Kilau Bitcoin Meredup pada 2025, Investor Global Lebih Suka Emas Fisik
- Narasi Bitcoin sebagai emas digital kian kehilangan daya pikat sepanjang 2025. Di saat ketidakpastian global meningkat dan kebutuhan akan aset lindung nilai menguat, investor justru lebih memilih emas fisik ketimbang mata uang kripto terbesar di dunia tersebut.
Perbedaan kinerja yang mencolok antara emas dan Bitcoin tahun ini mempertegas perubahan preferensi pasar.
Mengutip The Guardian, Rabu (24/12/2025), sepanjang tahun ini harga emas melonjak sekitar 70 persen dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) dan terus mencetak rekor tertinggi baru. Sebaliknya, Bitcoin justru melemah sekitar 6 persen.
Korelasi yang selama ini kerap diharapkan investor, bahwa Bitcoin akan bergerak searah dengan emas di masa krisis, nyatanya tak terwujud. Alih-alih menjadi pelindung nilai, Bitcoin justru tertinggal jauh.
Padahal, secara teori, kondisi global tahun ini seharusnya menjadi lahan subur bagi Bitcoin. Ketegangan geopolitik berlangsung sepanjang tahun, mulai dari konflik di berbagai kawasan hingga ketidakjelasan arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Ketidakpastian tersebut biasanya mendorong investor mencari aset aman.
Dari sisi fiskal, situasi AS juga jauh dari kata solid. Defisit anggaran masih besar dan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan rasio utang AS meningkat dari 125 persen menjadi 143 persen terhadap pendapatan nasional pada 2030.
Jika Bitcoin benar-benar berfungsi sebagai lindung nilai terhadap pelemahan mata uang akibat kebijakan pemerintah, kondisi tersebut seharusnya menjadi katalis positif.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Investor global lebih percaya pada emas sebagai instrumen defensif. Bahkan perak, yang kerap menjadi aset alternatif emas, mampu mencatatkan kinerja lebih baik dibandingkan Bitcoin.
Dari sudut pandang teknologi, Bitcoin juga tidak banyak terbantu oleh euforia kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Sepanjang 2025, saham-saham teknologi berbasis AI menunjukkan performa kuat, mencerminkan minat investor terhadap sektor inovatif. Namun, limpahan sentimen positif itu tidak secara signifikan mengalir ke pasar kripto.
Lingkungan regulasi pun sebenarnya relatif mendukung. Produk investasi kripto seperti exchange-traded fund (ETF) kini dipasarkan oleh lembaga keuangan besar. Regulator di sejumlah negara, termasuk Inggris, mulai membuka jalan bagi pengaturan pasar kripto yang lebih jelas.
Namun, masuknya Bitcoin ke arus utama keuangan justru memudarkan citra “aset revolusioner” yang selama ini menjadi daya tariknya.
Ketika Bitcoin mulai diperlakukan layaknya kelas aset biasa oleh institusi keuangan besar, daya tarik spekulatifnya ikut berkurang. Indikator minat publik juga menunjukkan tren serupa. Pencarian daring terkait Bitcoin cenderung stagnan, tak lagi melonjak seperti pada periode euforia sebelumnya.
Perbedaan arah pergerakan emas dan Bitcoin semakin kentara sejak Oktober 2025. Pada periode tersebut, Bitcoin mengalami aksi jual tajam di pasar yang relatif tipis. Dalam waktu sekitar enam pekan, nilai pasar kripto global menyusut lebih dari 1 triliun dollar AS. Harga Bitcoin turun dari puncak sekitar 126.000 dollar AS pada awal Oktober ke kisaran 87.000 dollar AS saat ini.
Pasar Saham
Berbeda dengan Bitcoin, pasar saham dan logam mulia relatif cepat pulih setelah tekanan. Emas bahkan melanjutkan reli hingga mencetak rekor baru, menegaskan statusnya sebagai aset aman pilihan utama investor.
Dalam catatan risetnya, analis Deutsche Bank menyebutkan sejumlah faktor yang menekan Bitcoin tahun ini. Faktor tersebut antara lain sentimen “risk-off” di pasar global, sinyal kebijakan moneter ketat dari bank sentral AS (The Fed), momentum regulasi kripto yang tidak sekuat ekspektasi, likuiditas pasar yang menipis, arus keluar dana institusi, serta aksi ambil untung investor jangka panjang.
Analis Deutsche Bank menilai, koreksi Bitcoin kali ini berbeda dari kejatuhan sebelumnya yang lebih banyak dipicu spekulasi ritel. Penurunan tahun ini terjadi di tengah partisipasi institusi yang signifikan, dinamika kebijakan, dan tekanan makroekonomi global. Hal tersebut membuat proses pemulihan dinilai tidak semudah siklus-siklus sebelumnya.
