Jangan Anggap Sepele! Ini 5 Bahaya Menahan Buang Air Kecil yang Bisa Berakibat Fatal jika Jadi Kebiasaan
– Di tengah aktivitas yang padat, kebiasaan menunda buang air kecil sering kali dianggap hal sepele. Banyak orang memilih mengabaikan hal tersebut dan merasa masih kuat menahan karena sedang bekerja, rapat, perjalanan jauh, atau sesederhana dikalahkan rasa malas bolak-balik ke kamar mandi. Padahal, dorongan untuk buang air kecil sebenarnya adalah sinyal alami tubuh bahwa kandung kemih sudah penuh dan perlu segera dikosongkan.
Sayangnya, kebiasaan menahan buang air kecil ini kerap dilakukan berulang tanpa disadari bahkan parahnya berubah menjadi kebiasaan sehari-hari. Faktanya, kandung kemih yang terus dipaksa menampung urine dalam waktu lama saat kita menahan nantinya bisa mengalami tekanan berlebih dan tidak bekerja secara optimal. Hal itu yang menjadi pemicu utama berbagai gangguan kesehatan, mulai dari rasa tidak nyaman hingga risiko penyakit yang lebih serius.
Sejumlah sumber medis, seperti Alodokter, Healthline, dan Siloam Hospitals juga menyebutkan bahwa sering menahan buang air kecil bukan hanya berdampak pada kandung kemih, tetapi juga dapat meningkatkan risiko infeksi, pembentukan batu, hingga gangguan pada ginjal. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa saja dampak yang bisa muncul akibat kebiasaan ini agar kita lebih peduli terhadap sinyal yang diberikan tubuh. Berikut penjelasan selengkapnya.
Seberapa Sering Frekuensi Buang Air Kecil yang Normal?
Frekuensi buang air kecil setiap orang bisa berbeda-beda. Hal ini sangat dipengaruhi oleh usia, ukuran kandung kemih, serta jumlah cairan yang dikonsumsi setiap harinya. Semakin banyak minum, umumnya semakin sering pula keinginan untuk buang air kecil muncul.
Healthline menyebutkan pada bayi dan anak-anak, kandung kemih masih berukuran kecil sehingga mereka perlu mengosongkannya lebih sering. Bayi biasanya menghasilkan sekitar enam hingga delapan popok basah dalam sehari, bahkan bisa lebih. Sementara itu, balita cenderung buang air kecil lebih sering, terutama saat masa latihan toilet, di mana frekuensinya bisa mencapai 10 kali atau lebih dalam sehari.
Memasuki usia dewasa, frekuensi buang air kecil rata-rata berkisar antara enam hingga tujuh kali per hari. Meski demikian, buang air kecil sebanyak empat kali hingga sepuluh kali sehari masih tergolong normal, selama tidak disertai keluhan seperti nyeri, rasa tidak tuntas,
Dampak Sering Menahan Buang Air Kecil
1. Nyeri dan Ketidaknyamanan pada Kandung Kemih
Dilansir dari Alodokter dan Siloam Hospitals, salah satu dampak yang paling sering terjadi akibat menahan buang air kecil adalah munculnya rasa tidak nyaman hingga nyeri pada area kandung kemih. Kondisi ini disebabkan oleh keterbatasan kandung kemih dalam menampung urine. Ketika buang air kecil terus ditunda, urine akan menumpuk dan membuat kandung kemih meregang melebihi kapasitas normalnya.
Peregangan inilah yang kemudian memicu rasa nyeri. Jika kebiasaan menahan pipis dilakukan secara terus-menerus dalam jangka panjang, kandung kemih berisiko menjadi longgar permanen dan kehilangan kemampuan berkontraksi dengan baik. Akibatnya, penderitanya bisa mengalami kesulitan saat buang air kecil, bahkan pada kondisi tertentu tidak mampu mengeluarkan urine secara normal. Dalam kasus yang lebih serius, kondisi ini dapat memerlukan tindakan medis, seperti pemasangan kateter, untuk membantu mengeluarkan urine dari kandung kemih.
