BSN Resmi Beroperasi, Bidik Peran Katalis Industri Perbankan Syariah
Direksi Bank Syariah Nasional (BSN) menyapa nasabah di hari pertama operasional perseroan, Senin (22/12/2025).(DOK. BANK SYARIAH NASIONAL)
14:00
22 Desember 2025

BSN Resmi Beroperasi, Bidik Peran Katalis Industri Perbankan Syariah

PT Bank Syariah Nasional (BSN) resmi memulai operasionalnya secara nasional pada Senin (22/12/2025).

Ini menandai babak baru perjalanan bank syariah hasil pemisahan (spin-off) dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN).

Beroperasinya BSN di seluruh jaringan kantor cabang di Indonesia menjadi tindak lanjut atas persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada November 2025.

Setelah mengantongi izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bank Syariah Nasional (BSN) pada Kamis (2/10/2025), resmi diluncurkan.DOK. BANK SYARIAH NASIONAL Setelah mengantongi izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PT Bank Syariah Nasional (BSN) pada Kamis (2/10/2025), resmi diluncurkan.

Dengan visi menjadi mitra utama keuangan keluarga yang berkah dan amanah, manajemen BSN menyatakan optimisme bahwa bank ini dapat mengambil peran strategis sebagai katalisator pertumbuhan industri perbankan syariah nasional.

Kehadiran BSN juga mempertegas arah kebijakan penguatan perbankan syariah yang selama beberapa tahun terakhir didorong oleh regulator, termasuk Otoritas Jasa Keuangan (OJK), guna meningkatkan skala usaha dan daya saing bank syariah di Indonesia.

Direktur Utama BSN Alex Sofjan Noor mengatakan, dimulainya layanan operasional secara serentak bagi seluruh nasabah menunjukkan perseroan telah melangkah sesuai dengan peta jalan (roadmap) yang telah ditetapkan sejak proses spin-off dirancang.

“Peresmian operasional BSN pada hari ini merupakan hasil kerja keras dari rangkaian proses panjang yang dilalui perseroan dengan dukungan kuat para pemangku kepentingan. Kami percaya, dengan kekuatan fundamental yang dimiliki BSN serta peluang yang masih terbuka luas di ekosistem perbankan syariah, perseroan dapat meningkatkan kinerja sekaligus memantapkan posisi sebagai katalisator,” ujar Alex dalam keterangan tertulis, Senin.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

Menurut Alex, momentum beroperasinya BSN menjadi titik awal bagi perseroan untuk mengimplementasikan strategi bisnis yang lebih ekspansif dan agile.

Strategi tersebut diarahkan untuk menjaga pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan, sekaligus memperluas jangkauan layanan kepada masyarakat yang selama ini belum terlayani optimal oleh perbankan syariah.

Peluang pasar perbankan syariah masih terbuka lebar

Alex menilai, meskipun industri perbankan syariah telah mengalami pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir, masih terdapat banyak ceruk pasar yang belum tergarap secara maksimal.

Selama ini, pembiayaan syariah dinilai masih sangat terkonsentrasi pada sektor perumahan, khususnya pembiayaan pemilikan rumah (KPR) syariah.

Di luar sektor tersebut, menurut Alex, terdapat berbagai produk dan layanan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan, seperti tabungan emas, tabungan haji dan umrah, hingga gadai emas.

Produk-produk ini dinilai memiliki daya tarik kuat, seiring dengan karakteristik kebutuhan masyarakat muslim di Indonesia.

“Ekosistem perbankan syariah di Indonesia masih banyak yang belum digarap. Misalnya di luar ekosistem perumahan, produk dan layanan seperti tabungan emas, tabungan haji dan umrah, hingga gadai emas,” kata Alex.

Ia menambahkan, peluang tersebut semakin besar mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.

Berdasarkan data terbaru, jumlah penduduk Muslim di Indonesia mencapai sekitar 242,7 juta jiwa. Kondisi ini menjadi pasar potensial yang sangat besar bagi pengembangan produk dan layanan keuangan berbasis prinsip syariah.

Peluang pasar yang luas tersebut juga tercermin dari masih rendahnya tingkat inklusi keuangan syariah.

Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.SHUTTERSTOCK/YURIY K Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 yang dirilis OJK, Indeks Inklusi Keuangan Syariah tercatat baru mencapai 12,88 persen.

Angka ini masih jauh di bawah Indeks Literasi Keuangan Syariah (ILKS) yang telah mencapai 39,11 persen pada periode yang sama.

Menurut Alex, data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat pada dasarnya sudah mengenal dan memahami produk serta layanan perbankan syariah. Namun, tantangan utamanya terletak pada aspek aksesibilitas dan kemudahan layanan.

“Masyarakat sudah mengetahui produk dan layanan perbankan syariah. Hanya saja, tantangannya adalah mempermudah masyarakat dalam mengakses produk dan layanan perbankan syariah,” ujarnya.

Fokus digital dan optimalisasi jaringan kantor

Untuk menjawab tantangan tersebut, BSN menempatkan pengembangan layanan berbasis digital sebagai salah satu fokus utama strategi bisnis.

Digitalisasi dinilai menjadi kunci untuk menjangkau segmen masyarakat yang lebih luas, termasuk generasi muda dan pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang membutuhkan layanan perbankan yang cepat dan mudah.

Di sisi lain, BSN juga tetap mengandalkan kekuatan jaringan fisik yang dimiliki untuk melakukan penetrasi pasar secara langsung.

Saat ini, BSN mengoperasikan 35 Kantor Cabang Syariah, 76 Kantor Cabang Pembantu Syariah, serta 589 Kantor Layanan Syariah yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Jaringan tersebut akan dimaksimalkan untuk menjangkau target konsumen di wilayah operasional masing-masing, sekaligus memperkuat peran bank dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat lokal.

