Pencinta Anabul Wajib Tahu! Ini 4 Bahaya Bulu Kucing, Terutama pada Penderita Alergi hingga Ibu Hamil
- Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang paling populer di Indonesia karena sifatnya yang lucu dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. Kucing dapat hidup di ruang yang luas maupun terbatas, sehingga cocok untuk berbagai jenis tempat tinggal termasuk rumah kecil atau apartemen.
Selain itu, kucing dikenal sebagai hewan yang bersih karena terbiasa menjilati tubuhnya untuk merawat bulu dan menjaga kebersihan. Namun, ketika kucing menggaruk tubuhnya terkadang banyak bulu yang berserakan dan menempel pada benda di rumah seperti baju, sofa, atau bahkan kasur.
Bagi kalian yang memelihara kucing di rumah, diharap agar memerhatikan aspek ini karena bulu kucing diyakini berdampak negatif bagi kesehatan. Jika tidak rutin membersihkan kawasan rumah dari bulu kucing, dikhawatirkan akan berdampak pada kesehatan dan menimbulkan risiko seperti alergi.
Penyakit yang Berisiko Ditimbulkan oleh Bulu Kucing
Kebiasaan kucing yang suka bermain di berbagai tempat, membuatnya berisiko terpapar kotoran dan membawa kuman yang berbahaya bagi kesehatan. Dikutip dari Halodoc, berikut terdapat beberapa risiko penyakit yang dapat muncul akibat paparan bulu kucing:
1. Reaksi Alergi
Reaksi alergi sebenarnya bukan disebabkan langsung oleh bulu kucing, melainkan oleh air liur dan urinenya. Saat kucing menjilat tubuhnya, air liur tersebut menempel pada bulunya.
Akibatnya, bulu yang terkontaminasi ini dapat memicu gejala mirip flu seperti mata gatal, bersin, pilek, dan peradangan sinus. Selain itu, paparan bulu kucing juga dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan asma.
2. Penyakit Cakaran Kucing (Cat Scratch Disease)
Infeksi bakteri Bartonella henselae dapat menular ke manusia melalui gigitan atau cakaran kucing. Penularan juga bisa terjadi secara tidak langsung, misalnya setelah membelai kucing lalu menyentuh mata dengan tangan yang sudah terkontaminasi.
Biasanya, dalam sekitar 10 hari akan muncul benjolan kecil yang dapat disertai keluhan lain seperti mual, muntah, demam, menggigil, kelelahan, peradangan, serta nyeri pada area kelenjar getah bening. Jika kamu mendapat reaksi setelah digigit atau dicakar kucing, sebaiknya segera periksa ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.
3. Kurap (Ringworm)
Infeksi jamur pada kulit juga dapat ditularkan melalui bulu kucing ketika seseorang menyentuh atau membelai kucing yang membawa spora jamur, lalu tidak segera mencuci tangan. Spora jamur tersebut dapat berpindah ke kulit manusia dan memicu infeksi, terutama jika kulit sedang lembap atau memiliki luka kecil.
Kondisi ini umumnya menyebabkan ruam melingkar, kemerahan, rasa gatal, hingga kulit mengelupas. Menjaga kebersihan tangan setelah memegang kucing, serta rutin memeriksa kesehatan hewan peliharaan menjadi langkah penting untuk mencegah infeksi.
4. Toksoplasmosis
Toksoplasmosis adalah salah satu penyakit yang sering dikhawatirkan banyak orang. Infeksi ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang terdapat dalam kotoran kucing yang telah terinfeksi.
Kucing biasanya mulai mengeluarkan parasit tersebut melalui feses sekitar 2–3 minggu setelah terinfeksi. Ketika kucing menjilati tubuhnya, parasit bisa menempel pada bulunya dan berpotensi berpindah ke manusia saat dibelai.
Infeksi toksoplasma yang ditularkan melalui bulu kucing ini dapat membahayakan kehamilan, karena dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi dan meningkatkan risiko keguguran. Inilah yang menjadi alasan kenapa seorang ibu hamil dianjurkan agar membatasi kontak dengan kucing.
Cara Aman Terhindar dari Risiko Bahaya Bulu Kucing
Dikutip dari Alodokter, terdapat beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari risiko penyakit akibat bulu kucing. Pertama, setelah menyentuh kucing atau membersihkan kandangnya, pastikan kamu mencuci tangan dengan air dan sabun hingga benar-benar bersih.
Berikutnya, kucing juga perlu dimandikan secara rutin menggunakan sampo khusus dan kandangnya harus dibersihkan secara teratur. Selain itu, sebaiknya batasi akses kucing ke area tertentu di rumah, terutama kamar tidur dan hindari kebiasaan membiarkannya tidur bersama.
Anak-anak pun harus dijauhkan dari tempat yang berpotensi terkontaminasi kotoran kucing. Jangan lupa untuk membawa kucing ke dokter hewan secara rutin serta memberikan vaksin agar kesehatannya terjaga dan risiko penularan penyakit dapat diminimalkan. (*)
Tag: #pencinta #anabul #wajib #tahu #bahaya #bulu #kucing #terutama #pada #penderita #alergi #hingga #hamil