



Gejala Pneumonia Bilateral, Penyakit yang Sempat Dialami Paus Fransiskus
Paus Fransiskus dilaporkan meninggal dunia pada Senin (2/4/2025), di Vatikan, Roma.
Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Romawi Suci, menyatakan bahwa Paus sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Gemelli, Roma, akibat pneumonia bilateral.
Paus Fransiskus dirawat selama 38 hari sebelum kembali ke Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihan.
Bapa Suci wafat pada usia 88 tahun, setelah sebelumnya masih sempat memimpin perayaan Paskah di hadapan puluhan ribu umat Katolik pada Minggu, 20 April 2025.
Apa itu pneumonia bilateral?
Mengutip dari Healthline, pneumonia bilateral, atau dikenal juga sebagai double pneumonia, adalah infeksi yang menyerang kedua paru-paru secara bersamaan.
Kondisi ini menyebabkan peradangan pada alveoli (kantung udara di paru-paru), yang kemudian terisi oleh cairan atau nanah, sehingga mengganggu pertukaran oksigen dan menyebabkan kesulitan bernapas.
Penyebabnya bisa berupa infeksi bakteri, virus, atau jamur. Pada lansia, pneumonia bilateral dapat menjadi sangat serius karena sistem kekebalan tubuh yang melemah dan adanya penyakit penyerta seperti penyakit jantung atau paru-paru kronis.
Gejala pneumonia bilateral pada lansia
Melansir dari National Library of Medicine, gejala pneumonia bilateral dapat bervariasi, namun pada lansia, gejala mungkin tidak selalu khas. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
- Demam tinggi atau, pada beberapa kasus, suhu tubuh yang lebih rendah dari normal
- Batuk, yang bisa disertai dahak
- Sesak napas atau napas cepat
- Nyeri dada yang memburuk saat batuk atau bernapas
- Kelelahan ekstrem
- Kebingungan atau perubahan kesadaran
Pada lansia, gejala seperti kebingungan atau penurunan kesadaran bisa menjadi tanda awal yang lebih menonjol dibandingkan demam atau batuk.
Mengapa lansia rentan terhadap pneumonia bilateral?
Dikutip dari West Hartford Health, seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan fungsi, membuat lansia lebih rentan terhadap infeksi seperti pneumonia.
Faktor risiko tambahan termasuk adanya penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru kronis.
Selain itu, lansia yang mengalami kesulitan menelan atau memiliki gangguan neurologis juga berisiko lebih tinggi terkena pneumonia akibat aspirasi.
Tips mencegah pneumonia bilateral
Pencegahan pneumonia pada lansia dapat dilakukan melalui vaksinasi, seperti vaksin pneumokokus dan influenza.
Menjaga kebersihan tangan, menghindari paparan asap rokok, dan memastikan nutrisi yang baik juga penting.
Jika gejala pneumonia muncul, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat, yang mungkin meliputi pemberian antibiotik, terapi oksigen, atau perawatan di rumah sakit tergantung pada tingkat keparahan.
Tag: #gejala #pneumonia #bilateral #penyakit #yang #sempat #dialami #paus #fransiskus