Ingin Respons Cepat Saat Krisis? Latih Sistem 1 dan 2 Otak Anda Mulai dari Sekarang
Ilustrasi Pria berpikir (freepik)
07:36
16 Juni 2025

Ingin Respons Cepat Saat Krisis? Latih Sistem 1 dan 2 Otak Anda Mulai dari Sekarang

 

 - Dalam situasi kritis, kemampuan Anda mengambil keputusan cepat bisa menjadi penentu antara selamat atau celaka. 

Dalam hitungan detik, tubuh dan pikiran dipaksa memilih tanpa ruang untuk ragu. 

Namun, mengapa sebagian orang mampu bertindak secara tepat di tengah tekanan ekstrem, sementara yang lain justru membeku?

Ilmu pengetahuan telah menjelaskan fenomena ini melalui pendekatan dua sistem pemikiran yang dikenal sebagai Sistem 1 dan Sistem 2. 

Dengan memahami cara kerja kedua sistem tersebut, Anda dapat melatih diri untuk merespons secara optimal dalam kondisi darurat tanpa kehilangan akal sehat.

Simak penjelasannya yang telah dihimpun dari Psychology Today pada Minggu (15/06).

1. Mengenal Sistem 1 dan Sistem 2 dalam Pengambilan Keputusan

Konsep dua sistem pemikiran diperkenalkan oleh Daniel Kahneman dalam karyanya yang terkenal Thinking, Fast and Slow

Sistem 1 bekerja secara otomatis, cepat, dan sering kali berdasarkan intuisi. 

Ini adalah bagian dari otak Anda yang aktif saat menghadapi bahaya mendadak seperti saat melihat celah di pesawat dan langsung melompat demi menyelamatkan diri.

Sebaliknya, Sistem 2 bersifat lebih lambat, penuh pertimbangan, dan logis. 

Ia berfungsi ketika Anda sedang menyusun strategi, menimbang pilihan, atau menyelesaikan soal matematika. 

Dalam situasi normal, Sistem 2 memungkinkan Anda membuat keputusan dengan data dan evaluasi yang lebih dalam.

Kunci utama untuk bertahan dalam tekanan ekstrem adalah mengenali kapan harus mempercayai Sistem 1 dan kapan harus memberi ruang pada Sistem 2. 

Dengan kesadaran ini, Anda bisa melatih respons yang lebih adaptif terhadap berbagai ancaman.

2. Kasus Nyata: Vishwash Kumar dan Naluri Penyelamatan

Peristiwa tragis jatuhnya pesawat Air India AI171 pada Juni 2025 menyisakan satu kisah luar biasa. 

Vishwash Kumar Ramesh, satu-satunya penumpang yang selamat, dipercaya berhasil bertahan karena posisi kursinya yang dekat pintu darurat dan lebih penting lagi, karena pengambilan keputusan yang cepat dan naluriah.

Saat pesawat mengalami kerusakan fatal, Ramesh tidak menunggu instruksi atau berpikir panjang. 

Ia mengenali peluang di tengah kekacauan: pintu darurat yang terbuka sebagian. Dengan memanfaatkan momen tersebut, ia keluar dari reruntuhan sebelum semuanya terlambat.

Kisah ini memperlihatkan bagaimana Sistem 1 bekerja secara aktif dalam situasi berbahaya. 

Tanpa perhitungan rumit, otak langsung mengenali pola dan bereaksi untuk bertahan hidup. 

Ini menjadi bukti nyata bahwa naluri yang terasah dapat menyelamatkan nyawa.

3. Melatih Kepekaan Sistem 1 Melalui Simulasi dan Refleksi

Anda tidak bisa meramalkan semua bencana yang mungkin terjadi. 

Namun, Anda bisa mempersiapkan respons mental yang cepat dan efektif melalui latihan dan pembiasaan. 

Simulasi kondisi darurat, misalnya, membuat otak Anda terbiasa mengenali sinyal bahaya dan merespons dengan segera.

Refleksi juga penting. Setelah mengalami situasi genting baik nyata maupun imajinatif luangkan waktu untuk menilai apa yang telah Anda lakukan dan apa yang seharusnya dilakukan. 

Ini melatih sistem naluriah Anda agar lebih terkalibrasi di masa depan.

Kesiapan mental semacam ini dapat menjadi aset penting dalam berbagai konteks, mulai dari kecelakaan lalu lintas, kebakaran, hingga situasi kerja yang menuntut keputusan cepat. 

Semakin Anda memahami pola kerja Sistem 1, semakin besar peluang Anda untuk bertindak secara efektif.

4. Kapan Anda Harus Mengandalkan Sistem 2?

Meskipun kecepatan sering kali dibutuhkan dalam keadaan darurat, tidak semua situasi membutuhkan reaksi spontan. 

Dalam pengambilan keputusan jangka panjang seperti karier, keuangan, atau relasi personal Sistem 2 lebih relevan. 

Keputusan semacam ini memerlukan logika, data, dan pertimbangan mendalam.

Sistem 2 memungkinkan Anda menghindari bias yang sering muncul saat bergantung pada naluri semata. 

Ia juga memberi ruang untuk mengevaluasi dampak keputusan dalam jangka panjang, sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh Sistem 1 yang serba cepat.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk melatih keduanya. 

Bukan hanya cepat dalam berpikir, tetapi juga tepat dalam memilih metode berpikir yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi.

5. Menghindari Bahaya dengan Kesadaran Situasional

Salah satu strategi terbaik dalam pengambilan keputusan di bawah tekanan adalah meningkatkan kesadaran situasional Anda. 

Ini bukan sekadar kewaspadaan fisik, melainkan juga kepekaan mental terhadap potensi ancaman dan peluang yang tersembunyi.

Dengan menyadari posisi Anda, pintu darurat terdekat, atau tanda-tanda bahaya di sekitar, Anda akan lebih siap dalam menghadapi keadaan darurat. 

Kesadaran ini secara otomatis mengaktifkan Sistem 1 dan membuat reaksi Anda lebih cepat serta akurat.

Latihan mindfulness, observasi, dan pengenalan pola dapat membantu meningkatkan kesadaran situasional. 

Semakin sadar Anda terhadap lingkungan, semakin kuat intuisi Anda dalam mengambil keputusan yang menyelamatkan.

6. Latih Sistem Anda, Percayai Naluri Anda

Kehidupan sering kali menempatkan Anda dalam posisi harus memilih secara cepat. 

Dalam situasi seperti itu, naluri bukanlah musuh, melainkan sekutu. 

Namun, agar naluri Anda bisa diandalkan, ia perlu dilatih dan diperkaya oleh pengalaman serta refleksi.

Pendekatan dua sistem bukan hanya teori psikologi ia adalah alat hidup. 

Dengan mengenal keduanya, Anda bisa menjadi pribadi yang cepat, tepat, dan tangguh menghadapi tekanan.

Jadi, mulai hari ini, perhatikan cara Anda berpikir dan bereaksi. 

Latih kepekaan Anda. Karena ketika detik-detik kritis itu datang, keputusan Anda bisa menjadi penyelamat diri Anda sendiri dan mungkin juga orang lain.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #ingin #respons #cepat #saat #krisis #latih #sistem #otak #anda #mulai #dari #sekarang

KOMENTAR