Program Electrifying Agriculture PLN: Bantu Petani Hemat Biaya dan Tingkatkan Produksi
- Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) menunjukkan kontribusi signifikan dalam modernisasi sektor pertanian di Indonesia.
Dengan menyediakan akses listrik untuk kegiatan pertanian, perikanan, perkebunan, dan peternakan, PLN membantu para petani meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya operasional.
Pada 2024, program EA telah berhasil menarik lebih dari 300.000 pelanggan atau meningkat 53.539 pelanggan dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak 246.996 pelanggan.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa program EA dirancang untuk mendorong adopsi teknologi berbasis listrik di sektor agrikultur.
Program tersebut memungkinkan petani untuk menghemat biaya. Hal ini seperti yang dialami kelompok tani di Ponorogo yang berhasil menurunkan biaya operasional hingga 300 persen dengan menggunakan pompa air listrik.
Inisiatif tersebut selaras dengan komitmen PLN untuk menciptakan creating shared value (CSV), yang menggabungkan keuntungan ekonomi dengan manfaat sosial.
“Dengan pemanfaatan teknologi agrikultur berbasis listrik, ekosistem pertanian menjadi lebih modern, yang kemudian berdampak pada peningkatan produktivitas petani,” ujar Darmawan ujarnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (16/1/2025).
Pertumbuhan penjualan dan pelanggan
Petugas PLN sedang melakukan pengecekan listrik untuk pompa pengairan sawah di Kampung Telaga Sari, Merauke, Papua Selatan. Melalui program Electrifying Agriculture, kini produktivitas para petani di kampung tersebut semakin meningkat.
Tidak hanya itu, program EA juga berdampak langsung pada peningkatan penjualan listrik PLN. Sepanjang 2024, daya tersambung dalam program ini mencapai 4.203,36 mega volt ampere (MVA) dengan konsumsi listrik sebesar 6,17 terawatt hour (TWh).
Penjualan listrik dari sektor agrikultur tumbuh sebesar 10,15 persen, disertai peningkatan pendapatan PLN sebesar 9,35 persen secara tahunan (YoY).
Lewat program EA, Darmawan mengatakan bahwa PLN berdedikasi untuk menjamin akses energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern untuk semua.
“Kami juga ingin berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan di Indonesia melalui penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat, serta memastikan ketahanan pangan dengan gizi yang sehat, sesuai dengan visi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto,” imbuhnya.
Menghemat biaya operasional
Komandan Satuan Tugas Pertahanan Pangan (Dansatgas Hanpangan) Kementerian Pertanian (Kementan) Mayor Jenderal TNI, Ahmad Rizal Ramdhani menjelaskan bahwa penggunaan pompa air listrik, salah satu teknologi yang diterapkan melalui Program EA, terbukti dapat mengurangi pengeluaran operasional secara signifikan dibandingkan pompa berbahan bakar solar.
"Targetnya, dengan adanya EA, produktivitas petani dapat meningkat. Menggunakan pompa listrik akan lebih hemat biayanya dibandingkan dengan pompa air berbahan bakar solar," ujarnya.
Manfaat tersebut dirasakan langsung oleh Kelompok Tani (Poktan) Mekar Sari di Desa Sukorejo, Ponorogo, Jawa Timur.
Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Gatot menyampaikan bahwa dengan kehadiran listrik, pengeluaran untuk operasional pompa pertanian berkurang hingga 300 persen.
“Dengan menggunakan pompa listrik, kami dapat menghemat pengeluaran yang sebelumnya mencapai Rp 1.500.000 jika menggunakan pompa diesel, kini hanya Rp 500.000. Ini membantu kami meningkatkan produksi pertanian,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dydik Rudi Prasetya menambahkan bahwa program tersebut juga mendukung sistem pengairan sumur yang berdampak pada peningkatan indeks pertanaman (IP) Padi di Ponorogo hingga mencapai IP 400.
“Ponorogo kini menjadi objek panen raya dengan IP 200, IP 300, hingga IP 400 berkat listrik masuk ke sawah yang digunakan untuk kebutuhan pengairan,” ucapnya.
Tag: #program #electrifying #agriculture #bantu #petani #hemat #biaya #tingkatkan #produksi