Sering Merasa Pusing dan Lemas? Mungkin Itu Darah Rendah! Simak Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
Masyarakat kebanyakan lebih familiar dengan hipertensi atau penyakit yang seringkali identik dengan emosi sebagai pemicunya. Namun, pernahkah kamu tiba-tiba merasa pusing setelah duduk cukup lama atau sekelilingmu terasa berputar dan berkunang-kunang? Bukan halusinasi, tapi kemungkinan besar bisa saja itu adalah gejala darah rendah
Secara medis, Mayo Clinic menyebutkan darah rendah atau disebut juga hipotensi merupakan keadaan di mana tekanan darah konsisten menyentuh di bawah 90/60 mmHg. Kondisi ini mungkin terlihat sepele dan tidak berbahaya karena gejala yang tidak terlalu signifikan bahkan tanpa disadari. Namun, jika dibiarkan dapat menyebabkan kondisi yang fatal seperti kehilangan kesadaran.
Menurut Cleveland Clinic, tekanan darah rendah dapat menimbulkan beragam gejala yang bervariasi, mulai dari ringan hingga cukup mengganggu aktivitas harian. Gejala ini muncul karena aliran darah ke otak dan organ vital tidak mencukupi, sehingga tubuh mengalami kekurangan oksigen.
Sementara itu, Primaya Hospital juga menyebutkan bahwa penderita darah rendah sering kali mengalami keluhan seperti lemas, pusing, penglihatan kabur, hingga pingsan. Kondisi ini bisa datang tiba-tiba, terutama saat seseorang berdiri terlalu cepat, kurang cairan, atau sedang dalam kondisi kelelahan.
Berikut beberapa gejala umum darah rendah (hipotensi) yang perlu diwaspadai:
1. Pusing atau kepala terasa ringan
Salah satu tanda paling umum darah rendah, terjadi karena otak tidak mendapat cukup aliran darah sehingga tubuh merasa tidak seimbang.
2. Pingsan (sinkop)
Tekanan darah yang turun drastis bisa membuat pasokan darah ke otak berkurang, menyebabkan kehilangan kesadaran sementara.
3. Mual atau ketidaknyamanan di perut
Penurunan tekanan darah bisa mengganggu fungsi pencernaan dan menimbulkan rasa mual atau ingin muntah.
4. Penglihatan kabur atau berkunang-kunang
Aliran darah yang tidak stabil ke mata dapat membuat pandangan menjadi kabur, buram, atau berputar.
5. Kelelahan dan tubuh terasa lemas
Karena jaringan tubuh kekurangan oksigen, penderita hipotensi sering merasa cepat lelah meski tidak beraktivitas berat.
6. Kesulitan berkonsentrasi atau kebingungan
Otak yang kekurangan suplai darah dapat menyebabkan gangguan fokus, daya ingat, dan kewaspadaan.
7. Detak jantung cepat (berdebar-debar)
Jantung berusaha memompa lebih cepat untuk mengimbangi tekanan darah yang menurun.
8. Kulit pucat dan berkeringat dingin
Tubuh bereaksi terhadap penurunan tekanan darah dengan menyempitkan pembuluh darah, membuat kulit tampak pucat dan terasa dingin.
9. Merasa kehausan
Dehidrasi menjadi salah satu penyebab utama tekanan darah rendah, dan tubuh merespons dengan rasa haus berlebih.
10. Napas cepat dan dangkal
Saat tekanan darah turun, tubuh mencoba meningkatkan asupan oksigen dengan mempercepat pernapasan.
11. Nyeri punggung atau leher
Kadang muncul akibat aliran darah ke otot berkurang, terutama saat tekanan darah turun mendadak.
12. Perubahan perilaku atau agitasi
Pada beberapa kasus berat, penurunan suplai oksigen ke otak dapat menyebabkan perubahan perilaku atau kebingungan mendadak.
Darah rendah umumnya bisa disebabkan oleh berbagai hal mulai dari kebiasaan sehari-hari, kondisi medis tertentu, hingga efek obat. Darah rendah juga dapat terjadi karena tubuh gagal menjaga keseimbangan antara volume darah, kekuatan jantung memompa, dan resistensi pembuluh darah. Ketika salah satu faktor ini terganggu, tekanan darah bisa menurun secara signifikan.
Salah satu penyebab paling umum adalah hipotensi ortostatik, yaitu penurunan tekanan darah saat seseorang berdiri terlalu cepat dari posisi duduk atau berbaring. Kondisi ini terjadi karena tubuh tidak sempat menyesuaikan aliran darah ke otak, sehingga menyebabkan rasa pusing atau kepala berkunang.