Alex Sofjan Noor resmi menjadi Direktur Utama pertama Bank Syariah Nasional.Akun LinkedIn Alex Sofjan Noor Alex Sofjan Noor resmi menjadi Direktur Utama pertama Bank Syariah Nasional.

“Kami menggabungkan pendekatan digital dan daring agar produk-produk BSN semakin mudah diakses oleh individu maupun pelaku usaha. Strategi ini tentunya juga perlu dibarengi dengan edukasi yang berkelanjutan dan memastikan produk dan layanan syariah ini untuk semua kalangan masyarakat,” jelas Alex.

Pendekatan hibrida antara digital dan jaringan fisik sejalan dengan arah pengembangan perbankan nasional yang selama ini juga ditekankan oleh regulator.

Dalam berbagai kesempatan, OJK menyatakan bahwa transformasi digital perbankan harus tetap inklusif dan memperhatikan karakteristik geografis Indonesia yang beragam.

Kinerja keuangan tumbuh dua digit

Dari sisi kinerja, BSN mencatatkan pertumbuhan yang solid sebelum resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.

Mengacu pada laporan keuangan per September 2025, saat masih berstatus sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) BTN, pembiayaan yang disalurkan tercatat meningkat sebesar 19,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Nilai pembiayaan tersebut tumbuh menjadi Rp 51,1 triliun, dibandingkan Rp 42,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan peningkatan aktivitas pembiayaan, khususnya di segmen-segmen utama yang selama ini menjadi fokus UUS BTN.

Sementara itu, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) juga menunjukkan kinerja positif. Hingga kuartal III 2025, DPK tercatat tumbuh 19,3 persen (yoy), dari Rp 47,7 triliun pada kuartal III 2024 menjadi Rp 56,9 triliun pada periode yang sama tahun ini.

Pertumbuhan pembiayaan dan DPK tersebut turut mendorong kenaikan aset perseroan. Per 30 September 2025, total aset tercatat mencapai Rp 68,4 triliun atau tumbuh 18,4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.SHUTTERSTOCK/IMRANKADIR Ilustrasi keuangan syariah, ekonomi syariah.

Dalam berbagai pemberitaan sebelumnya, sejumlah analis menilai bahwa kinerja UUS BTN yang konsisten tumbuh dua digit menjadi salah satu faktor penting yang mendorong keputusan spin-off.

Pemisahan unit usaha syariah menjadi bank umum syariah dinilai akan memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengembangan bisnis, termasuk dari sisi permodalan dan ekspansi produk.

Penguatan skala melalui penggabungan usaha

Selain spin-off, penguatan struktur dan skala bisnis BSN juga dilakukan melalui penggabungan UUS BTN dengan Bank Victoria Syariah. Langkah ini memperbesar kapasitas aset dan jaringan, sekaligus memperkuat posisi BSN di industri perbankan syariah nasional.

Hasil penggabungan tersebut menjadikan BSN sebagai bank umum syariah terbesar kedua di Indonesia.

Per November 2025, total aset BSN tercatat mencapai Rp 71,3 triliun. Dengan skala tersebut, BSN memiliki ruang yang lebih luas untuk memperbesar pembiayaan dan memperluas ekspansi pasar.

“BSN akan memaksimalkan ini untuk memperbesar pembiayaan dan memperluas ekspansi pasar. Kami ingin semua pihak dapat menikmati produk dan layanan tepercaya BSN yang berkah dan amanah,” ujar Alex.

Dalam konteks industri, konsolidasi dan penguatan skala bank syariah dinilai menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan daya saing terhadap bank konvensional.

Selama ini, pangsa pasar perbankan syariah nasional masih berada di kisaran 7 hingga 8 persen dari total aset perbankan nasional, meskipun Indonesia memiliki basis penduduk Muslim terbesar di dunia.

Kepastian dan perlindungan untuk nasabah

 

Ilustrasi bank.FREEPIK/PCH.VECTOR Ilustrasi bank.

Terkait proses transisi dari UUS BTN menjadi BSN, manajemen memastikan bahwa perubahan tersebut tidak berdampak negatif terhadap nasabah. Alex menegaskan, seluruh proses peralihan dilakukan secara terstruktur dan sesuai dengan ketentuan regulator.

Dengan demikian, nasabah tetap dapat menikmati produk dan layanan perbankan seperti biasa, tanpa harus melakukan perubahan administrasi dalam waktu dekat. Jika terdapat penyesuaian atau informasi yang perlu diketahui nasabah, BSN akan menyampaikannya melalui saluran komunikasi resmi.

“Peralihan dari Unit Usaha Syariah BTN menjadi BSN tidak berdampak terhadap nasabah. Proses transisi dilakukan secara terstruktur serta sesuai ketentuan regulator. Kami memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah adalah prioritas utama BSN,” kata Alex.

Langkah ini sejalan dengan prinsip perlindungan konsumen yang selama ini ditekankan oleh OJK dalam setiap proses restrukturisasi maupun spin-off perbankan.

Regulator menekankan bahwa kepentingan nasabah harus tetap menjadi perhatian utama, termasuk dari sisi keamanan dana dan keberlanjutan layanan.

Dengan mulai beroperasinya BSN secara nasional, industri perbankan syariah Indonesia memasuki fase baru penguatan struktur dan skala usaha.

Ke depan, dinamika persaingan dan inovasi produk di sektor ini diperkirakan akan semakin intens, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan yang sesuai prinsip syariah.

Tag:  #resmi #beroperasi #bidik #peran #katalis #industri #perbankan #syariah

KOMENTAR