Kebiasaan Makan yang Memicu Sakit Kepala: Hubungan Pola Diet, Waktu Makan, dan Migrain
Ilustrasi kebiasaan makan memicu sakit kepala. (Freepik)
16:17
6 April 2025

Kebiasaan Makan yang Memicu Sakit Kepala: Hubungan Pola Diet, Waktu Makan, dan Migrain

Rasa sakit kepala yang muncul tiba-tiba bisa jadi berkaitan erat dengan pola makan harian, termasuk waktu dan jenis makanan yang dikonsumsi.

Sakit kepala merupakan sensasi nyeri yang berasal dari interaksi antara otak, pembuluh darah, dan saraf di sekitarnya.

Memahami kaitan antara pola makan dan sakit kepala dapat membantu mencegah kemunculan nyeri yang mengganggu aktivitas harian.

Berikut kebiasaan makan yang memicu sakit kepala tentang hubungan pola diet, waktu makan, dan migrain dilansir dari laman Healthcentral, Minggu (6/4):

1. Waktu Makan Berperan Penting

Melewatkan waktu makan dapat menyebabkan kadar glukosa turun secara drastis. Penurunan ini memicu kontraksi otot yang menimbulkan sakit kepala.

Jadwal makan yang konsisten menjaga kestabilan kadar gula darah. Makan teratur juga membantu menjaga energi tetap optimal.

2. Asupan Kalori yang Terlalu Rendah

Mengurangi kalori secara ekstrim dapat memicu rasa lapar berkepanjangan. Tubuh akan merespons dengan stres metabolik yang memengaruhi sistem saraf.

Akibatnya, otak menerima sinyal yang memicu rasa sakit. Menjaga kecukupan kalori membantu menjaga sistem saraf tetap seimbang.

3. Dehidrasi sebagai Pemicu Umum

Kekurangan cairan menurunkan volume darah dan mengganggu pasokan oksigen ke otak. Keadaan ini menjadi pemicu umum sakit kepala tipe tegang.

Minum air dalam jumlah cukup sepanjang hari membantu menjaga fungsi tubuh optimal. Delapan gelas air setara 1.900 ml direkomendasikan setiap hari.

4. Makanan Tertentu Bisa Menjadi Pemicu

Produk olahan seperti daging asap, keju tua, dan makanan tinggi MSG kerap memicu migrain. Kandungan tertentu dalam makanan dapat mempengaruhi pembuluh darah otak.

Menghindari pemicu spesifik membantu mengurangi frekuensi serangan. Menyusun daftar makanan yang dikonsumsi sangat membantu identifikasi.

5. Komposisi Tubuh Mempengaruhi Risiko

Berat badan ekstrim, baik berlebih maupun kurang, berkaitan dengan risiko migrain lebih tinggi. Hormon dan neurotransmitter yang mengatur rasa lapar dapat memicu migrain.

Hipotalamus memainkan peran penting dalam hubungan ini. Perubahan berat badan harus dikelola secara bertahap dan sehat.

6. Keseimbangan Nutrisi Mencegah Lonjakan Glukosa

Kombinasi karbohidrat kompleks, protein rendah lemak, dan serat membantu menjaga energi tetap stabil. Hindari konsumsi makanan tinggi gula sederhana tanpa pendamping.

Ketidakseimbangan nutrisi dapat memicu fluktuasi gula darah. Konsumsi makanan beragam menjaga kondisi tubuh tetap prima.

7. Catatan Makan Membantu Deteksi Pola

Mencatat makanan dan waktu makan memudahkan identifikasi penyebab sakit kepala. Informasi ini bisa menjadi bahan evaluasi bersama tenaga kesehatan.

Pola yang konsisten sering kali lebih terlihat melalui pencatatan harian. Data konkret mempercepat proses penanganan.

Menyesuaikan kebiasaan makan secara sadar dapat menjadi langkah sederhana namun efektif untuk mengurangi frekuensi sakit kepala. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #kebiasaan #makan #yang #memicu #sakit #kepala #hubungan #pola #diet #waktu #makan #migrain

KOMENTAR