Dalam kasus seperti penyakit Parkinson atau diabetes, saraf yang mengatur tekanan darah tidak bekerja optimal. Akibatnya, tubuh sulit menyesuaikan tekanan darah saat posisi berubah atau setelah makan. Kondisi ini dikenal sebagai hipotensi pasca-prandial, di mana tekanan darah turun karena aliran darah lebih banyak mengalir ke sistem pencernaan.
Selain itu, volume darah yang rendah juga sering menjadi penyebab hipotensi. Hal ini dapat terjadi karena perdarahan, cedera berat, atau dehidrasi akibat kehilangan cairan berlebih. Ketika darah yang bersirkulasi di tubuh berkurang, tekanan pun ikut menurun.
Kondisi medis serius seperti gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, emboli paru (pulmonary embolism), serangan jantung, atau bahkan paru-paru kolaps dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis. Situasi darurat lain seperti reaksi alergi berat (anafilaksis) dan infeksi berat (sepsis) juga bisa memicu pelebaran pembuluh darah secara ekstrem hingga mengakibatkan syok dimana kondisi berbahaya ketika organ vital tidak mendapat cukup oksigen.
Selain penyakit, obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan tekanan darah rendah. Menurut Cleveland Clinic, hal ini umum terjadi pada obat penurun tekanan darah, diuretik, obat gagal jantung, antidepresan, dan sebagainya. Namun, penting untuk tidak menghentikan konsumsi obat tanpa arahan dokter.
Pada ibu hamil, tekanan darah cenderung turun pada trimester awal hingga pertengahan karena perubahan sirkulasi darah yang mendukung pertumbuhan janin. Meskipun biasanya bersifat sementara, kondisi ini tetap perlu diawasi agar tidak mengganggu keseimbangan tubuh, Selain faktor-faktor di atas, paparan suhu ekstrem baik terlalu panas maupun terlalu dingin juga dapat memperparah efek hipotensi karena mempengaruhi pelebaran pembuluh darah dan aliran darah ke permukaan kulit.
Cara Mengatasi dan Mencegah Darah Rendah
Tidak semua kondisi tekanan darah rendah memerlukan pengobatan medis. Menurut Primaya Hospital, jika seseorang memiliki tekanan darah rendah tanpa gejala seperti pusing atau pingsan, umumnya tidak diperlukan tindakan khusus. Namun, ketika hipotensi menimbulkan keluhan, langkah penanganannya perlu disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya.
Salah satu cara paling sederhana adalah memastikan tubuh terhidrasi dengan baik. Minum air putih dalam jumlah cukup dapat membantu menjaga volume darah dan mencegah tekanan turun terlalu rendah. Selain itu, menambah asupan makanan atau minuman yang mengandung garam (sodium) juga bisa membantu menaikkan tekanan darah, meski tetap harus dikontrol agar tidak berlebihan terutama bagi yang memiliki risiko hipertensi.
Primaya Hospital juga menyarankan untuk menghindari perubahan posisi tubuh secara mendadak. Misalnya, ketika hendak berdiri dari posisi duduk atau berbaring, sebaiknya lakukan secara perlahan agar tubuh memiliki waktu menyesuaikan aliran darah ke otak dan mencegah rasa pusing tiba-tiba.
Selain itu, menjaga pola makan juga berperan penting. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, kaya akan zat besi, vitamin B12, dan folat dapat membantu mencegah anemia sebagai salah satu penyebab tekanan darah rendah.
Jika tekanan darah rendah disebabkan oleh efek samping obat-obatan, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter agar dosis dapat disesuaikan atau diganti dengan obat lain yang lebih aman. Jangan pernah menghentikan penggunaan obat tanpa petunjuk medis karena dapat memperburuk kondisi kesehatan.
Tekanan darah rendah memang sering dianggap sepele karena gejalanya bisa datang dan pergi tanpa disadari. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan, kondisi ini dapat mempengaruhi aktivitas harian dan bahkan membahayakan bila sudah mengganggu aliran darah ke organ penting.
Menjaga gaya hidup sehat menjadi kunci utama dalam pencegahannya. Mulailah dari langkah sederhana seperti mencukupi asupan cairan, memperhatikan pola makan, serta menghindari perubahan posisi tubuh secara mendadak.
Jika keluhan seperti pusing, lemas, atau pingsan muncul berulang kali, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan ditangani dengan tepat dan supaya kita bisa lebih sigap merawat diri dan mencegah risiko yang tidak diinginkan. (*)
Tag: #sering #merasa #pusing #lemas #mungkin #darah #rendah #simak #gejala #penyebab #cara #pencegahannya