Ada Kredit Nganggur Rp 2.509,4 T, BI: Dunia Usaha Masih Menahan Diri
Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Solikin M. Juhro dalam Taklimat Media di Jakarta, Senin (22/12/2025).(KOMPAS.com/ISNA RIFKA SRI RAHAYU)
08:48
23 Desember 2025

Ada Kredit Nganggur Rp 2.509,4 T, BI: Dunia Usaha Masih Menahan Diri

– Kredit perbankan sebenarnya tersedia melimpah, tetapi belum sepenuhnya dimanfaatkan dunia usaha. Bank Indonesia mencatat kredit nganggur atau undisbursed loan per November 2025 mencapai Rp 2.509,4 triliun, mencerminkan sikap pelaku usaha yang masih menahan diri menarik pinjaman baru.

Nilai tersebut setara 23,18 persen dari total plafon kredit yang disediakan perbankan. Tingginya kredit yang belum dicairkan ini dinilai berkaitan erat dengan lemahnya permintaan kredit di tengah ketidakpastian pemulihan ekonomi.

Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia Solikin M Juhro mengatakan, pelaku usaha dan rumah tangga masih bersikap wait and see sebelum memutuskan mengambil kredit.

“Kenapa kok kredit itu enggak sekuat tahun lalu? Kita lihat pertama dari sisi demand, korporasi dan rumah tangga ini kebetulan memang angka-angka undisbursed loan atau komitmen pinjaman yang enggak ditarik. Jadi pinjaman bisa diambil tapi enggak ditarik. Kenapa? Mereka masih ‘ini ekonominya benar menggeliat gak?’, mereka masih wait and see,” ujar Solikin dalam Taklimat Media di Jakarta, Senin (22/12/2025).

Kondisi tersebut berdampak pada laju pertumbuhan kredit perbankan. Pada November 2025, kredit hanya tumbuh 7,74 persen secara tahunan, meski naik dibandingkan Oktober 2025 sebesar 7,36 persen. Angka ini masih jauh di bawah pertumbuhan kredit November 2024 yang mencapai 10,79 persen.

Solikin menjelaskan, di tengah pemulihan ekonomi yang belum merata, dunia usaha cenderung mengandalkan dana internal atau sumber pendanaan lain. Salah satu pertimbangannya adalah penurunan suku bunga kredit yang dinilai belum cukup cepat.

Tercatat, suku bunga kredit baru turun 24 basis poin dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi 8,96 persen pada November 2025. Sementara itu, BI rate telah turun 125 basis poin menjadi 4,75 persen.

“Daripada saya ngambil ke bank, mendingan saya pakai duit saya sendiri. Kenapa? Karena mungkin bisa saja suku bunganya masih tinggi,” ucap Solikin.

Respons BI soal Kredit Nganggur

Untuk merespons kondisi tersebut, Bank Indonesia menyatakan akan memperkuat koordinasi dengan para pemangku kepentingan guna mendorong permintaan kredit.

Upaya ini dilakukan melalui instrumen makroprudensial reguler yang dibarengi penguatan koordinasi kebijakan bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Selain itu, BI juga berupaya membangun kepercayaan terhadap prospek perekonomian nasional agar dunia usaha lebih berani memanfaatkan fasilitas kredit perbankan.

“Kebijakan itu harus kredibel dan diorkesasikan dengan baik sehingga masyarakat itu gak merasa was was,” kata Solikin.

Respons OJK soal Kredit Nganggur

Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai tingginya kredit nganggur justru menyimpan potensi peningkatan realisasi kredit ke depan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyebut, besarnya undisbursed loan menunjukkan masih adanya ruang penarikan kredit untuk mendukung ekspansi usaha.

“Dengan adanya komitmen kredit atau pembiayaan yang besar tersebut, terdapat potensi peningkatan realisasi kredit di masa mendatang,” ujar Dian dalam jawaban tertulis RDKB November 2025, dikutip Selasa (23/12/2025).

Menurut Dian, kredit nganggur diperkirakan akan termoderasi seiring membaiknya kondisi ekonomi, meningkatnya kepercayaan pelaku usaha, serta penyesuaian strategi bisnis perbankan. Pemulihan sejumlah sektor ekonomi, ditopang kebijakan fiskal dan moneter, dinilai akan memperkuat konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.

Ia menambahkan, sejumlah faktor berpotensi mempercepat pertumbuhan kredit, antara lain transmisi kebijakan moneter yang semakin efektif, tren penurunan suku bunga pinjaman, serta percepatan belanja pemerintah dan investasi swasta.

Optimisme tersebut juga tercermin dari peningkatan aktivitas manufaktur. PMI Manufaktur Indonesia pada November 2025 tercatat naik menjadi 53,50, dibandingkan Oktober 2025 sebesar 51,20.

“OJK secara aktif senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah dan stakeholders lainnya termasuk yang tergabung dalam KSSK terkait berbagai kebijakan dalam rangka melakukan monitoring dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.

Tag:  #kredit #nganggur #25094 #dunia #usaha #masih #menahan #diri

KOMENTAR