Fakta Penting Tentang Alergi Makanan Anak dan Mitos Terbesarnya yang Masih Sering Disalahpahami
Ilustrasi alergi makanan pada anak (Freepik)
23:35
8 Mei 2025

Fakta Penting Tentang Alergi Makanan Anak dan Mitos Terbesarnya yang Masih Sering Disalahpahami



 Alergi makanan pada anak merupakan kondisi serius yang masih dikelilingi oleh banyak kesalahpahaman di masyarakat.

Alergi makanan adalah respons sistem imun yang tidak normal terhadap jenis makanan tertentu yang dianggap berbahaya oleh tubuh.

Pemahaman yang akurat mengenai alergi makanan anak dapat mencegah reaksi parah dan menyelamatkan nyawa.

Berikut fakta penting tentang alergi makanan anak dan mitos terbesarnya yang masih sering disalahpahami dilansir dari laman Healthcentral, Kamis (8/5):



1. Alergi Sudah Ada Sejak Lama

Riwayat alergi makanan bukanlah fenomena baru karena catatan tertua tentang kondisi ini ditemukan sejak 2700 SM. Keberadaannya mungkin tidak banyak dibicarakan di masa lalu karena kurangnya kesadaran medis.

Anak-anak pada generasi sebelumnya juga bisa memiliki alergi, tetapi sering kali tidak dikenali sebagai kondisi medis. Minimnya akses terhadap alat diagnosis dan pengobatan membuat kasus alergi tampak lebih langka.

2. Alergi Kini Lebih Umum
Peningkatan kasus alergi makanan anak terlihat nyata sejak akhir 1990-an hingga sekarang. Berdasarkan data dari FARE, kasus alergi meningkat sebesar 50% antara 1997 hingga 2011, dan meningkat lagi 50% antara 2007 hingga 2021.

Ketersediaan data medis dan teknologi diagnostik berkontribusi pada peningkatan pelaporan kasus. Penyebab pasti kenaikan ini masih diteliti, termasuk faktor lingkungan dan perubahan pola makan.

3. Tidak Semua Anak akan Sembuh
Beberapa alergi memang dapat hilang seiring pertumbuhan, namun sebagian besar bersifat permanen. Anak cenderung sembuh dari alergi terhadap telur, susu, gandum, dan kedelai.

Sebaliknya, alergi terhadap kacang tanah, kacang pohon, dan kerang lebih sering berlangsung seumur hidup. Tidak ada metode pasti untuk memprediksi apakah alergi akan hilang atau tidak.

4. Semua Alergi Bisa Berbahaya

Bukan hanya kacang yang bisa menimbulkan reaksi parah, tetapi juga makanan lain seperti susu dan gandum. Reaksi anafilaksis bisa disebabkan oleh berbagai jenis makanan, bukan hanya sembilan alergen utama.

Kesalahan umum adalah menganggap hanya kacang yang berisiko tinggi. Padahal semua alergi memiliki potensi membahayakan nyawa.

5. Belum Ada Obat, Hanya Pengobatan

Sampai saat ini belum ditemukan obat penyembuh alergi makanan secara permanen. Pengobatan seperti omalizumab (Xolair) membantu menurunkan risiko anafilaksis namun bukan solusi jangka panjang.

Terapi lain seperti imunoterapi oral (OIT) dan imunoterapi sublingual (SLIT) masih dalam tahap pengembangan. Keberhasilan terapi tergantung pada konsistensi dan pemantauan dokter.

6. Salah Informasi Bisa Membahayakan
Pernyataan keliru seperti "anak akan sembuh sendiri" dapat menurunkan kewaspadaan terhadap reaksi parah. Edukasi publik sangat penting untuk memastikan lingkungan anak tetap aman.

Kesalahpahaman juga bisa menyebabkan tekanan psikologis bagi keluarga. Pemahaman yang tepat mendukung upaya pencegahan dan penanganan.

7. Sistem Pendukung Kini Lebih Baik
Dibanding masa lalu, saat ini tersedia lebih banyak sumber daya dan sistem pendukung bagi keluarga yang menghadapi alergi makanan. Keberadaan alat seperti EpiPen dan klinik alergi telah memperbaiki kualitas hidup penderita.

Komunitas dan lembaga advokasi juga aktif memberikan informasi dan dukungan emosional. Kemajuan ini memberi harapan besar bagi masa depan penanganan alergi.

Pemahaman terhadap fakta dan mitos seputar alergi makanan anak dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif bagi pertumbuhan mereka.

Editor: Hanny Suwindari

Tag:  #fakta #penting #tentang #alergi #makanan #anak #mitos #terbesarnya #yang #masih #sering #disalahpahami

KOMENTAR