Rupiah Jeblok, Harga BBM Subsidi Bisa Terancam Naik?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berencana akan membahas nasib harga BBM di tengah pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Namun, dirinya belum memastikan apakah harga BBM bisa alami kenaikan setelah nilai tukar rupiah merosot.
Untuk diketahui, nilai tukar rupiah telah merosot hingga Rp 16.400 per 1 USD. Hal ini membuat asumsi pemerintah menjadi tidak sesuai apa yang ada di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Kekinian, pemerintah juga telah menahan harga non subsidi yang dijual oleh PT Pertamina (Persero) sejak Maret 2024 lalu.
"Nanti akan ada pembahasan tersendiri. Tetapi kan jumlahnya sudah jelas (kuota BBM). Untuk subsidi tidak ada perubahan," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/6/2024).
Baca Juga: Alasan Jokowi Sebut Konser Taylor Swift dan Coldplay Jadi Penyebab Kurs Rupiah Turun
Secara terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui rembetan pelemahan rupiah bisa berimbas pada subsidi bahan bakar minyak.
Pasalnya, dalam penyusunan APBN 2024, pemerintah menggunakan asumsi nilai tukar di bawah Rp 16.000. Dengan begitu, hal ini berimbas pada belanja negara yang menggunakan uang asing
"Maka akan terjadi pengaruhnya terhadap belanja-belanja yang denominasi menggunakan mata uang asing, seperti subsidi listrik, BBM, yang sebagian bahannya adalah impor, maka ada efek rembesan itu dari rupiah yang bergerak ke dalam jumlah subsidi, belanja subsidi BBM, listrik, dan LPG," beber dia.
Menurut Bendahara Negara ini, jika harganya tak berubah, maka volume subsidi disesuaikan dengan yang telah ditetapkan pada asumsi kurs di UU APBN 2025.
"Tapi sekarang deviasi, harga minyak sesuai asumsi tapi juga ada deviasi," pungkas dia.
Baca Juga: Harga Emas dan Dolar AS Diprediksi Terus Naik, Nasib Rupiah Makin Suram?