2. Memicu Terbentuknya Batu Kandung Kemih
Dilansir dari Siloam Hospitals dan Alodokter, kebiasaan menahan buang air kecil dapat membuat proses berkemih menjadi tidak tuntas sehingga masih ada sisa urine yang tertahan di dalam kandung kemih. Jika kondisi ini terjadi berulang dan berlangsung dalam jangka panjang, endapan urine tersebut berisiko memicu terbentuknya batu kandung kemih.
Batu kandung kemih dapat menimbulkan berbagai keluhan, seperti rasa nyeri atau perih saat buang air kecil, nyeri pada perut bagian bawah, hingga munculnya darah dalam urine. Selain itu, kondisi ini juga bisa membuat penderitanya merasa kesulitan untuk mengosongkan kandung kemih secara normal.
3. Meningkatkan Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Alodokter menjelaskan, kebiasaan menahan buang air kecil memang tidak langsung menyebabkan infeksi, tetapi dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih (ISK). Hal ini karena urine yang tertahan terlalu lama di kandung kemih dapat menjadi lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak, sehingga memicu infeksi.
Risiko ISK akan semakin besar pada orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti retensi urine, pembesaran prostat (benign prostatic hyperplasia/BPH), gangguan saraf pada kandung kemih (neurogenic bladder), atau penyakit ginjal. Pada kondisi tersebut, proses pengosongan kandung kemih sudah tidak optimal, sehingga menahan pipis dapat memperparah risiko infeksi.
4. Inkontinensia Urine
Mengutip dari Siloam Hospitals, kebiasaan menahan buang air kecil terlalu sering dapat meningkatkan risiko terjadinya inkontinensia urine, yaitu kondisi keluarnya urine tanpa bisa dikontrol. Hal ini terjadi karena otot kandung kemih dipaksa bekerja melebihi batasnya. Jika berlangsung terus-menerus, otot kandung kemih bisa kehilangan elastisitas dan kekuatannya, sehingga tidak lagi mampu menahan urine dengan optimal.
Infeksi yang berulang dapat mengiritasi kandung kemih dan mengganggu fungsi otot saluran kemih. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan kemampuan mengontrol buang air kecil, hingga akhirnya memicu kebocoran urine atau mengompol. Menahan pipis terlalu sering juga diyakini dapat menyebabkan atrofi atau penyusutan otot kandung kemih. Jika otot semakin melemah, risiko terjadinya inkontinensia urine pun akan semakin besar, terutama pada usia lanjut atau orang dengan kondisi medis tertentu.
5. Risiko Gangguan Pada Ginjal
Dilansir dari Alodokter, menahan buang air kecil terlalu lama dapat menyebabkan urine mengalir kembali ke ginjal. Kondisi ini berisiko menimbulkan pembengkakan ginjal yang dalam istilah medis dikenal sebagai hidronefrosis. Jika dibiarkan, tekanan akibat penumpukan urine dapat mengganggu fungsi ginjal. Gejala yang dapat muncul akibat kondisi ini antara lain nyeri di area punggung atau panggul, frekuensi buang air kecil yang berkurang, serta rasa nyeri atau tidak nyaman saat berkemih.
Selain itu, infeksi saluran kemih yang dipicu oleh kebiasaan menahan pipis juga berpotensi menyebar hingga ke ginjal. Infeksi ginjal merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera. Apabila terlambat ditangani, infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal permanen dan menurunkan fungsi ginjal dalam jangka panjang.
Menahan buang air kecil mungkin terasa sepele dan sering dianggap wajar, terutama saat sedang sibuk, malas ke kamar mandi, atau berada di situasi yang kurang memungkinkan. Padahal, kebiasaan ini bisa membawa dampak serius bagi kesehatan, mulai dari rasa nyeri pada kandung kemih, terbentuknya batu kandung kemi hingga gangguan fungsi ginjal yang berbahaya jika dibiarkan.
Oleh karena itu, penting untuk mulai lebih peka terhadap kebutuhan tubuh dan tidak membiasakan diri menahan pipis terlalu lama. Selain rutin buang air kecil saat muncul dorongan, pastikan juga asupan cairan harian tercukupi agar kesehatan saluran kemih tetap terjaga demi mencegah berbagai risiko kesehatan dan menjaga fungsi organ tetap optimal hingga jangka panjang.
Tag: #jangan #anggap #sepele #bahaya #menahan #buang #kecil #yang #bisa #berakibat #fatal #jika #jadi #kebiasaan