Pneumonia pada Bayi, Ini Dampak Jangka Panjang dan Tanda Bahaya Menurut Dokter
Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.()
19:54
23 November 2025

Pneumonia pada Bayi, Ini Dampak Jangka Panjang dan Tanda Bahaya Menurut Dokter

Pneumonia pada bayi harus diwaspadai. Sebab, kondisi ini bisa memengaruhi kesehatan bayi dalam jangka panjang jika tidak tertangani dengan cepat.

Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A, Subsp.Resp(K), pneumonia bisa menyebabkan bayi kekurangan oksigen dalam waktu lama dan berdampak pada perkembangan otaknya.

"Ketika ada kekurangan oksigen pada otak pada saat pertumbuhan maka akan terjadi kerusakan sel-sel otak dan itu tidak bisa kembali, akibatnya potensi kecerdasan yang harusnya bisa dicapai berdasarkan genetiknya tidak optimal," jelas dr. Nastiti, dilansir dari Antara, Sabtu (22/11/2025).

Kondisi ini bisa turut memengaruhi kemampuan kognitif, kemampuan belajar, dan berbagai fungsi otak lainnya pada bayi.

Tidak hanya otak, pneumonia yang tidak tertangani juga dapat merusak paru-paru. Serangan pneumonia pada bayi bisa membuat fungsi paru turun drastis. 

"Paru-paru yang seharusnya 100 persen bekerja optimal karena kerusakan akibat pneumonia yang gagal diatasi dengan baik ini potensinya jadi untuk fungsinya tinggal 60 persen," ucap dia.

Hal ini membuat anak mudah sesak, cepat lelah, dan tidak bisa beraktivitas seperti teman-temannya.

Apa itu pneumonia pada bayi?

Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.Dok. Unsplash/Alex Pasarelu Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.

Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pneumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.

Pada balita, gejala pneumonia yang sering muncul meliputi batuk dan kesulitan bernapas.

Tingkat keparahan pneumonia bervariasi. Dr. Nastiti menjelaskan, kondisi gizi bayi, daya tahan tubuh, serta lingkungan ikut berperan.

Bayi dengan gizi baik dan tinggal di lingkungan sehat biasanya mengalami kondisi yang tidak terlalu berat ketika terserang pneumonia.

Pneumonia termasuk ancaman serius bagi anak-anak di dunia. Bahkan, dikutip dari laman Kemenkes tahun 2024, kematian akibat pneumonia terjadi setiap 43 detik. Artinya, ada 700.000 anak meninggal setiap tahunnya akibat pneumonia. 

Penyebab dan gejala pneumonia pada bayi

Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.Dok. Unsplash/Aditya Romansa Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.

Menurut dr. Nastiti, pneumonia disebabkan oleh beberapa jenis bakteri dan virus. Bakteri yang paling sering adalah streptococcus pneumoniae atau pneumococcus.

Sementara itu, virus yang juga sering menyebabkan pneumonia, antara lain hemovirus influenza, pertusis, klebsiella, RSV, rinovirus, dan parainfluenza.

Gejala pneumonia biasanya seperti flu biasa. Buah hati mengalami batuk, pilek, dan demam. Namun, gejala akan berkembang menjadi lebih berat jika sudah menyerang paru-paru.

Orangtua sebaiknya waspada bila anak memperlihatkan beberapa gejala berikut ini, di antaranya napas cepat, sesak napas, terlihat lemah, tarikan dinding dada ke dalam, kulit membiru, kejang, dan penurunan kesadaran.

Dr. Nastiti menambahkan, frekuensi napas adalah kunci mengenali pneumonia. Napas normal bayi tidak boleh lebih dari 60 kali per menit pada usia kurang dari dua bulan.

Sementara itu, pada usia dua bulan sampai satu tahun, tidak boleh lebih dari 50 kali per menit, dan di atas satu tahun batasnya adalah 40 kali per menit. Saturasi oksigen tidak boleh turun di bawah 95 persen.

Mengapa pneumonia harus cepat ditangani?

Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.Freepik/KamranAydinov Pelajari bahaya pneumonia pada bayi, dari gejala awal hingga penanganannya menurut dokter.

Kecepatan penanganan pneumonia menentukan peluang kesembuhan. Dr. Nastiti menuturkan, keterlambatan sering terjadi karena akses ke fasilitas kesehatan jauh atau kurangnya alat kesehatan, seperti oksigen.

"Memang faktor kecepatan pertolongan itu sangat mempengaruhi, teman-teman di daerah mohon maaf yang mungkin akses kesehatannya agak lama, menempuh jarak yang cukup jauh ke rumah sakit, keterbatasan oksigen, obat dan yang lain itu bisa menyebabkan angka kematian pada pneumonia tidak turun-turun," jelas dr. Nastiti.

Di negara berkembang, anak bisa meninggal akibat pneumonia karena terlambat dibawa ke rumah sakit. Hal tersebut disebabkan ketidaktahuan orangtua untuk mengenali gejala dan tanda bahaya pneumonia.

Oleh sebab itu, sebaiknya pastikan buah hati memperoleh imunisasi lengkap, sepert PCV, DPT dan HIB, agar lebih terlindung dari pneumonia.

Selain itu, jagalah pola makan anak, pastikan rumah punya sirkulasi udara yang baik, serta hindari asap rokok dan polusi udara.

Tag:  #pneumonia #pada #bayi #dampak #jangka #panjang #tanda #bahaya #menurut #dokter

KOMENTAR