Guru Besar FKUI Tegaskan Vape Tidak Efektif untuk Membuat Orang Berhenti Merokok 
Ilustrasi vape atau rokok elektrik. Salah satu alasan penggunaan Vape sendiri adalah sebagai sarana untuk berhenti rokok konvensional. Padahal hal ini menurut dokter tidaklah efektif. 
12:50
9 Januari 2024

Guru Besar FKUI Tegaskan Vape Tidak Efektif untuk Membuat Orang Berhenti Merokok 

- Pengguna rokok elektrik atau yang sering dikenal dengan vape ini terus alami peningkatan. 

Dalam rentang 10 tahun yaitu sejak 2011-2021 prevalensi perokok vape pada usia 15 tahun ke atas adalah 3 persen atau 10 kali lipat.

Hal ini disampaikan oleh Guru Besar dalam Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, SpP(K).

Salah satu alasan penggunaan Vape sendiri adalah sebagai sarana untuk berhenti rokok konvensional. 

Menurut dr Agus, vape menurutnya tidak efektif membuat orang berhenti merokok konvensional. 

Lebih lanjut ia menjelaskan setidaknya ada delapan syarat yang harus dipenuhi.

Pertama, vape bisa membuat seseorang berhenti menggunakan rokok konvensional. 

 "Faktanya dual user (perokok konvensional  dan perokok elektrik) kita tinggi,"ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa (9/1/2024). 

Kedua, tidak digunakan secara terus-menerus. Faktanya, kata dr Agus kalau pun rokok konvensional berhenti, vape elektrik tetap digunakan seterusnya. 

Ketiga memperbaiki atau membantu mereka yang ingin berhenti merokok.

"Ternyata bukti ilmiah berbagai jurnal tidak terbukti 100 persen membuat berhenti merokok. Mungkin 70 persen tidak berhasil sehingga tidak terbukti efektif," tegasnya. 

Keempat, tidak boleh dipakai kalau menimbulkan risiko baru. 

Rokok elektrik Rokok elektrik (freepik)

Berdasarkan berbagai penelitian dan temuan,  rokok elektronik terbukti memberikan bahaya kesehatan meski tidak ada tar. 

Tar sendiri zat kimia partikel padat atau solid carbon yang hanya dihasilkan ketika rokok sudah dibakar yang bersifat karsinogenik. 

"Data (dampak) pada manusia beberapa laporan sudah ada, jadi tetap berisiko," tegasnya. 

Kelima, penggantinya harus membantu mengurangi risiko perokok.

Namun ternyata Vmvape sama-sama memberikan risiko kesehatan pada perokok.

Keenam, butuh modalitas supervisi atau pihak profesional untuk berhenti merokok .

"Faktanya tidak ada surpevisi. Alasannya berhenti merokok tapi dipakai terus-terusan," imbuhnya. 

Ketujuh ada penurunan dosis nikotin. Misalnya, awal nikotin yang dikonsumsi adalah 30 miligram, lalu turun jadi  15 miligram dan seterusnya. 

"Orang pakai rokok elektrik (Vape) 3 mg terus, bahkan naik. Naik jadi 6 mg- 8mg,itu terjadi," tambahnya. 

Kedelapan, perlu ada evaluasi setelah menggunakannya. Terapi berhenti merokok kata dr Agus butuh tiga bulan, setelah itu evaluasi. 

"Kalau berhenti, rokok elekronik juga berhenti kan alat bantu. Namun sebaian besar orang yang mau berhenti malah merokok elektrik dan seterusnya," kata Agus.

"Rokok elektronik tidak memenuhi syarat berhenti merokok karena tidak memenuhi delapan syarat itu," pungkasnya. 

Editor: Anita K Wardhani

Tag:  #guru #besar #fkui #tegaskan #vape #tidak #efektif #untuk #membuat #orang #berhenti #merokok

KOMENTAR