Dokter Jelaskan Manfaat Jalan Kaki untuk Kesehatan Mental, Bantu Redakan Stres
Jalan kaki tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan mental.
Aktivitas sederhana ini terbukti membantu meredakan stres, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi rasa galau yang kerap muncul akibat tekanan pekerjaan dan rutinitas harian.
Manfaat tersebut bukan sekadar perasaan subjektif.
Menurut dr. Iwan Wahyu Utomo, AIFO.K, ahli ilmu faal olahraga klinis sekaligus dokter tim PERSIS Solo, jalan kaki memicu pelepasan hormon endorfin di dalam tubuh yang berperan penting dalam menurunkan stres dan meningkatkan rasa nyaman.
Dengan kata lain, meluangkan waktu untuk berjalan kaki secara rutin bisa menjadi cara paling mudah dan aman untuk menjaga kesehatan mental, terutama bagi orang yang jarang berolahraga atau sedang mengalami tekanan emosional.
Jalan kaki memicu hormon yang memperbaiki suasana hati
Iwan menjelaskan bahwa saat seseorang melakukan aktivitas fisik, termasuk jalan kaki, tubuh akan melepaskan hormon endorfin.
Hormon ini berfungsi sebagai “pereda alami” yang membantu memperbaiki suasana hati dan menurunkan tingkat stres.
“Kalau kita melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki, tubuh akan melepaskan hormon endorfin. Hormon ini membuat suasana hati lebih baik, stres menurun, bahkan perasaan galau bisa berkurang,” kata Iwan saat diwawancarai Kompas.com, Jumat (19/12/2025).
Karena itu, jalan kaki tidak hanya bermanfaat untuk mencegah penyakit fisik seperti diabetes atau gangguan jantung, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan emosi.
Bagi banyak orang, jalan kaki menjadi momen untuk menenangkan pikiran setelah seharian beraktivitas.
Lebih efektif jika dilakukan rutin dan tanpa terputus
Agar manfaatnya terasa optimal, Iwan menyarankan jalan kaki dilakukan secara dinamis dan tanpa banyak berhenti.
Secara ideal, jalan kaki dilakukan selama 30 menit per hari dengan kecepatan stabil.
Jika waktu terbatas, durasi tersebut bisa dibagi menjadi dua sesi, misalnya 15 menit pagi dan 15 menit sore.
Bagi pemula, jalan kaki bisa dimulai dari 10 menit terlebih dahulu, lalu ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai durasi ideal.
“Yang penting gerakannya stabil dan dinamis. Tidak jalan, berhenti, lalu jalan lagi terus-menerus,” ujarnya.
Pola ini tidak hanya membantu pembakaran kalori, tetapi juga memberi efek relaksasi yang lebih baik bagi pikiran.
Jalan kaki di luar atau di dalam ruangan?
Menurut Iwan, jalan kaki di luar ruangan cenderung memberi efek mental yang lebih baik.
Udara yang lebih baik, paparan sinar matahari pagi, serta pemandangan sekitar dapat membantu tubuh dan pikiran terasa lebih rileks.
Selain itu, sinar matahari pagi membantu pembentukan vitamin D yang juga berperan dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Namun, jalan kaki di luar juga memiliki risiko, seperti permukaan jalan yang tidak rata atau lalu lintas yang padat.
Sementara itu, jalan kaki di dalam ruangan menggunakan treadmill dinilai lebih aman dan nyaman karena kecepatan serta intensitasnya bisa dikontrol.
Kekurangannya, sebagian orang merasa cepat bosan.
Karena itu, Iwan menyarankan kombinasi keduanya agar manfaat fisik dan mental tetap optimal.
Kapan jalan kaki perlu dihentikan?
Meski tergolong aman, Iwan mengingatkan agar jalan kaki tetap memperhatikan kondisi tubuh.
Jika muncul keluhan seperti nyeri dada, pusing berputar, sesak napas berlebihan, atau nyeri sendi yang semakin berat, aktivitas sebaiknya dihentikan sementara.
“Selama tidak ada keluhan seperti nyeri dada, pusing, atau sesak napas yang berat, jalan kaki aman dilakukan. Rasa lelah itu wajar, tapi tidak sampai membuat tubuh terasa drop,” ujarnya.
Dengan pendekatan yang tepat dan dilakukan secara rutin, jalan kaki bisa menjadi solusi sederhana untuk menjaga kesehatan mental sekaligus fisik, tanpa perlu alat khusus atau biaya besar.
Tag: #dokter #jelaskan #manfaat #jalan #kaki #untuk #kesehatan #mental #bantu #redakan #stres