



6 Penyebab Rambut Rontok yang Wajib Dipahami agar Tidak Berujung Kebotakan
- Kerontokan rambut atau yang secara medis dikenal sebagai alopecia dapat terjadi pada area kulit kepala maupun pada seluruh bagian tubuh. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja, baik pria, wanita, maupun anak-anak.
Kerontokan rambut dalam jumlah tertentu setiap hari sebenarnya merupakan hal yang wajar sebagai bagian dari siklus alami pertumbuhan rambut. Berdasarkan informasi dari Mayo Clinic, rata-rata seseorang mengalami kerontokan sekitar 50 hingga 100 helai rambut per hari. Proses ini merupakan mekanisme alami tubuh, di mana rambut baru akan tumbuh untuk menggantikan rambut yang rontok.
Mengutip Cleveland Clinic, kondisi disebut sebagai alopecia atau kerontokan rambut ketika jumlah rambut yang rontok semakin banyak dan tidak diimbangi dengan pertumbuhan rambut baru. Rambut baru yang seharusnya menggantikan rambut yang hilang tidak tumbuh atau hanya tumbuh sedikit sehingga volume rambut tampak berkurang.
Ada berbagai penyebab yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kerontokan rambut, bahkan hingga mengalami kerontokan yang parah. Berikut ini penjelasan selengkapnya.
1. Faktor Genetik (Keturunan)
Penyebab kerontokan rambut yang paling umum adalah kondisi keturunan yang muncul seiring bertambahnya usia. Kondisi ini dikenal sebagai alopecia androgenik, atau pola kebotakan pada pria (male-pattern baldness) dan pola penipisan rambut pada wanita (female-pattern baldness).
Kerontokan jenis ini umumnya terjadi secara bertahap dengan pola yang bisa diprediksi: garis rambut yang mundur dan munculnya area botak pada pria, serta penipisan rambut di bagian mahkota kepala pada wanita.
2. Perubahan Hormonal dan Kondisi Medis
Beragam kondisi bisa memicu kerontokan rambut, baik yang bersifat permanen maupun sementara. Ini termasuk perubahan hormonal akibat kehamilan, pascamelahirkan, menopause, dan masalah tiroid. Selain itu, ada beberapa kondisi medis spesifik seperti:
- Alopecia areata: Penyakit autoimun yang menyebabkan kerontokan rambut berbentuk bercak.
- Infeksi kulit kepala: Contohnya kurap (ringworm).
- Trikotilomania: Gangguan kejiwaan yang ditandai dengan kebiasaan menarik rambut secara kompulsif.
3. Obat-obatan dan Suplemen
Kerontokan rambut juga bisa menjadi efek samping dari obat-obatan tertentu. Beberapa di antaranya adalah obat untuk kanker, radang sendi (arthritis), depresi, masalah jantung, asam urat, dan tekanan darah tinggi. Jika Anda mengalami kerontokan rambut setelah mengonsumsi obat tertentu, konsultasikan dengan dokter.
4. Terapi Radiasi pada Kepala
Pasien yang menjalani terapi radiasi di area kepala mungkin mengalami kerontokan rambut. Dalam beberapa kasus, rambut yang tumbuh kembali setelah terapi mungkin tidak sama seperti sebelumnya, baik dari segi tekstur maupun ketebalan.
5. Stres Berat
Banyak orang mengalami penipisan rambut secara umum beberapa bulan setelah mengalami guncangan fisik atau emosional yang sangat berat. Jenis kerontokan rambut ini biasanya bersifat sementara dan akan pulih seiring waktu setelah stres mereda.
6. Gaya Rambut dan Perawatan Kimia
Penataan rambut yang berlebihan atau gaya rambut yang menarik rambut dengan kencang, seperti kuncir kuda atau kepang jagung (cornrows), bisa menyebabkan jenis kerontokan rambut yang disebut traction alopecia. Perawatan rambut menggunakan minyak panas atau proses pengeritingan permanen juga bisa menyebabkan rambut rontok. Jika kondisi ini menimbulkan luka pada kulit kepala, kerontokan rambut bisa menjadi permanen.
Tag: #penyebab #rambut #rontok #yang #wajib #dipahami #agar #tidak #berujung #kebotakan