volume makanan, makan dengan cepat, dan tidak dikunyah dengan sempurna. Alhasil, tidak tercerna dengan baik dan gizinya tidak lengkap.
“Dengan begitu kita bisa lebih cepat lapar, lebih lesu, lebih lemas, dan saat berbuka puasa akan balas dendam lebih parah,” katanya.
Terakhir, mindset atau pola pikir. Melupakan makna puasa bisa berdampak terhadap kesehatan, bentuk badan, dan mental juga tidak sehat.
“Gimana bisa dibilang ibadah menahan nafsu kalo jam 12 siang kita udah mikir, buka puasa makan apa, takjilnya ini, makan mala mini, tidak sabar ingin cepat-cepat jam 6. Itu bukan mengontrol nafsu, tetapi menahan nafsu makan,” ujarnya.
Yulia juga menjelaskan bahwa seseorang harus bisa berempati terhadap orang-orang yang tidak mampu, jangan makan secara berlebihan.
“Kita juga harus bisa menghargai diri sendiri, jika kita makan banyak pas puasa, itu menunjukkan bahwa kita tidak punya kontrol diri dan tidak dewasa. Maknai momen ibadah ini sekaligus memperbaiki diri, membersihkan organ dalam, dan kesehatan. Langsing akan datang menjadi bonus, tetapi kesehatan tolong dijaga,” jelasnya.
Bulan puasa adalah momen yang bagus untuk ibadah sekaligus memperbaiki kesehatan luar dan dalam, manfaatkan hal ini agar tidak berdampak lebih parah. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Tag: #diet #saat #puasa #tapi #malah #merasa #gendut #simak #penjelasan #influencer #yulia #baltschun