155
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersiap memberikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/11/2024). (Salman Toyibi/Jawa Pos)
16:54
11 Desember 2024
Defisit APBN hingga November 2024 Tembus Rp 401,8 Triliun, Menkeu Sri Mulyani: Belanja Negara Naik Cukup Tajam
- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, hingga akhir November 2024, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tercatat sebesar Rp 401,8 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan dengan posisi Oktober 2024 yang sebesar Rp 309,2 triliun. "Sampai dengan akhir November defisit APBN mencapai Rp 401,8 triliun di dalam APBN kita 2024," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang dipantau secara daring, Rabu (11/12). Meski meningkat, Sri Mulyani memastikan bahwa angka tersebut masih 76,8 persen dari defisit yang ditetapkan dalam Undang-undang APBN 2024. Realisasi defisit masih belum melampaui batas maksimal yang ditetapkan dalam UU APBN 2024 sebesar Rp 522,8 triliun. "Total defisit anggaran di dalam UU APBN mencapai Rp 522,8 triliun. Jadi defisit Rp 401,8 triliun masih di bawah Rp 522,8 triliun. Makanya kita sebut 76,8 persen dari defisit yang ada di UU APBN 2024 atau -1,81 persen dari PDB kita," sambungnya. Lebih lanjut, mantan Kepala Bappenas ini juga memastikan meskipun postur APBN secara total defisit, tetapi keseimbangan primernya masih tercatat surplus sebesar Rp 47,1 triliun. "Ini memang suatu yang tetap kita jaga meskipun cukup berat karena tekanan belanja cukup besar, sementara pendapatan negara kita baru mau mulai pulih kembali," lanjutnya. Dalam kesempatan ini, Menkeu juga membeberkan bahwa hingga akhir November 2024, pemerintah sudah memperoleh pendapatan negara sebesar Rp 2.492,7 triliun. Itu artinya, pemerintah telah mengantongi 89 persen dari target yang ditetapkan sesuai dengan UU APBN 2024. Ia menyebut, ada kenaikan sebesar 1,3 persen dalam pendapatan yang diperoleh pemerintah. Hal ini merupakan momentum positif setelah sebelumnya pendapatan negara sempat mendapat tekanan luar biasa pada Juli dan Agustus 2024, utamanya untuk pajak dan bea cukai. "Pendapatan negara kita mendapatkan tekanan yang luar biasa besar sampai dengan bulan Agustus, itu kalau kita lihat pendapatan negara terutama dari pajak dan bahkan bea cukai sejak tahun lalu itu tekanannya luar biasa," ujar Sri Mulyani. "Sehingga untuk mendapatkan positif gross itu juga merupakan sesuatu yang turn around yang sangat kita harapkan akan terus terjaga momentumnya. Ini adalah suatu momen yang cukup positif," sambungnya. Meski begitu, ia menilai bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih cukup baik dalam 2-3 tahun terakhir. Adapun hingga akhir November 2024 belanja negara telah mencapai Rp 2.894,5 triliun. "Belanja negara untuk sampai dengan akhir November telah terbelanjakan sebesar Rp 2.894,5 triliun. Ini artinya 87 persen dari pagu anggaran yang ada di dalam UU APBN kita. Kenaikannya cukup tajam sebesar 15,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu," pungkasnya.
Editor: Estu Suryowati
Tag: #defisit #apbn #hingga #november #2024 #tembus #4018 #triliun #menkeu #mulyani #belanja #negara #naik #cukup #tajam