“Apakah bitcoin akan stabil setelah koreksi ini masih belum pasti. Berbeda dengan kejatuhan sebelumnya yang terutama didorong spekulasi ritel, penurunan tahun ini terjadi di tengah keterlibatan institusi yang signifikan, perkembangan kebijakan, dan tren makro global,” ungkap Analis Deutsche Bank.
Meski demikian, pendukung setia Bitcoin tetap meyakini setiap koreksi sebagai peluang beli. Sejarah menunjukkan, Bitcoin beberapa kali mampu bangkit setelah penurunan tajam. Namun, 2025 meninggalkan tanda tanya besar tentang peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai.
Ketika kebutuhan akan perlindungan nilai benar-benar meningkat, investor global justru lebih percaya pada emas, bahkan perak, ketimbang aset digital yang belum berhasil diadopsi luas sebagai alat tukar.
Di akhir tahun, pasar tampak mulai mengevaluasi ulang posisi Bitcoin dalam portofolio investasi. Gairah spekulatif yang dulu mengiringi pergerakannya dinilai tak lagi sekuat sebelumnya, menandai fase baru dalam perjalanan aset kripto di pasar keuangan global.
Pemulihan Bitcoin
Mengutip BlockchainReporter, pasar aset global kembali menunjukkan dinamika menarik menjelang akhir tahun 2025. Bitcoin bisa bangkit ke level 90.000 dollar AS, sementara harga emas justru mencetak rekor tertinggi baru. Pergerakan ini mencerminkan perubahan strategi investor yang masih cenderung berhati-hati di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sejumlah prediksi sebelumnya menilai pemulihan Bitcoin ke kisaran 90.000 dollar AS sebagai skenario optimistis, bahkan lonjakan ke level 100.000 dollar AS dinilai kecil kemungkinannya terjadi dalam waktu dekat. Namun, memasuki pekan terakhir perdagangan tahun ini, sentimen pasar terhadap aset kripto mulai membaik.
Pada 22 Desember, Bitcoin kembali menembus level 90.000 dollar AS setelah lebih dari sepekan bergerak di bawah area tersebut. Pada hari yang sama, harga emas sebagai aset lindung nilai tradisional justru mencatatkan rekor tertinggi baru di atas 4.400 dollar AS per ons.
Sejumlah analis menilai kondisi ini menunjukkan bahwa arus modal global masih lebih banyak digunakan untuk melindungi portofolio dari risiko makro ekonomi, bukan untuk mengambil risiko secara agresif. Hal ini sekaligus menjelaskan mengapa sepanjang 2025, emas mampu mengungguli sebagian besar kelas aset, termasuk Bitcoin.
Memasuki 2026, pandangan terhadap Bitcoin mulai lebih berimbang. Untuk akhir Desember 2025, proyeksi harga Bitcoin berada di kisaran 92.000-94.000 dollar AS. Jika pasar keuangan global mendapatkan dorongan musiman berupa “Santa Claus rally”, Bitcoin berpeluang menguji area 95.000 dollar AS.
Meski demikian, secara tahunan Bitcoin tercatat kalah kinerja dibandingkan emas, sebuah kondisi yang relatif jarang terjadi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Namun, untuk 2026, sejumlah analis memperkirakan ceritanya bisa berbeda.
Dengan posisi awal yang relatif lebih rendah dibandingkan emas, Bitcoin dinilai memiliki ruang pemulihan yang lebih besar, terutama jika aliran dana institusi ke aset digital terus berlanjut. Dalam skenario tersebut, level psikologis 100.000 dollar AS dinilai berpeluang kembali diuji pada awal tahun depan.
Di sisi lain, koin berbasis emas seperti PAX Gold (PAXG) tetap menarik perhatian investor kripto. Sepanjang 2025, PAXG mencatatkan kinerja yang solid seiring kenaikan harga emas yang mencapai sekitar 68,5 persen secara year to date (Ytd).
Bahkan dalam skenario Bitcoin yang bullish pada 2026, aset kripto berbasis emas dinilai tetap relevan sebagai instrumen lindung nilai dan sarana diversifikasi portofolio.
Selain Bitcoin dan emas, perhatian sebagian investor juga mulai tertuju pada aset kripto berbasis utilitas dan teknologi, khususnya yang menggabungkan kecerdasan buatan. Aset-aset ini dinilai menawarkan potensi pertumbuhan yang berbeda karena tidak hanya berfungsi sebagai instrumen investasi, tetapi juga memiliki kegunaan nyata dalam ekosistem digital.
Disclaimer: Artikel ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual aset kripto dan emas. Keputusan investasi menjadi tanggung jawab investor. Pastikan melakukan riset mandiri sebelum menentukan pilihan.
Tag: #kilau #bitcoin #meredup #pada #2025 #investor #global #lebih #suka #emas #fisik