Tidak Hanya di Indonesia, Kasus Harga Beras Mahal Juga Terjadi di Berbagai Negara
Sebagai salah satu bahan pokok pangan, kebutuhan beras tentu sangat tinggi untuk konsumsi sehari-hari.
Nasi berada di urutan kedua sebagai makanan pokok paling penting di dunia setelah jagung. Tidak hanya di Indonesia, nasi juga menjadi makanan pokok di negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Karibia.
Dilansir dari World Atlas, nasi menyumbang 16,5% asupan kalori global yang berarti lebih dari 1 miliar orang di dunia asupan utamanya adalah nasi.
Nasi juga menjadi makanan pokok dari setengah populasi manusia, terutama di negara-negara berkembang. Naiknya harga beras tentu akan berdampak pada manusia dan negara-negara tersebut.
Dilansir dari South China Morning Post, setidaknya ada tiga penyebab terjadinya krisis beras secara global ini diantaranya adalah iklim, kebijakan pemberhentian sementara ekspor beras di India, dan terjadinya konflik di Timur Tengah.
Iklim: Fenomena El Nino dan La Nina
Fenomena El Nino yang terjadi pada tahun 2023 mengakibatkan kemarau berkepanjangan hingga kekeringan khususnya di wilayah Asia yang berdampak pada gagalnya panen pada tahun tersebut.
Gagal panen ini dikarenakan kurangnya kandungan air yang ada di dalam tanah sehingga membuat padi tidak tumbuh dengan maksimal.
Setelah kemarau panjang, dilanjutkan dengan fenomena La Nina pada awal tahun 2024 yang mengakibatkan curah hujan relatif tinggi yang berpotensi banjir.
Peristiwa ini juga memberikan dampak buruk bagi lahan pertanian karena tingginya kadar air juga akan menimbulkan gagal panen lagi.
Akibat dari fenomena ini Indonesia mengalami pengurangan jumlah produksi beras sebanyak 2,8 juta ton beras. Hal ini juga yang kemudian menyebabkan terjadinya kenaikan harga beras yang tidak wajar karena jumlah produksi beras yang lebih sedikit dibandingkan jumlah konsumsi.
Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh Presiden Jokowi bahwa naiknya harga beras juga karena perubahan iklim yang mengakibatkan gagal panen.
Kebijakan pemberhentian sementara ekspor beras di India
Kejadian naiknya harga beras ini juga terjadi di India sebagai penghasil beras terbanyak kedua di dunia.
Narendra Modi, Perdana Menteri India membuat kebijakan yang menunjukkan pemerintah pro rakyat dengan menjanjikan bahan pokok India terpenuhi dan tidak terjadi kenaikan harga ekstrim pada bahan pokok.
Kebijakan ini dilakukan untuk menarik simpati rakyat India agar memilih Narendra Modi kembali menjadi Perdana Menteri India dalam Pemilu India tahun ini. Hal ini juga yang membuat India memberhentikan sementara kegiatan ekspor beras ke negara-negara lain.
Meskipun India mempunyai jumlah produksi beras di bawah China, ternyata angka ekspor beras India merupakan yang terbesar di dunia, diikuti oleh Thailand dan Vietnam.
Hal ini dikarenakan harga beras di India yang relatif murah sehingga banyak negara yang memilih impor beras dari negara Bollywood tersebut. Negara yang sering mengimpor beras dari India adalah negara-negara berkembang, salah satunya Afrika.
Dampak dari kebijakan India terkait pemberhentian sementara ekspor beras itu membuat terhambatnya pasokan beras di Afrika yang pada akhirnya mengakibatkan krisis pangan di negara tersebut.
Adanya Konflik di Timur Tengah
Penyebab ketiga naiknya harga beras adalah karena masih berlanjutnya konflik di Timur Tengah. Terjadinya konflik di Laut Merah saat ini mengakibatkan kapal dagang dari negara-negara lain harus memutar arah dan mencari jalur baru untuk menghindari konflik.
Kapal-kapal dagang yang terafiliasi dengan Israel yang melintasi Laut Merah akan diserang oleh HOUTHI yang merupakan kelompok bersenjata di Yaman berasal dari Zaidi.
Salah satu kapal dagang yang merasakan dampak ini adalah kapal dagang yang membawa komoditas dari India menuju Afrika dan melewati Terusan Suez.
Hal ini mengharuskan kapal dagang untuk mengubah rute lebih jauh untuk menghindari serangan HOUTHI. Selain semakin jauh, perubahan rute juga tentu akan menghabiskan biaya atau anggaran lebih.
Dari dampak tersebut, India memutuskan untuk menjual komoditas ke dalam negeri saja karena jika dipaksa untuk ekspor akan memakan biaya yang lebih banyak.
Kegiatan ekspor beras di India ini memegang 40 persen ekspor beras di dunia sehingga jika India berhenti mengekspor beras ke negara-negara lain, utamanya negara berkembang maka akan sangat berdampak bagi negara tersebut.
Tag: #tidak #hanya #indonesia #kasus #harga #beras #mahal #juga #terjadi #berbagai #negara